Winda tinggal bersama putri

1011 Words
"Kalau begitu kami tinggal disini saja ya put, kan kamarnya masih ada yang kosong" tawar Mak Supiah. "Tidak" jawab putri tak bertele-tele. Rahang Mak Supiah seketika mengeras mendengar penolakan sang menantu. "s****n, dasar mantu tak tahu diri, kalau bukan karena jatah bulanan darimu, maaf-maaf saja aku tak akan bermanis-manis begini padamu," Batin Mak Supiah. "Sudah kan Bu? Kalau begitu silahkan Ibu pulang, saya ada keperluan di luar, jadi saya mau keluar rumah...!" Kata Putri mengusir secara halus. "Kalau mau keluar, keluar saja loh put, biar kami yang jaga rumahmu" Kata Mak supiah yang di angguk'i oleh suaminya. "Tapi maaf, putri lebih nyaman jika rumah dalam keadaan terkunci, jika Emak sama Bapak mau berkunjung, lain kali lagi saat Kayla di rumah, dan maaf putri sedang banyak urusan di luar, mohon maaf ya pak Mak?" ucap putri lembut dan sopan. Meski putri memang masih di kuasai emosi sampai di ubun-ubun, Putri masih menggunakan akal sehatnya agar tak berbuat kurang ajar kepada mertuanya, mau bagaimanapun mereka tetaplah orang tua yang wajib di patuhi, kecuali kalau memang mereka sengaja membuat keributan, dengan senang hati Putri akan meladeni. Putri bukanlah seorang wanita yang lemah, sejak kecil dirinya sudah di tempa agar bahunya kuat oleh takdir, putri bukanlah seorang wanita yang cengeng, tapi hatinya sangat lembut, apalagi bila menyangkut Kayla. Karena baginya, Kayla adalah hartanya satu-satunya yang wajib dia jaga jiwa dan raga, jika wanita kebanyakan akan memilih berpisah bila di khianati, tidak untuk putri, dirinya lebih memilih bertahan demi kewarasan dan mental sang Anak. Mungkin sekali lagi dia akan mengalah kepada suaminya, asal jangan si Reva tinggal seatap dengannya saja, mungkin akan di jadikannya dodol dua manusia itu. Akhirnya Mak Supiah dan pak Iwan tak bisa menolak pengusiran putri yang di sengaja itu, mereka melenggang pergi dengan emosi yang tertahan, apalagi alasannya kalau bukan uang jatah bulanan. Mereka masih berharap kalau putri akan tetap memberi jatah bulanan untuk mereka, padahal tadi jelas putri mengatakan kalau uang bulanan itu tak akan lagi di gelontorkan untuk mereka dalam bentuk apapun, semua tanggung jawab itu di serahkan sepenuhnya kepada Raja sang suami yang tak tahu diri. Setelah mertuanya pergi dari rumahnya, kini putri pun berlalu pergi meninggalkan rumah untuk menjemput Kayla pulang sekolah. *** Usahaku yang bergerak di bidang kuliner yang mengusung tema Bakmie Jawa dan soto bening memang memiliki omset yang tidak kaleng kaleng, di Resto utama, omset bersih perbulannya bisa mencapai puluhan juta, sedangkan resto cabang bisa mendekati angka 11 juta perbulannya, itu paling sedikit. Di setiap cabang resto aku menempatkan seorang kepercayaan yang sudah teruji kesetiaan dan kejujurannya. Di cabang pertama aku menempatkan saudara sepupu dari fihak ibu kandungku yaitu suci, dia seusia dengan Reva, meskipun begitu semua pegawai resto tempatnya bekerja tidak ada satupun yang tau bahwa dia adalah saudara jauh dari pemilik resto. Begitupun di cabang ke dua di percayakan kepada sahabatnya yang merupakan seorang janda di tinggal mati oleh suaminya, wanita tersebut bernama Zakia, sejak cabang itu di buka, Zakia sudah berdiri sebagai penanggung jawab di sana, kalau di cabang ke tiga di pegang oleh Adik sepupu dari fihak ayahnya bernama Rudi, selain menjadi penanggung jawab, mereka juga bertugas mengurus semua keadaan resto. di resto cabang 4 ini aku percayakan kepada orang luar yang sebelumnya sudah teruji kejujurannya, namanya adalah Fani, seorang anak sulung dari 4 bersaudara yang memiliki tanggung jawab sebagai tulang punggung karena sang ayah telah tiada 3 tahun yang lalu. meskipun setiap cabang resto ada penanggung jawabnya, tapi putri tak lantas membiarkan usahanya itu begitu saja. Setiap Minggu akan ada kunjungan dadakan dariku, untuk menguji kejujuran dari semua pegawaiku. karena itulah, usaha yang aku geluti ini tak pernah oleng, Sebelumnya pengeluaran bulanan semua Aku yang menanggung, tapi saat mengetahui penghianatan suamiku bersama adik tiriku, Aku bertekad pengeluaran yang tak penting akan aku tiadakan, akan aku limpahkan tanggung jawab yang aku pikul selama kepada mas raja. Tapi aku pun masih memiliki hati . Winda sang adik ipar yang sangat di sayangnya bukanlah tipe seorang perempuan yang pemalas, Winda sangatlah pintar dan suka bekerja keras, di waktu luangnya, Winda selalu saja membantu di resto utama, Winda tak pernah mau menerima uang secara percuma dari putri, oleh sebab itu, putri berniat hendak menyelamatkannya dari keluarga toxiknya. Kemudian, putri pun berniat untuk menghubungi adik iparnya tersebut. saat panggilan sudah tersambung, putri langsung menyapa dan menyampaikan maksudnya. "Dek, pulang sekolah nanti kamu ke rumah mbak ya? Bawa semua pakaian dan perlengkapanmu dari rumahmu, mulai besok kamu tinggal sama mbak putri ya dek?" Putri langsung berkata tanpa basa-basi. "Jangan tanya kenapa ya dek? Mbak putri akan jelaskan saat kamu di sini nanti." sambung putri lagi, belum sempat Winda menjawab perkataan kakak iparnya, dah pun putri mematikan sambungan telefonnya. "Assalamu'alaikum" ucap putri lewat sambungan telefon kemudian mematikannya. Saat sudah pulang sekolah Winda pun melakukan apa yang di katakan oleh kakak iparnya, semua baju dia pakcing, karena memang Winda tidak seperti data pada umumnya yang suka mengoleksi pakaian dan segala aksesoris tak jelas, jadi bisa di katakan barang Linda hanya sebatas, pakaian dan buku-buku sekolah saja. setelah selesai, Winda pun pamit kepada Ibu dan Bapaknya. "Bu, Pak, Winda pamit ya? Winda mau ikut mbak putri tinggal di rumahnya, Winda mau kerja paruh waktu dan belajar mandiri sama mbak putri pak, Bu, winda pamit ya?" pamit Winda kepada orang tuanya. Winda tak mendengarkan Omelan dari orang tuanya, dia pergi dengan menggunakan. 2 ojek online, yang satu membawa barang bawaannya dan satunya lagi membonceng dirinya. "Winda tak bermaksud durhaka kepada kalian, Winda benar-benar belajar ingin mandiri dan belajar bisnis dari mbak putri, semoga keberhasilan mbak putri bisa menular ke Winda, semoga Winda bisa meniru dan mencuri ilmu bisnis yang di kuasai mbak putri." batin Winda dalam hati. Tak berapa lama Winda pun sudah sampai ke rumah putri, putri menyambut kedatangan winda dengan binar bahagia, "selamat datang adik mbak yang cantik, semoga betah ya tinggal bareng mbak?"kata putri kepada Winda. "Kamu pilih saja mau kamar yang mana, nanti bersihkan sendiri ya? Mbak putri capek" kata putri lagi. "Baiklah mbak, oh ya mbak putri hutang penjelasan ya sama Winda, kenapa mbak putri tiba-tiba ngajak Winda tinggal disini bersama mbak putri." jawab Winda.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD