Mendapatkan Nilai Jelek

2829 Words
Aku sangat heran sekali, tatkala aku dan keluargaku makan. "ทำไมคุณอังคศาลูกฉัน ทำไมหน้าเหมือนลูกชายคนนั้น ทำไมหน้าคุณงอลูกชายที่รักของฉัน? Thảmị khuṇ xạng kh ṣ̄ālū k c̄hạn thảmị h̄n̂ā h̄emụ̄xn lūkchāy khn nận thảmị h̄n̂ā khuṇ ngx lūkchāy thī̀rạk k̄hxng c̄hạn?' tanyaku dengan menatap lekat putraku Angkasa. (Kamu kenapa Angkasa putraku? Kenapa wajahmu seperti itu nak? Kenapa wajahmu di tekuk putraku sayang?) "ขอโทษนะ ถ้าอังคสาทำให้พ่อผิดหวังจริงๆ คะแนนคณิตศาสตร์ของ Space แย่มาก K̄hxthos̄ʹ na t̄ĥā xạng kh s̄ā thảh̄ı̂ ph̀x p̄hidh̄wạng cring«khanæn khṇitṣ̄ās̄tr̒ k̄hxng Space yæ̀ māk," jawab Angkasa dengan menundukan kepalanya. (Maaf Papa, jika aku sangat mengecewakan Papa. Nilaiku turun Papa, nilai matematika aku,) "ที่รัก ทำไมคุณต้องการ? ไม่ต้องกังวลลูกชายของฉัน ถ้าคะแนนมันแย่จริง ๆ ให้แก้โดยการเรียนนะลูก พรุ่งนี้คุณจะสอนเดโบราห์ พรุ่งนี้คุณจะสอนเดโบราห์น้องสาวของคุณ อย่าคบกันต่อไป Thī̀rạk thảmị khuṇ t̂xngkār? Mị̀ t̂xng kạngwl lūkchāy k̄hxng c̄hạn t̄ĥā khanæn mạn yæ̀ cring «h̄ı̂ kæ̂ doy kār reīyn na lūk phrùngnī̂ khuṇ ca s̄xn de bo rāh̄̒ phrùngnī̂ khuṇ ca s̄xn de bo rāh̄̒ n̂xng s̄āw k̄hxng khuṇ xỳā khb kạn t̀x pị," ucapku dengan menasehati anak-anakku. (Sayang kamu kenapa nak? Tak usah risau putraku. Jika nilaimu jelek sekali, kamu perbaiki dengan belajar nak. Besok minta ajarkan Debora, Debora besok kamu ajarin adikmu. Jangan pacaran terus nak,) "ครับป๊า อังคสาจะแก้ให้ อวกาศจะช่วยเพิ่มมูลค่าของอวกาศ Khrạb ṕā xạng kh s̄ā ca kæ̂ h̄ı̂ xwkāṣ̄ ca ch̀wy pheìm mūlkh̀ā k̄hxng xwkāṣ̄," ucap Angkasa dengan tersenyum. (Iya Papa, Angkasa akan memperbaikinya. Angkasa akan memperbaiki nilai Angkasa,) "ครับพ่อ ผมจะสอนพี่สาวของอังคสาเป็นอย่างดี พ่อไม่ต้องวิตกกังวล Khrạb ph̀x p̄hm ca s̄xn phī̀ s̄āw k̄hx ngxạngkh s̄ā pĕn xỳāng dī ph̀x mị̀ t̂xng witk kạngwl," ucap Debora dengan tersenyum. (Iya Papa, aku akan ajarkan adik Angkasa dengan sangat baik. Papa nggak perlu khawatir dan cemas,) Setelah selesai makan, aku mengajari Angkasa belajar Matematika terlebih dahulu. Aku dan Tiara bersepakatan untuk memberikan Guru Kursus Matematika untuk putra kami Angkasa. Angkasa kurang dalam pelajaran pecahan. "あなたのスペースは**のレッスンが**しています、あなたはコースが*しいですか?あなたのパパとママはあなたに**コースの**を*えることに**しました。あなたはやせっぽちの**でなければなりません、 Anata no supēsu wa bunsū no ressun ga fusoku shite imasu, anata wa kōsu ga hoshīdesu ka? Anata no papa to mama wa anata ni sūgaku kōsu no sensei o ataeru koto ni dōi shimashita. Anata wayase ppo Chino musukodenakereba narimasen," tanya dan ucapku debgan tersenyum. (Angkasa kamu kurang di pelajaran pecahan, kamu mau kursus nggak nak? Papa dan Mamamu sepakat nak untuk memberikan kamu Guru Kursus Matematika. Kamu harus kuraus nak,) Agak lama sekali, Angkasa menjawab pertanyaan dariku. Dia hanya menunduk malu, aku tidak marah. Jika memang ada yang kurang dari sistem pelajaran yang tak kita bisa adalah cara satu-satunya adalah dengan memperbaikinya. Misalkan kita kekurangan sesuatu, kita harus bangkit dan berusaha untuk memperbaikinya. "パパ*したいのですが、**させてごめんなさい。