Bab 5 Bujukan

1071 Words
Gandi hanya menatap kedua gadis yang berlalu begitu saja dari pandangan matanya yang seakan tidak bisa ia artikan sikapnya semua. Yang ia tahu...hanya kemarahan Nora saat itu. Dan pastinya ditujukan pada Eric. "Akh...terserah lah...tujuanku kan Key, masak iya baru rujuk udah berantem lagi. Lagian sejak kapan sih si Key cemburuan begini? perasaan dulu aku ngebonceng cewek juga dia nggak gentar sedikitpun. Akh...kayaknya bukan aku deh yang bonceng cewek, aku lupa! si Eric kali ya...aku nggak pernah...!" ucap dalam hati Gandi saat itu. Lalu ia menuju ke arah Key disana. Gandi akhirnya berjalan mendekat kearah gadis itu. "Yang...udah dong ngambeknya...masak pakai pakaian bagus begini harus ngambekan sih yang?" ucap Gandi sembari kedua tangannya memeluk gadis itu disana. Sembari sedikit menggoyang-goyangkan Key yang tetap mematung di tempatnya. "Yang...suer deh...aku nggak kayak yang Eric katakan, dia yang sering bawa cewek, kalau aku enggak yang...meskipun...banyak..." ucap Gandi yang tertahan karena saat itu Key sudah menoleh dan mentap kearahnya dengan tatapan tajam. "Iya, iya aku salah...maaf..." ucap Gandi lagi yang lalu mengecup tepian kening gadis itu. "Yakin nggak ada yang kamu kejar?" tanya Key lagi. "Ada!" ucap Gandi dengan jujurnya, dan lagi-lagi mendapat sambutan tatapan tajam Key kearahnya. "Ya ini lagi ngejar kamu yang, astaga...kamu tuh!" ucap Gandi yang lalu kian mengeratkan pelukannya. "Udah nggak marah kan?" tanya Gandi pada kekasihnya. Dan terlihat gadis itu menggelemg pelan disana. "Lalu tadi Nora kenapa?" ucap Gandi yang ingin tahu, barulah saat itu Key tersentak karena baru ingat tentang temannya itu. "Ayo yang ikut aku, aduuuh..." ucap Key pada Gandi. Sembari satu tangannya segera menarih tangan lelaki itu dan mengajaknya pergi dari sana. "Ada apa?" tanya Gandi di sela-sela larinya. "Vanya keceplosan bilang kalau Eric mantan..." ucap Key sembari terengah karena jalan cepatnya. "Mantan apa? siapa?" tanya Gandi lagi yang ingin tahu. "Mantannya banyak! dan kayaknya Nora sangat marah yang!" ucap Key yang kian mempercepat langkahnya. "Kan...apa aku bilang! langsung turun balasnnya dari tuhan yang maha kuasa." Ucap Gandi dengan sumpah serapahnya, karena gara-gara Eric tadi, Key marah padanya. "Lah kok malah nyumpahin temennya sih yang?!" dengus Key pada lelaki yang sedari tadi sangat patuh mengikutinya. Hingga keduanya sampi di tempat semua temannya yang sudah berkumpul disana dengan tawa riang di bibirnya. "Lah kok...sudah berhenti perangnya? mana?" tanya Gandi pada kekasihnya saat keduanya sepakat menghentikan langkahnya karena terkejut. Evan tanpak mesra dengan Vanya dengan satu tangan yang tengah merangkul hingga ke lengan Vanya. Dan Reza yang terus memancarkan aura kebahagiaan, terlihat Qirani yang selalu mengalungkan tangannya ke lengan lelaki itu. Sedangkan Eric dan Nora yang tadi sempat Key kira akan bertengkar, nyatanya keduanya biasa saja dan tidak seperti sedang marahan. Terlihat dari kedua tangan Eric yang sesekali jahil menggoda Nora disana. "Kenapa? ayo jalan lagi kesana!" ucap Gandi pada kekasihnya. "Ada yang aneh aja yang...masak iya...tadi sudah kayak marah gitu, tapi sepertinya sudah nggak ada apa-apa, yuk kesana." Ucap Key pada lelaki di sampingnya. Gandi pun hanya mengangguk sebagai jawabannya. Keduanya segera menuju kearah teman-temannya. "Aman Gand?" tanya Evan pada lelaki itu. Dan Gandi hanya mengangguk sebagai jawabannya. Hingga semuanya berpamitan malam itu. Meninggalkan pengantin baru yang baru saja melangsungkan pernikahan. Reza dan juga Qiran sepakat untuk langsung pulang ke apartemennya saja untuk malam itu. Menghabiskan malam pengantin disana, baru esok akan melakukan perjalanan bulan madunya. Sedangkan di tempat Arga dan Nindi. (orang tua dari Gandi). "Yang, tadi kamu lihat nggak adik kamu gandeng siapa? kayaknya nggak biasa?" ucap Arga pada istrinya. "Paling juga kekasihnya yang, udah biarin aja, udah sama-sama dewasa juga!" ucap Nindi yang terlihat masa bodo disana. "Kamu nggak ingin tahu siapa gadis itu?" tanya Arga lagi pada istrinya. Dan Nindi kian menyipitkan kedua matanya kearah sang suami. "Yasudah kalau nggak ingin tahu, ayo istirahat saja." Ucap Arga pada istrinya, saat keduanya sudah berada diatas ranjang. Saat itu sebenarnya Arga ingin memberi tahu istrinya jika yang tengah di gandeng Evan adalah mantan istri dari salah seorang kenalannya. Arga berharap istrinya tidak terkejut saat Evan mengenalkannya kelak. Namun dari jawaban Nindi, dari sana Arga tahu jika ia tidak mau ikut campur mengenai kehidupan adiknya. Arga lega saat itu. "Yang, Gandi belum pulang?" tanya Nindi lagi pada suaminya, saat keduanya sudah masuk kedalam selimut. "Mungkin masih mengantar Key pulang, atau...ya...anak muda yang, biarin aja!" ucap Arga lagi, yang sepenuhnya tahu bagaimana watak anaknya itu. Dan batasannya. "Sudah...ayo tidur...bukannya besok pagi mau ikut acara kantornya Gandi?" ucap Arga pada istrinya. Dan terlihat Nindi mengangguk sebagai jawabannya. Hingga keduanya memutuskan untuk tidur saja. Sedangkan di tempat Gandi. Ia dalam perjalanan pulang hari itu, mengendarai mobilnya sendiri yang tadi diatar Max, Asisten Gandi. "Yang nggak jadi renangnya?" tanya Gandi di sela-sela mengemudinya. "Nggak yang, udah malem juga...besok telat..." ucap Key yang memberi jawaban. "Yakin besok nggak mau ikut acara perusahaan aku?" tanya Gandi lagi yang berharap disana. "Aku nggak bisa ikut yang, ada dua jadwal operasi aku..." ucap Key lagi yang menerangkan. "Oke, oke baiklah...akh...apa enaknya hanya ngajak Eric, Nora, Evan, Vanya, kalau pacar ndiri nggak bisa ikut!" gerutu lirih Gandi saat itu. Dan Key samar-samar bisa mendengarnya. Gadis itu hanya tersenyum begitu saja. Gandi tidak tahu jika Key akan menyusul setelah operasi yang dipimpinnya usai. Key bermaksud memberi kejutan pada Gandi. "Yang...aku nginap malam ini ya?" ucap Gandi lagi. Karena saat itu Key tengah tinggal sendiri di salah satu apartemen, dan kebetulan apartemen itu satu bangunan dengan yang di tempati Reza. Key tinggal disana karena lebih dekat dengan tempat kerjanya saat itu. "Nggak! di cariin om Arga sama tante Nindi ntar!" ucap Key menimpali. "Nggak lah, mereka nggak resek kok...mereka pengertian!" ucap Gandi saat itu. Dan Key hanya tersenyum melihat wajah kecut kekasihnya. "Tetep nggak boleh yang!" ucap Key lagi. Dan Gandi hanya bisa mendengus sebagai jawabannya. "Perasaan semua juga boleh punya apartemen, cuma aku yang selalu dilarang mama dan papa, kenapa mereka nggak bikinin aku adek aja sih biar ada teman...akh...susah jadi anak mama kalau begini jadinya!" ucap Gandi lagi dengan gerutunya saat itu dalam hatinya. Hingga keduanya sampai di depan apartemen Key, dan Gandi segera menghentikan mobilnya disana. "Yang...aku turun dulu ya..." ucap Key yang berpamitan pada kekasihnya. Namun saat gadis itu sudah membuka pintu mobilnya, satu tangan Gandi sudah mencekalnya. Lelaki itu menarik sedikit paksa tangan itu hingga Key mendekat ke arahnya. "Cup." Gandi mendaratkan kecupannya di bibir Key.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD