Pulang dari kantor, aku memilih singgah ke rumah Mama terlebih dahulu. Berniat mengabarkan tentang sesuatu yang aku yakin dengan pasti akan membuat wanita paruh baya itu antusias mendengarnya. "Beneran, Ham? Jadi kamu sudah tahu di mana Najwa tinggal selama ini?" tanya Mama dengan mata berbinar-binar. Wanita bermata teduh di hadapanku tak bisa menyembunyikan rona bahagia sesaat setelah aku menyampaikan kabar penting yang tak ingin aku simpan sendiri. Aku mengangguk pelan dengan bibir yang refleks tertarik ke samping. Tak menyangka jika mengetahui keberadaan wanita yang tengah membawa benihku di rahimnya, begitu ampuh menjadi mood booster sejak semalam. "Ya, dan aku ingin segera menemuinya, Ma," ujarku penuh kesungguhan. Terlihat Mama berpikir sejenak mendengar ucapanku. Mungkinkah Mama