Ultimatum

1132 Words

Meta menatapku dengan ketakutan hingga wajahnya seketika menjadi pucat. Dia beringsut dari sofa, dan mencoba berlari keluar dari ruang kerjaku. Tentu saja aku tak akan membiarkan dia keluar begitu saja dari ruang kerjaku, sebelum menjawab pertanyaanku. “Heh, mau coba-coba kabur rupanya!” sentakku yang dengan cepat menyambar lengannya. “Lepas!” Meta berusaha menepis tanganku dari lengannya. Namun, tak berhasil karena aku semakin mempererat cekalan tanganku. Semakin dia berontak, maka semakin kuat tangan ini mencekal lengannya. Hingga akhirnya dia pasrah dan menangis sambil menatapku. “Aku akan bersikap baik padamu asalkan kamu bersikap kooperatif, Meta. Aku sekarang sedang sangat marah sama kamu. Jadi jangan kamu buat aku untuk melakukan hal gila padamu. Kamu sudah bohongi aku, dan ten

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD