BAB 8 - Declaration of love

1702 Words
"Leyna." Leyna membalikan tubuhnya membelakangi Jensen lalu beranjak pergi meninggalkan pria itu. Leyna tak peduli ketika laki-laki itu memanggil namanya. Leyna terus berjalan hingga langkahnya terhenti saat seseorang meraih pergelangan tangannya. Jensen berdiri tepat di sebelah nya, Leyna mendongak dan tatapan mereka bertemu. "Ada apa!." "jangan menghindariku."Leyna melihat ke arah pergelangan tangannya yang digenggam Jensen, ia mencoba menarik tangannya namun genggaman itu terlalu erat, Leyna menatap Jensen protes lalu ia mencoba menarik tangannya lagi namun Jensen tak menghiraukannya. "Apa yang kau lakukan?." "Jangan menghindariku!."Ucap Jensen tak suka dengan sikap Leyna yang terus-menerus menjauh darinya, menghindarinya. "Kenapa kita harus saling menghubungi!."Jensen hanya diam menatap Leyna yang kini juga sedang menatapnya, beberapa saat mereka hanya saling memandang satu sama lain. Bibir Jensen mengatup rapat rahangnya mengetat, tatapannya turun nampak marah. Leyna tak tahu apa yang Jensen pikirkan laki-laki itu hanya diam hingga kesabaran Leyna habis ia menarik tangannya hingga terlepas namun Jensen kembali menggenggam pergelangan tangannya. "Aku ingin dekat denganmu."Leyna membeku di tempatnya berdiri saat ini, matanya mengerjap bingung rasanya aneh mendengar kata yang baru saja keluar dari bibir Jensen. Tidak percaya, Leyna terkekeh pergelangannya terlepas dari genggaman Jensen. Sebelah alis Jensen menyerngit bingung, Leyna menarik diri dan menatap Jensen dengan wajah geli. "Jangan bercanda denganku. Itu tidak lucu."Dalam hati yang terdalam Leyna barharap ini benar, jantungnya berdebar keras hingga Leyna dapat mendengarnya sendiri. "Apa aku terlihat sedang bercanda. Ini memang singkat tapi... kau seolah memberikanku rasa yang aku sendiri tak tahu kenapa, rasa ini terasa asing tapi membuatku nyaman. Jadi...,"Jensen mengerjapkan kedua matanya, perkataan ini membuat Jensen gugup, ia tak pernah berkata segugup ini pada seseorang."Aku ingin dekat denganmu." Leyna tak tahu harus berkata apa. Tatapan Jensen nampak serius yang membuat Leyna membisu. Leyna menurunkan pandangannya menatap kedua sepatunya lalu menatap tanaman yang terpajang di pinggiran toko sebelum perlahan-lahan wajahnya mendongak kembali menatap Jensen yang masih mengamatinya intens. "Kau terlalu cepat mengambil keputusan. Jika seperti ini kau malah membuatku takut. Perlahan-lahan saja okey. Kau juga harus meyakinkan dirimu sendiri apakah perasaan itu benar atau hanya kekeliruan,"Leyna melihat jam di pergelangan tangannya yang menunjuk kan pukul 10 kurang 5. "Sudah malam, sampai jumpa besok tuan Harden." "Naiklah ke mobilku. Aku akan mengantarmu sekarang."Leyna menggelengkan kepalanya menolak, akan lebih baik baginya untuk pergi sendirian dan menjauh sedikit dari Jensen. "Aku jalan saja, tidak jauh dari sini."Leyna ingin beranjak dari sana namun lagi-lagi Jensen menahan pergelangan tangannya.Leyna menatap genggaman tangan itu sesaat sebelum kembali menatap Jensen yang tengah menatapnya. "Biarkan aku meyakinkan mu. Aku akan mengantarmu pulang."Leyna hanya bisa pasrah ketika Jensen menarik tangannya, menuntunnya masuk ke dalam mobil dan di ikuti oleh Jensen yang kini duduk di sisi kanannya. Di dalam mobil Leyna hanya diam seraya menatap ke luar jendela mobil Jensen. Ucapan Jensen membuatnya gugup. Rasanya tidak bisa sama lagi, membuat lelucon dan tertawa bersama. Jantungnya berdebar begitu keras, Leyna benar-benar dibuat gugup dengan keberadaan Jensen di sebelahnya. "Bersikaplah seperti Leyna beberapa minggu yang lalu."Ucapan Jensen membuat bibir Leyna tertarik membentuk senyum lebar. "Apa terlalu jelas?."Leyna melirik Jensen yang sedang mengamatinya, bibirnya berkedut menahan tawa, kepalanya mengangguk sebagai jawaban. "Sangat." "Well, aku rasa banyak wanita di luar sana yang bersikap gugup jika duduk di sebelahmu." "Kau gugup?."Jensen terus mengamati sisi wajah Leyna, sementara Leyna terus memandang lurus, berusaha menghindari tatapan Jensen yang semakin membuat jantungnya menggila. "Apa menurutmu tidak!." "tidak