When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Begitu meninggalkan hotel, Damian memaksa Claris masuk ke dalam mobil sport merah miliknya, memasangkan sabuk pengaman, dan segera melajukan mobil dalam kecepatan tinggi. “Damian! Apa-apaan kamu ini?! Kamu sudah gila, ya? Apa maumu, hah? Masih belum cukup mempermalukanku di hadapan mereka?” protes Claris berang, melotot menatap Damian yang terus mengemudikan mobil seperti orang yang sedang kesetanan. Kedua tangannya memegang apa saja di dekatnya meski salah satunya cidera. Gaya mengemudi pria itu benar-benar sangat berbahaya! “Damian! Kita bisa kecelakaan! Kamu ini kerasukan apa, sih? Jangan ngebut! Apa gara-gara tidak bisa menindasku lagi secara fisik, makanya membuatku mau mati jantungan begini?” Mobil tiba-tiba direm mendadak, membuat tubuh Claris maju ke depan nyaris menabrak dashbo