“Apakah... saya boleh bertanya sesuatu sama kamu?” Yesaya bertanya dengan ragu. “Iya, boleh.” Sofia akan menjawab dengan senang hati. Wajahnya bahkan tersenyum. “Bolehkah— saya melakukan tes DNA untuk bayi kembar kamu?” Detik itu juga senyuman hangat di wajah Sofia langsung memudar dan berubah menjadi pasi. Debaran jantung yang hebat tidak mampu Sofia hindari. Dia panik dan sangat ketakutan. Hal yang paling membuatnya tidak ingin bertemu apalagi sampai menerima bantuan dari Yesaya adalah hal ini. Hal yang dia anggap sangat buruk karena dia sadar siapa ayah dari bayi kembarnya. Manusia yang bisa saja berkuasa atas haknya karena uang banyak yang dimiliki olehnya. Keduanya pun saling terdiam satu sama lain sambil menyatukan netra diantara mereka dengan perasaan yang sama, perasaan pen