Isabel melangkah perlahan menuju kamar Calvino. Tepat pukul tiga sore Isabel sudah tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menegur bahkan menyapa Calvino dengan intim. Entah kenapa pria itu seharian mengurung dirinya dikamar. Ini bukanlah tipe Calvino,pria itu sangat sibuk bahkan hingga sibuknya terkadang Isabel harus merengek untuk mengajaknya berlibur. Namun beberapa hari ini Calvino tampak enggan untuk berjalan kekantor bahkan untuk sekedar mengecek keadaan perusahaannya. Malaskah?tidak yang pastinya otaknya masih terfokus pada satu hal yaitu cinta. Ah menyedihkan.! "Dad"Isabel mencoba mengetuk pintu kamar sang ayah. Namun tidak ada jawaban. "Apa daddy sudah tertidur?"fikirnya. Lalu Isabel kembali mengetuk pintunya dengan cukup keras. Berharap Calvino mendengar dan membukakan pintu untu