When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Senin paginya menjadi hari yang dinanti-nantikan oleh semua anggota keluarga Wira Atmaja. Jadwal operasi ayah Claris akan dimulai 2 jam lagi. Moli yang baru tahu kebenaran mengenai latar belakang Claris dan masih tidak percaya bisa melihat Nadia yang elegan dan dewasa dalam balutan dres merah berdiri di depannya sambil tersenyum, hanya bisa menganga bodoh hingga rahangnya seolah sudah mau jatuh ke tanah. “Aku dengar kamu adalah teman baik Claris, sekaligus adalah sahabatnya. Terima kasih sudah mau menemaninya selama ini, Moli.” “Sa-sama-sama, Nyonya!” gagap Moli yang duduk canggung di sofa tamu, mengamati wanita itu duduk di seberang meja sembari menyilangkan kaki dan tangan. Sangat anggun. Nadia terkekeh, “panggil saja tante Nadia. Claris juga. Sebutan Nyonya kepadaku sangat tua dan k