“Sialan, kau Tabah! Seenaknya saja menyamakan diriku dengan emak-emak! Akan tetapi, masih lebih baik diriku daripada kamu yang bisanya menyakiti hati seorang gadis!” sahut Rudi jengkel. Tabah melirik Rudi tajam, tetapi ia tidak memberikan tanggapan apa yang dikatakan oleh sahabat, sekaligus tangan kanannya selama di lokasi proyek. Di luar sudah menunggu sopir pribadi Tabah yang dengan sigap membukakan pintu mobil, begitu melihat kedatangan bosnya itu. Tabah memerintahkan kepada Rudi untuk duudk di depan di samping sopir. Sementara ia duduk di belakang bersama dengan Clara. Rudi hanya mengangkat pundaknya saja tidak protes dengan pengaturan yang dibuat Tabah. Namun, dalam hatinya Rudi tidak yakin, kalau Clara akan merasa senang melihat Tabah duduk di sampingnya. Beberapa menit bersela