Jinseok mendengus kesal dengan kedua alis mata menukik karena rambut depannya tersingkap. Dahinya terekspos dengan sempurna menambah ketampanannya yang memang sudah sangat tampan. Suasana hatinya tentu tidak baik. Memutar bola mata sambil memutar-mutar ponsel menunggu berbunyi. Tapi tak kunjung ada hasil, sama seperti pintu yang tak terbuka juga. Padahal jelas sekitar lima belas menit lewat dua puluh tiga detik yang lalu dia menghubungi Taeri meminta datang ke ruangannya, namun nihil. Asisten pribadi pertama yang beraninya bersikap seperti ini. Dengan segala rasa amarah karena merasa Taeri tidak profesional, ia hendak menuju ruangan si wanita. Berniat untuk memecat saat itu juga. Jinseok tidak dapat bekerja dengan orang yang tak kompeten. Ketika sampai di ruangan Taeri, Jinseok tak menemu