“Belum ketemu juga sama orang itu?” Vega menggeleng lemah mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh papanya . Akmal menghela nafas pelan. “Ini udah sepuluh tahun, Ga. Udah lama banget. Kalau emang dia masih di Jakarta, pasti kalian udah ketemu,” ujarnya. “Vega yakin dia di Jakarta, Pa. Dia nggak akan pergi jauh. Dia itu bukan orang yang bisa pergi jauh.” Akmal tersenyum pedih melihat wajah sayu putri tunggalnya itu. Dia benar-benar sedih saat Vega seperti ini. Sudah sepuluh tahun Vega mencari pemuda itu. Namun hingga kini belum juga dia temukan jejaknya. Padahal dia juga tidak tinggal diam selama ini. Akmal berusaha membantu Vega mencarinya secara diam-diam. Namun nihil. Bahkan seseorang yang berpengaruh di negeri ini seperti dirinya saja tidak bisa menemukan keberadaan pemuda itu.