‘Sialan Tabah mengataiku penyakitan!’ omel Clara dalam hati. Rasa takutnya bercampur dengan amarah. “Kau pikir kami percaya dengan apa yang kau katakan, Tuan!” timpal salah seorang penjahat itu yang melihat Clara dengan tatapan penuh napsu. Tabah meremas jemari Clara, seakan memberikan kode kepadanya, kalau apapun yang terjadi pria itu akan melindunginya. Hati Clara menjadi hangat ia tidak lagi marah kepada Tabah, karena mengerti maksud dari kebohongannya. Dengan nada suara tenang Tabah mengatakan, kalau ia tidak berbohong. Tabah melepas jam tangan yang dipakainya, lalu menyodorkan ke arah salah seorang penjahat itu. “Jam tangan itu mahal harganya, kalau kalian jual! Sekarang, pergilah dan jangan ganggu kami! Sopirlku terluka lumayan parah dan ia memerlukan perawatan medis!” Tegas Tab