Dengan langkah cepat, Nana meninggalkan ruangan El. Gadis itu tidak sanggup menoleh kebelakang lagi. Karena pada akhirnya meskipun dia sudah berusaha menghapus El dari hatinya, masih saja terluka. Tiba-tiba tubuhnya menubruk sesuatu. Hampir saja Nana jatuh ke lantai. Gadis itu terbelalak saat dia sadar sudah berada di pelukan seorang pemuda tampan. "Janu?" Janu mencubit hidung mancung Nana dengan gemas. "Kebiasaan deh, kalo jalan itu liat-liat! Untung aku yang kamu tabrak! Kalo cowok lain gimana?" omelnya. Nana mengerucutkan bibirnya menerima omelan Janu. Tidak mommynya, daddynya, oma bella, suka sekali mengomelinya. Sekarang malah Janu ikut-ikutan. Dengan kesal, Nana berontak. Berusaha melepaskan diri dari Janu. Gadis itu menghentakkan kakinya ke lantai. Mendengus melewati Janu. Ja