お*さんのことが*きだ、 Papa naoshitai nodesuga, shitsubō sa sete gomen'nasai. Otōsan no koto ga sukida," ucap putra aku Angkasa dengan tersenyum. (Papa aku mau untuk memperbaikinya, maafkan aku karena telah mengecewakanmu. Aku sayang Papa,) Setelah selesai aku mengajari putraku Angkasa belajar, aku segera membawa Tiara istriku ke kamar kami. Karena aku sudah mengantuk sekali. "Sayang aku mengantuk, ayo Tiara sayang kita ke kamar!"ajakku dengan memelukknya. "Iya sayang, aku juga mengantuk. Tetapi kamu tetap jadi kan mengajak kami jalan-jalan berlibur. Pasti anak-anak akan senang sekali," ucap Tiara dengan tersenyum. "Iya sayang, aku tetap jadi. Tetapi sepertinya kita akan berlibur sambil belajar. Kita berlibur ke Bandung mau nggak sayang?' tanyaku kepada Tiara. "Iya sayang kita ke Bandung saja, berlibur sambil belajar itu merupakan ide yang sangat baik sekali. Aku sangat setuju sekali," jawab Tiara dengan tersenyum. Karena akau sudah sangat mengantuk sekali, aku segera meminta istriku untuk mengakhiri percakan kami. "*すぎるのは**です、*はすでにとても*いです。*るよ! Oso sugiru no wa zan'nendesu, watashi wa sudeni totemo nemuidesu. Neru yo!" ajakku dengan tersenyum. (Sayang sudah malam sekali, aku sudah sangat mengantuk sekali. Kita tidur yugh!) "はい、ハニー、*もとても*いです。こんばんは*の*する*、 Hai, hanī, watashi mo totemo nemuidesu. Konbanwa watashi no aisuru otto," ucap Tiara dengan memejamkan matanya setelah berucap seperti itu. (Iya sayang, aku juga sudah sangat menantuk sekali. Selamat malam suamiku tercinta,) "おやすみなさい*の**の*する*、*はあなたに*い*を*っています。*はあなたをとても*し、**にしています、 Oyasuminasai watashi no saiai no aisuru tsuma, watashi wa anata ni amai yume o negatte imasu. Watashi wa anata o totemo aishi, taisetsu ni shite imasu," ucapku dengan mengecup kening istriku yang sangat aku sayangi dan cintai ini. (Selamat malam juga istriku tercinta dan tersayang, semoga kau mimpi indah sayang. Aku sangat mencintai dan menyayangimu,) Aku akhirnya tertidur, dengan memeluk tubuh mungil istriku yang sangat aku sayangi dan cintai. Aku terbangun pagi sekali, sekitar jam pagi akau sudah mandi dan rapih. Tiara juga sudah rapih dengan seragam Jalasenatrinya. Aku dan Tiara, yang kami berdua sudah rapih akhirnya kami berdua turun ke bawah. Aku memasak sedangkan Tiara aku biarkan saja dia duduk di meja makan. Secara hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami berdua. Jadi aku harus tetap menyayangi Tiara dengan sebaik mungkin. Aku memasak menu sederhana, untuk sarapan kami Bubur Ayam dengan cita rasa yang sangat tinggi sekali. Seperti memasak Bubur Ayam dengan cita rasa yang sangat tinggi sekali. Aku memasak dengan penuh cinta dan kasih sayang, khusus untuk istri dan anak-anakku. Semoga hasil masakan yang aku masak, tak mengecewakan mereka. Ketiga anak-anakku rupanya sudah rapih, mereka bahkan sudah rapih dengan seragam sekolah mereka masing-masing. Aku yang sudah selesai membuat sarapan pagi, langsung menghindangkan masakan tersebut dengan menebarkan banyak senyuman. "******,***********, Qīn'ài de háizimen, qǐng chī bàba wèi nǐmen zuò de jī zhōu,' ucapku dengan tersenyum. (Sayang, anak-anak silahkan di makan Bubur Ayam yang Papa telah buatkan untuk kalian,) "**,**,****。*******, Shì de, bàba, xièxiè bàba. Duìyú jiànkāng de jī zhōu," ucap anak-anak dan istriku secara bebarengan. (Iya Papa, terima kasih iya Papa. Untuk bubur Ayam sehatnya,) "***,***,******。********,***? Bù kèqì, bù kèqì, wǒ qīn'ài de qīzi. Bàba zuò de cài zěnme yàng, hào chī ma?" tanyaku dengan sangat penasaran. (Sama-sama nak, sama-sama istriku sayang. Gimana masakan yang Papa masak apakah cita rasanya enak?) "*******,*******。*************。***************, Xièxiè qīn'ài de lǎogōng, nǐ zuò de fàn hěn hào chī. Suīrán wèidào hé yībān de jī zhōu bù yīyàng. Yīnwèi nǐ zuò de shíwù yǒu hěnduō xiāngliào de wèidào,' ucap Tiara dengan tersenyum. (Terima kasih suamiku sayang, masakan yang kamu masak enak sekali. Walaupun rasanya berbeda dengan bubur Ayam yang biasa ada. Karena masakan yang kamu masak memiliki cita rasa rempah yang sangat banyak sekali,) "**********,****,***************。**,*********,***,***。***,*** Tiara, Nǐmen dōu shì wǒ qīn'ài de qīzi, xiètiānxièdì, rúguǒ nǐ xǐhuān nǐ zhàngfū zuò de qīn'ài de shíwù. Shāo hòu, qítā jiǎngpǐn jiāng suí zhī ér lái, qīn'ài de, xiàbān hòu. Wǒ ài nǐ, yě ài nǐ Tiara," ucap aku dengan tersenyum. (Sama-sama istriku sayang, syukrlah jika kau menyukai masakan yang suami kamu masak sayang. Nanti hadiah lainnya menyusul iya sayang, sepulang kerja. Aku sayang dan mencintaimu Tiara,) Sementara Tiara, rupanya sangat bingung sekali. Tiara sangat bingung akan ulang tahun pernikahan kami. Nggak mungkin kan Tiara lupa akan ulang tahun pernikahan kami. "*************?*******?************。********? Qīn'ài de xiàbān hòu yào gěi wǒ mǎi lǐwù ma? Dàodǐ shì zěnme huí shì? Wǒ de shēngrì shì hěnjiǔ yǐqián de shìle. Qīn'ài de jīntiān zěnmeliǎo?" tanya Tiara dengan sangat bingung sekali. (Pulang kerja kamu mau membelikan aku kado sayang? Memangnya ada apa? Hari ulang tahunku sudah lama sekali lewatnya. Memangnya ada apa sayang dengan hari ini?) Benar saja, istriku Tiara lupa dengan hari pernikahan kami. Wajar jika dia lupa, karena mungkin dia sangat sibuk sekali di rumah. Aku nggak boleh marah, aku nggak boleh egois kepada wanita yang sangat aku sayangi dan cintai ini. "**,***,**************。***************,**********************, Shì de, qīn'ài de, wǒ huì gěi nǐ mǎi yī jiàn fēicháng piàoliang de lǐwù. Nǐ wàngjì wǒmen de jiéhūn jìniàn rì yě méiguānxì, zhǐyào nǐ duì wǒ hé wǒmen de háizi de ài hé ài bù huì xiāoshī hé tuìshǎi," ungkapku dengan senyuman yang menghiasi wajah tampanku. (Iya sayang, aku akan membelikan kamu hadiah yang sangat bagus dan indah. Nggak apa-apa jika kau lupa dengan ulang tahun pernikahan kita, asalkan rasa sayang dan cintamu tak akan hilang dan luntur untukku dan anak-anak kita,) Ternyata istriku jahil dan usil juga iya, di pagi hari yang sangat cerah dan indah ini. Aku sampai kaget dan takut di buatnya, aku pikir dia lupa. Ternyata dia tak pernah lupa sama sekali akan ulang tahun pernikahan kami. "***,***,*****。*************,******,****。*************, Duìbùqǐ, qīn'ài de, wǒ méiyǒu wàngjì. Rúguǒ jīntiān shì wǒmen de jiéhūn jìniàn rì, wǒ zhēn de hěn ài nǐ, wǒ de zhàngfū. Wǒ zěnme huì wàngjì wǒmen zhòngyào de rìzi," ungkap Tiara dengan senyuman yang sangat manis sekali yang menghiasi wajah cantiknya. (Maaf sayang, aku nggak lupa kok. Jika hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kita berdua, aku sungguh sangat menyayangi dan mencintai kamu suamiku. Mana mungkin aku melupakan hari penting kita,) "*,***,*******。***************, qīn'ài de, nǐ yǒuxīn wèi wǒ gōngzuò. Wǒ xiǎng rúguǒ nǐ zhēn de wàngjìle bǎobèi," protesku dengan tersenyum. (Ya ampun sayang, kamu tega sekali sayang mengerjaiku. Aku berfikir jika kamu memang lupa sayang,) Rupanya Tiara juga sudah menyiapakan hadiah untukku, dia merajut sweater khusus untukku. "*******,****。*************************, Yěxǔ wǒ sòng de lǐwù, bìng bù ángguì. Dànshì wǒ hěn zìháo nénggòu biānzhī zhè jiàn máoyī bìng xiàng nǐ zhǎnshì wǒ xīn'ài de zhàngfū," ungkap Tiara dengan tersenyum. (Mungkin hadiah yang aku berikan, bukan sesuatu yang mahal. Tetapi aku sangat bangga karena dapat merajut sweater ini dan menghadiakan untukmu suamiku tercinta,) "**********、******?*********,***************,***,*********。*********,***************** Battalion 01 Marines****。*************,********。*******, Shéi shuō zhè bùshì yī jiàn hěn tèbié, hěn piàoliang de lǐwù? Wúlùn nǐ sòng wǒ shénme lǐwù, dūhuì shì yī jiàn fēicháng měilì hé tèbié de lǐwù, qīn'ài de, wǒ zhēn de wèi nǐ gǎndào jiāo'ào. Nǐ mángzhe zhàogù nǐ de háizi, nǐ yě mángzhe bànyǎn Jalasenatri Battalion 01 Marines de fùzé rén. Nǐ hái huā shíjiān wèi wǒ zhīle zhè jiàn máoyī, xièxiè wǒ qīn'ài de qīzi. Wǒ fēicháng ài hé ài nǐ,' ucapku dengan menggengam tangan istriku. (Siapa bialng ini bukan merupakan hadiah yang sangat spesial dan indah? Apa pun hadiah yang kau berikan untukku akan menjadi hal yang sangat indah dan spesial sayang, aku sungguh sangat bangga kepadamu. Kamu sangat sibuk mengurus anak-anak kamu juga sibuk aktif berperan sebagai ketua Jalasenatri Yonif 01 Marinir. Kamu juga menyempatkan untuk merajut sweater ini untukku, terima kasih istriku sayang. Aku sangat menyayangi dan mencintaimu,) Aku dan istriku, akhirnya kami mengantarkan anak-anak kami dengan mengendarai mobil dinas yang aku miliki. Barulah setelah itu, aku dan Tiara ke kantor. Aku sibuk dengan para prajurit. Sedangkan Tiara istriku, sangat sibuk sekali dengan kegiatannya sebagai Ibu Jalasenatri. Aku dan Wadayon, berdiskusi banyak. Aku ingin semasa jabatanku. Aku dapat menjalankan tugasku dengan sangat baik. Aku memiliki program, guna meningkatkan Yonif 01 Marinir menjadi Prajurit yang memiliki segudang prestasi. Anak-anakku di Yonif 01 harus berperan aktif sebagai prajurit yang sangat di sayangi dan di cintai oleh masyarakatnya. Tetapi juga harus berani mengambil sikap serta langkah apa yang harus di ambil, aku dan Wadayon memiliki satu pemikiran yang sama. Aku sangat beruntung memiliki fatner kerja seperti Wadayonku. Kami semua makan siang bersama, karena rupanya kami sudah di masakan oleh para-para istri kami. Aku sungguh sangat beruntung sekali, memiliki istri seperti Tiara. Karena Tiara sudah memasak untukku, masakan yang di masak Tiara juga rasanya enak sekali. Aku jadi semakin sayang dan cintai kepada istriku, tetapi Tiara nggak boleh cemburu juga. Karena jika aku di kantor, aku lebih mementingkan istri pertamaku di bandingkan Tiara. "********,****。***********? Hěn yíhàn tā zhǐshì chénmò, zhìshǎo pínglùn. Wǒ hé wǒ māmā de chú yì bù hǎo ma?" tanya Tiara istriku dengan berbisik ke telingaku. (Sayang kok hanya diam saja, setidaknya komentar dong. Apakah masakanku dan para Ibu- ibu nggak enak iya?) "****************,***************** Jalasenatri *******。***,**********ǒ bǎochí chénmò bìng bù yìwèizhe wǒ gǎnjué bú shūfú, wǒ bǎochí chénmò shì yīnwèi wǒ hěn xiǎngshòu wǒ de qīzi hé Jalasenatri mǔqīn pēng zhì de shíwù. Qīn'ài de, wǒ wèi nǐ gǎndào jiā," ucapku dengan berbisik ke telinga istriku. Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD