Sidang pertama perceraianku dengan Mas Arfan telah ditetapkan tanggalnya. Aku berharap semua berjalan lancar. "Bagaimana apa kamu sudah siap dalam persidangan nanti?" tanya Mama. "Sudah, Ma. Semoga semua berjalan lancar," jawabku. "Mama selalu berdoa yang terbaik buat kamu dan Kiara," kata mama. Kiara sudah tahu bahwa papanya tidak akan memberinya uang sama sekali. Jadi dia tidak akan menemui papanya. "Terima kasih, Ma," ucapku memeluk mama. Pernikahan yang kami lalu hanya bertahan sampai lima tahun saja. Kini semua harus ku akhiri. "Kamu orang yang kuat, kamu pasti bisa membesarkan Kiara sendiri," kata mama. Aku bekerja seperti biasa, toko milik Putra sudah beroperasi jadi tidak sampai sebulan aku membantunya. Aku harus kembali ke kantor Pak Willi lagi. Bertemu Erina setiap hari,