“Jadi begitu! Baiklah, aku akan mematuhi perintah dari Nyonya Tabah.” Tabah melayangkan senyum mengejek, sambil bangkit dari duduknya menuju meja kerja. Ia memperingatkan kepada Clara untuk tidak bersantai ada buku istilah arsitektur yang harus dibacanya. Dengan raut wajah cemberut Clara bangkit dari duduk menuju meja kerjanya mengambil buku tebal yang dimaksud Tabah. Diambilnya buku itu, lalu ia bawa menuju sofa, sambil rebahan Clara membaca buku tersebut mencoba untuk mengingat dan memahami istilah-isitilah yang asing baginya. “Aku tidak mengira menjadi sekretarismu begitu berat sekali! Selain harus menghadapi sikap menyebalkanmu, bujuk rayu, serta harus memiliki pengetahuan tentang isitilah dalam bidang arsitek yang sama sekali belum pernah kupelajari!” gerutu Clara. Tabah menghe