Sena melongos kasar. Mengambil sepasang sepatunya dalam rak lalu memakainya. Bibirnya menggerutu dengan sesekali melihat sang kakak yang kini berdiri di ambang pintu untuk mengantarnya sampai depan rumah. "Beneran gakpapa, kak?" Tanya Sena cemas melihat wajah pucat Metta yang hanya mengangguk yakin. "Kalau masih sakit biar gue gak ke sekolah aja, entar lo sendirian di rumah." Kata Sena peduli. "Gakpapa, nanti juga sembuh." Balas Metta santai. "Ck, kalau ada apa-apa langsung telepon gue ya." Ujarnya mengingatkan membuat sang kakak kembali mengangguk paham. Metta tersenyum samar. Mengibaskan tangan kanannya menyuruh Sena pergi. "Buruan, itu Bintang tungguin dari tadi." Sena memutar mata jengah lalu melambai kecil dengan melangkah berat. "Beneran ya kalau kenapa-napa telepon gue, ingat ya