Saat langkah Kinan dan Om Dio akan belok pada sebuah lorong yang akan mengantarkan ya menuju ruangan HRD berada, Kinan tiba-tiba saja di tabrak bahunya dengan sedikit keras, oleh seseorang yang tidak Kinan kenal. “Bruk!” “Aww ....!” Kinanti terpekik kaget karena dia hampir saja terjatuh. Untungnya orang yang menabraknya itu dengan cekatan memegangi lengan Kinan. Sehingga Kinan tidak sampai jatuh terjerembab ke lantai. Pandangan keduanya saling beradu, untuk beberapa detik, Kinan di buat takjub oleh mata yang menyapanya datar. Lalu perkataan Om-nya mulai menarik kesadaran Kinan. “Maaf Tuan, keponakan saya tidak sengaja menabrak anda!” Lelaki berpostur tinggi itu langsung melepaskan cekalan tangannya, pada lengan Kinanti. Lalu menatap Om Dion dengan datar. “Lain kali hati-hati, saya ju