DPD-2

1136 Words
Suasana sekolah kali ini begitu tenang, karena siswa-siswi masih mengikuti kegiatan belajar mengajar. Tapi, diujung koridor sekolah, tepatnya di toilet perempuan terdengar dua wanita beda generasi saling melempar perintah dan keluhan. "Yaampun Buk, masa saya sendirian yang bersihin nanti kelihatan banget jonesny, Buk," ujar Daisha memelas. Sedangkan Buk Tuti tampak tenang- tenang saja dengan handphone digengamannya. "Siapa suruh ngomongin saya? Lagi pula tadi Kayra dan Rista sudah Ibuk beri hukuman." Buk Tuti memasukan ponselnya didalam kantong dan ia mengambil Pel dan pembersih kaca untuk Daisha. "Nih kamu kerjaiin, sampai bersih ya!" peringat Buk Tuti bahwa kaca itu harus bersih tanpa noda sedikit pun. "Aduhh, Buk. Saya jarang dirumah main yang beginian, nggak ngerti Buk." "Emang anak jaman sekarang, tahunya kamu apa? Stalk ig mantan sambil nangis. Ibuk dulu sewaktu masih seumuran kamu, suka bersih-bersihin rumah jadi kalo yang beginian gampang." "Emang gimana, Buk?" "Nih, lihatin! Pertama kamu semprot dulu ke kacanya." "Ohhh....gitu Buk." "Ambil kain bersihnya, ingat jangan yang kotor harus bersih!" "Oke! Buk." "Habis itu kamu bersihkan deh, diputar-putar, atas-bawah dan kiri-kanan." Buk Tuti memperagakan membersihkan kaca toilet, sedangkan Daisha sudah tertawa bahagia dibelakang Buk Tuti karena sudah mengerjai gurunya, walaupun tawanya ia tahan agar tak menganggu kehikmatan Buk Tuti membarsihkan kaca. "Nah bersihkan!" Prok...prokk.. Bukannya merasa bersalah telah mengerjai gurunya, Daisha malah bertepuk tangan untuk mengapresiasikan karya Buk Tuti. Dia tak melihat mata Buk Tuti sudah mengerluarkan laser-laser warna siap memusnahkan musuhnya. "Wahh!! Buk Tuti hebattt, sekarang coba Ibuk ngepel Buk, saya juga belum paham," ucap Daisha tanpa rasa bersalah. Ia bahkan memberikan kain pel itu pada Buk Tuti dengan santainya. Bibirnya masih melengkung keatas tanda ia sangat bahagia. "DAISHA ZAKIA SYAFRINA!! KAMU SUDAH NGERJAIN IBUK. KAMU, KELILING LAPANGAN SAMPAI JAM ISTIRAHAT!!" Dengan background suara petir yang menyambar-nyambar, Buk Tuti mengerluarkan hukuman yang luar biasa Daisha benci. Sekarang ia menyesal dan hanya bisa meneguk ludah kasar. "Nggak bisa diskon gitu Buk, sampai jam ke-3 yah Buk," kata Daisha. Ia menangkupkan kedua tangannya, mengemis kepada Buk Tuti untuk diringankan hukuman yang seberat itu. "Kamu kira ini Online shop pake diskon-diskon, nggak tetap sampai istirahat," tegas Buk Tita. Sedangkan Daisha sudah menahan untuk tidak mengumpat, malah-malah hukumannya bisa ditambah. Dengan langkah gontai Daisha berjalan melawati kelas-kelas yang nampak masih menikmati kegiatan belajar. Sampai ketika ia melewati kelasnya, 12 IPS 2. Dari luar terdengar suara-suara ribut yang membuat dahi Daisha berkerut. Daisha tidak mau mengambil pusing, ia harus cepat-cepat menyelesaikan hukuman dari Buk Tuti. Tapi, saat ia melewati kelasnya, tiba-tiba kepala teman-temannya menyembul dari balik jendela. Dan mengucapkan sesuatu yang membuat hati Daisha sakit. Kemana Dai? Kita jamkos loh.. Wah rajin amat Dai, mau lari pagi yah.. Semangat Daisha, hajar aja Dai.. Aduh pasti panas bener tuh... "Bacod lo njeng!!" umpat Daisha kesal. Sedangkan teman-temannya sudah tertawa terbahak-bahak. Daisha terus berjalan hingga ia sampai di lapangan sekolah yang ternyata telah dipenuhi anak kelas 12-IPA 2 yang sedang menggunakan lapangan untuk bermain bola bewarna orenge. Daisha menghentikan langkahnya, memutar tubuhnya untuk kembali kejalan yang berbeda arah. Disana, tepatnya seorang laki-laki yang begitu dikagumi Daisha mengelap keringatnya menggunakan bajunya. Daisha tak sadar bahwa ia sedang berjalan mundur dan sebentar lagi Daisha akan bertabrakan dengan seseorang. Brukkkk.... Tabrakan pun tak bisa dihindari lagi, semua buku-buku yang berada digengaman seseorang itu terjatuh karena menabrak tubuh Daisha. Daisha pun tak kalah terkejut, bokongnya menyentuh dinginnya lantai sekolah. Membuat perempuan itu berterik mengaduh kesakitan. "Awhh.. Setan!! Sakit banget p****t mulus gue," umpat Daisha. Sedangkan lelaki itu menghiraukan teriakan Daisha, ia memilih memungnguti buku-buku yang sudah berserakan di lantai. Hal itu membuat Daisha menjadi kesal luar biasa, ia menarik dasi lelaki itu membuat buku yang tadinya sudah dipungguti lelaki itu jatuh kembali dilantai. Sedangkan lelaki itu hanya memasang ekpresi datarnya. "Lo tahu diri nggak? Bukannya minta maaf, malah pungutin buku lo!" teriak Daisha pada lelaki yang kini wajahnya hanya beberapa cm dari wajah Daisha. "Lo punya otak nggak? Kalo lo punya pasti lo yang akan minta maaf. Lagi pula kenapa lo jalan mundur-mundur, ini jalan bebas kali bukan punya nenek moyang lo," ucap telak lelaki bername tag, Daffa Radeya Kassandra. Daisha mengerutkan keningnya, menyadari bahwa ia yang salah membuatnya cepat-cepat melepaskan cengkramanya pada dasi Daffa. Ia hanya bisa tersenyum kikuk manakala Daffa memandanginya. "Udah sana pungutin!" titah Daffa membuat Daisha cepat-cepat mengerjakan perintah Daffa. Entah apa yang membuat Daisha menuruti semua perintah Daffa. Sedangkan Daffa hanya bisa terkekeh saat melihat Daisha yang buru-buru melaksanakan perintahnya. "Ini, udah!" ujar Daisha seraya menyerahakan tumpukan buku tadi, "Bawa keruang guru. Mejanya Ibu Sartiana," ujar Daffa, masih dengan nada memerintah. "Jidat lo lebar, emang gue babu lo!!" "Jadi lo barani ngebantah? Siap-siap entar gue panggil ke BK." "Ehh, jangan! Reputasi gue udah buruk tambah buruk entar," mohon Daisha memelas, ia mengeluarkan jurus adalannya untuk membuat Daffa kasihan kepadanya. "Bukan urusan gue." Satu-satu aku sayang.... IBU Dua-dua juga sayang.... AYAH Tiga-tiga sayang...Adik Kakak Satu dua tiga sayang... Semuanya Dengan menirukan suara anak-anak, Daisha menyanyikan salah satu lagu bertemakan keluarga. Tapi, Daffa hanya memandanginya dengan aneh. "Lo kecepatan masuk SD nih, udah besar tapi masih kaya anak kecil." Daffa hanya terkekeh saat mengejek Daisha. Sedangkan yang diejek mengerucutkan bibirnya sebal. Kemudian mereka berjalan beriringan, dengan Daisha yang berada dibelakangnya. Daffa yang berjalan dengan Daisha langsung menjadi sorotan siswa-siswi sekolahnya. Daffa yang merupakan salah satu cowok most wanted dan memiliki banyak prestasi disekolah ini, belum lagi parasnya yang menjadi dambaan kaum hawa berjalan dengan seorang Daisha yang merupakan cewek badgrils terkenal disekolah. Daisha hanya menghiraukan perkataan-perkataan orang mengenai dirinya. Dia hanya terus berjalan bersama Daffa. Hingga akhirnya mereka berhenti di ruang guru. Daffa langsung masuk kedalam tanpa mempardulikan Daisha yang mematung dipintu ruang guru. Suasan ruang guru begitu ramai karena saat ini guru-guru sedang istirahat. Tapi, setelah Daisha melangkah kakinya mengikuti Daffa, membuat ruangan itu sekita menjadi hening "Daisha, disini ruang guru bukan kantin?" sahut salah satu guru mengunakan kerudung merah. Mungkin kerena kehebatannya dalam menimbulkan masalah membuat Daisha lebih terkenal daripada murid-murid berprestasi. "Iya, Buk. Saya tahu," kata Daisha sekenanya. Ia malas meladeni guru-guru rempong tak jelas itu. Matanya menelusuri mencari Daffa yang entah berada dimana. "Saya kira kamu nggak terbaca tulisanya," ucap guru lain menambahkan. Sedangkan Daisha menahan untuk tidak mengumpat diruangan guru. "Cewekk!!" Daffa memanggilnya, ternyata lelaki itu berada diujung ruangan dengan seorang guru. Segera saja Daisha melangkahkan kakinya menjauh dari guru-guru rempong itu. "Nama gue Daisha kali, bukan 'cewek'. Nggak banget dengarnya." "Lo cewek bukan?" Skak mat! "Atau lo cewek jadi-jadian?" selidik Daffa lagi. Kali ini ia sedikit terkekeh ketika melihat Daisha yang kehabisan kata-kat untuk membalas ucapan telak Daffa. "Gue cewek original ya, nggak imitasi." ujar Daisha pecaya diri. "Sepertinya Ibuk sudah tahu, siapa yang akan menjadi asisten kamu?" ujar Buk Sartina. Sedangkan Daisha hanya bisa mengarutkan dahi, asisten untuk siapa? "Siapa Buk yang akan membantu saya selama 6 bulan kedepan?" tanya Daffa penasaran. "Daisha." Tunjuk Buk Sartiana pada Daisha membuat mulut perempuan itu menganga lebar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD