Bukan Kegatelan

1610 Words

“Baiklah, jika itu sudah menjadi keputusan papa. Aku akan pergi.” Sekilas Azka menyentuh lengan papanya. Tidak tega meninggalkan papanya itu. “Tunggu! Azka, jangan pergi!” Tin meraih lengan Azka, memohon supaya putranya itu tidak meninggalkan rumah. Azka diam saja, menatap tangan lembut mamanya yang memegangi lengannya. Tak lama Tin beralih mendekati suaminya dan memegang kedua tangan suaminya itu, menggenggamnya erat. “Jangan suruh Azka pergi! Dia putra kita. Alzam jarang di rumah, dan sekarang Azka pun kau usir?” Hiroshi diam saja. Teguh pada pendiriannya. Ia tidak mau menatap mata istrinya. Mata wanita selalu saja membuat hati pria luluh, dan Hiroshi tidak ingin hatinya melunak akibat iba pada sang istri. “Kita butuh Azka. Dia yang akan memimpin perusahaan kita. Kala

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD