“Benarkah? Apakah kau tidak akan cemburu? Aku akan mengabulkan permintaanmu!” ucap Tabah dengan nada suara kecewa. Ia, kemudian keluar kamar Clara dan berjalan masuk menuju meja makan. Di mana pelayan sudah menyiapkan sarapan untuknya. Clara yang diam terpaku di tempatnya selama beberapa menit. Berjalan keluar dari kamarnya menyusul Tabah. Ia masuk ruang makan yang pintunya memang terbuka lebar, seakan mempersilakan kepadanya untuk masuk. Clara berjalan, sambil menundukkan kepala. Ia dapat merasakan, kalau Tabah mengikutinya berjalan, melalui pandangan mata. “Apakah kamu tidak takut menabrak, dengan berjalan terus melihat ke bawah!” tegur Tabah. Dengan wajah cemberut, Clara mengangkat kepala melihat Tabah. Diberanikannya menatap Tabah, dengan mata galak, tetapi Tabah membalas dengan