Sena berjalan keluar rumah dengan mengerjapkan matanya merasa haru melihat kini kakaknya sekarang sudah sah menjadi seorang istri dari Arseno. Ia tidak pernah menyangka kalau cinta yang bertepuk sebelah tangan sang kakak akhirnya terbalaskan.
Gadis berambut gelombang itu duduk merunduk dengan memeluk lutut. Bohong kalau dia tidak sedih kalau sekarang kakaknya akan pergi tinggal dengan suaminya. Ia juga tidak mungkin mengekori Metta dan menjadi beban di sana. Lagipula ia sudah bisa menjaga diri dan hidup mandiri.
"Sena?"
Sena mengangkat wajah dengan menautkan alisnya melihat sosok Reza kini berdiri di hadapannya dengan menatapnya lurus.
"Ngapain di luar, bukannya masih berlangsung acaranya ya?"
"Gue cuma cari angin, di dalam berasa sesak." Balasnya membuat Reza menganggukan kepalanya