terlalu." "owh.. baguslah. Memalukan bersikap terlalu gugup di hadapanmu." Jensen terkekeh, suasana tegang itu sedikit mencair. Tak menghabiskan waktu terlalu lama untuk sampai di area Apartemennya. Leyna keluar dari mobil Jensen bersamaan dengannya. Leyna berdiri di hadapan Leyna dan mengatur rambutnya yang sedikit berantakan, hal itu membuat Leyna menahan nafas ketika jarak mereka begitu dekat, ini mengejutkan karena kehadiran Jensen terlalu tiba-tiba. "Selamat malam."Leyna mengangguk lalu berdiri di lobby Apartemen mengamati Jensen yang kembali ke dalam mobilnya. Apa kedekatan ini bagus, Leyna selalu memiliki pemikiran tentang bagaimana kedepannya, apa yang akan terjadi dan apa yang mungkin baik untuk dilakukan namun saat ini, tidak ada yang bisa ia pikirkan. Leyna tak tahu... Ketika ia masuk ke dalam Apartemen, membersihkan diri dan bersiap tidur Leyna mendapatkan pesan dari Jensen tentang ucapan selamat tidur. Leyna hanya menatap pesan itu untuk beberapa waktu, menimbang-nimbang apa yang harus ia lakukan, membalas pesan itu dan mengucapkan hal yang sama atau memilih untuk mengabaikan nya saja. Leyna memilih untuk mengirimkan pesan yang sama lalu menaruh ponselnya di meja nakas sebelum memejamkan mata dan terlelap dalam tidurnya. *** Leyna bersiap-siap untuk berangkat kerja, ketika ia sampai di depan lobby kedua matanya membesar ketika melihat Jensen berdiri di pinggir pintu dengan ponsel di sebelah tangannya. Ketika tatapan mereka bertemu bibirnya tersenyum lebar menatap Leyna yang kini berdiri di hadapannya. "kau tidak perlu datang menjemputku." "tentu saja harus. Ayo."Jensen mengulurkan tangannya pada Leyna yang membuat nya tersenyum ketika meraih sambutan tangan Jensen. Hal ini membuat Leyna sedikit khawatir, mungkin saja gosip kedekatannya dengan Jensen akan kembali riuh. "Di sini saja."ucap Leyna menghentikkan mobil Jensen yang hampir memasuki lobby, ia memilih untuk turun di pinggir trotoar agar tidak ada siapapun bahkan teman-temannya yang dapat melihat ia berangkat kerja bersama dengan Jensen pagi ini. Mobil itu berhenti seperti apa yang Leyna minta, Leyna memakai tali tasnya lalu tersenyum pada Jensen yang kini menatapnya dengan ekspresi bingung. "Kenapa tidak sampai lobby?." "Di sini saja. Sampai jumpa nanti dan.. terima kasih atas tumpangannya."Leyna keluar dari dalam mobil Jensen dan menemukan wajah pria itu nampak masam. Leyna tak ingin bertanya, mungkin tersinggung karena Leyna tak ingin mobil Jensen terparkir di lobby, dan menimbulkan kerusuhan ketika ia keluar dari mobil ini dimana ia dan Jensen berada di dalamnya. Leyna memeluk tubuhnya sendiri hingga perlahan-lahan langkah kakinya melambat, seseorang berdiri di sebelahnya yang membuat Leyna menoleh ke sisi kanannya, senyumnya mendadak menjadi sumringah. Leyna memukul bahunya dan terkekeh. "Pagi Leyna." "Pagi. Kau naik bus? tumben sekali."Laki-laki itu memutar kedua bola matanya malas. Kedua tangannya terlipat di depan d**a, bibirnya tertarik membuat senyuman geli ketika Leyna menyenggol lengannya. "Mobilku di servis. Kau sendiri. Mobil siapa itu? kekasihmu!."Leyna terkejut ketika mendengarnya, matanya terbelalak kaget apa dia ketahuan. Apa Gerald melihat Jensen di dalamnya. "Bukan. Tentu saja bukan, hanya teman." "Sebenarnya kalau kekasih pun tidak apa." "Jangan membuat gosip yang tidak-tidak."ancam Leyna tahu bagaimana Gerald si pria penggosip yang hampir mengalahkan infotainment dalam mengupdate berita terbaru. Leyna mulai berpikir kenapa Gerald tak masuk ke dalam kantor majalah saja. Gerald menggaruk hidungnya lalu tertawa. "tergantung seberapa besar traktir ran makan siangnya." "yang benar saja."Leyna rasa Gerald tak benar-benar melihat Jensen di dalamnya, Gerald tahu mengenai persahabatannya dengan Edward. "Jensen tidak buruk untuk dijadikan kekasih."Seketika itu juga Leyna menoleh pada Gerald dan mendapatinya tersenyum dengan cengiran lebar di wajahnya. Gerald berlari meninggalkan Leyna menuju ke arah lift dan berteriak. "Kalian mau info terbaru pagi ini." "Dasar menyebalkan. Hei."umpat Leyna yang kemudian mengejar Gerald. *** Ketika haru berlalu hingga akhirnya jam pulang kerja, Leyna mendapatkan pesan masuk dari Jensen jika pria itu sudah berada di lobby. Leyna tahu lobby pasti sangat ramai karena jam pulang kantor, ia memutuskan untuk tetap berada di ruangan dan menghubungi Jensen jika ia akan terlambat keluar karena masih ada beberapa pekerjaan yang harus di selesaikan. 15 menit berlalu bahkan rasanya terlalu lama untuk pergi ke 30 menit setelah jam pulang kerja, Leyna tak ingin Jensen menunggu terlalu lama namun ia tak ingin gosip di antara ia dan Jensen beredar lagi. Hal itu hanya membuatnya berharap lebih. Sebelumnya Leyna sempat berharap Jensen memiliki perasaan padanya namun kalau dipikirkan lagi, dan kini saat pria itu memilih untuk berdekatan dengannya.. rasanya mustahil memilikinya. Leyna memutuskan untuk turun dan kini ia berdiri menatap mobil Jensen, ia tak bisa melihat laki-laki itu di dalam sana dari sini. Leyna berjalan mendekati mobil Jensen dan mengetuk pintu mobilnya yang kemudian terbuka, mendapati senyuman hangat Jensen yang sangat menawan. Leyna bergegas masuk ke dalam mobil lalu mobil itu melaju pergi meninggalkan lobby. "senang melihatmu."Jensen tak melepaskan senyumannya dan membuat Leyna bertanya-tanya kenapa. Arah jalan ini tidak menuju Apartemennya tentu saja, Leyna mengedarkan pandangannya sebelum bertanya pada Jensen yang sudah dijawab olehnya, sebelum Leyna mengatakan sesuatu. "Kita makan malam dulu." Leyna tak berkomentar ia hanya akan mengikuti apa yang Jensen ingin lakukan. Jensen terlihat dingin namun ketika bersamanya berdua seperti ini, Leyna baru tahu jika Jensen cukup menyenangkan untuk diajak berbicara. Bersama Jensen tak bisa menghentikkan nya untuk banyak bicara, terkadang melintas dalam pikirannya jika Jensen bisa saja merasa muak mendengarnya terlalu banyak membicarakan hal-hal yang tidak penting. Tapi Jensen tak menunjukkan itu, ia tersenyum dan beberapa kali tertawa ringan menanggapi apa yang Leyna katakan. Ketika sampai Jensen berjalan bersama dengan Leyna masuk ke dalam Restoran, Jensen membawanya masuk ke dalam lift kaca bersama asistennya, sebelah tangannya berada di bawah punggungnya yang mengantarkan getaran yang membuat pipi Leyna menghangat, Jensen memperlakukannya dengan sangat baik. Restoran ini berada di atas seperti di sebuah roof garden gedung. Ada beberapa bilik dan Jensen membawanya ke sebuah bilik yang mengantarkannya pada pemandangan lautan Seattle. Ada lampu hias sepanjang tali pada setiap penyangga yang terhubung hingga ke dermaga. Leyna tak bisa menyembunyikan rasa takjubnya pada pemandangan yang tersaji di hadapannya. Satu meja dengan lilin dan beberapa makanan yang dapat membuat air liur di sudut bibir Leyna menetes. Jensen menarikkan kursi untuk Leyna. "duduklah." Leyna mendudukan dirinya, pandangannya kembali mengamati apa yang ada di hadapannya. Leyna tak tahu jika ada tempat dengan pemandangan sebagus ini di Seattle. Jensen mendudukan dirinya di hadapan Leyna, bibirnya tak bisa berhenti untuk tersenyum melihat Leyna yang nampak menyukai apa yang ia siapkan hari ini. "kau suka?."pertanyaan itu meluncur begitu saja dari bibirnya. Leyna mengangguk setuju, ia benar-benar menyukainya. "Terima kasih. Karena sudah menunjukkan hal ini padaku. Ini... Wow. Sangat indah." "senang jika kau menyukainya." Leyna tak bisa menyembunyikan senyumnya. Pelayan datang dan menuangkan anggur untuknya dan Jensen. Semua ini terlalu indah. Leyna benar-benar dibuat takjub karenanya. "Leyna." Leyna mengedarkan pandangannya, melihat sekeliling dengan pandangan yang sama. Rasa takjub, kekaguman yang membuat matanya berbinar bak bocah berumur 5 tahun yang dibelikan hadiah. "Jika kau menjadi kekasihku. Kau bisa melihat semua ini sepanjang hidupmu." Ucapan Jensen membuat Leyna terhenyak, pandangannya berhenti pada bunga yang berada di sekeliling sisi balkon lalu perlahan-lahan tatapannya beralih pada Jensen. Pria itu sedang menatapnya begitu intens, apa Jensen baru saja mengatakan perasaannya karena Leyna rasa ia salah mendengar apa yang baru saja Jensen katakan. "Aku menyukai mu Leyna."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD