Bastian meletakkan pena dan mengangkat wajah melirik pada Risya. Risya merasa tangannya segera menjadi lemas dan nampan itu hampir jatuh. "Bastil..." lirihnya membeku. "Hmmm, letakkan di meja dan keluar." Bastian meliriknya sebentar lalu kembali melanjutkan pekerjaannya. Risya merasa mati rasa dengan sikap dingin Bastian. Ia terdiam disana dengan kaget. "Ada apa? Ada yang ingin kamu katakan?" Tanya Bastian tampak tidak senang pekerjaannya terganggu. "Apa kamu yang meminta petugas itu menerimaku bekerja disini?" Risya memberanikan diri bertanya. Mendengar itu, Bastian menghela napas. "Apa kamu keberatan?" Tanya lelaki itu dengan tatapan tajam. Risya menggeleng. "Aku hanya ingin berterima kasih." Jawab Risya sembari tersenyum canggung. Beberapa hari yang lalu dia menolak niat baik