Kepekaan

1623 Words

Lelaki tinggi pemilik hidung bangir itu terlihat berdiri di ambang pintu memandangi sang istri yang masih sibuk mengurus pasien di depan sana. Suster dan keluarga pasien yang tidak sengaja melirik ke arahnya mengernyitkan dahi bingung, karena ia hanya berdiri menghalangi jalan tanpa membantu sedikit pun. "Besok atau lusa, anaknya sudah bisa pulang ya ... bu." Jelas Metta dengan tersenyum kecil, "jangan lupa obatnya diminum ya, biar kamu bisa balik sekolah lagi." Katanya pada pasien yang masih remaja itu membuat cowok sepantaran Sena itu mengangguk saja dengan tak minat. "Kalau begitu saya permisi ya, bu ... ada yang nunggu dari tadi." Ujarnya dengan menunjuk Arseno yang masih berdiri memeluk lengan di pintu. "Eh? Iya, dok." Angguk si ibu membuat Metta langsung berjalan keluar dengan ref

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD