“ Ya ampun nak, kamu kenapa?” tanya Ibu dengan sangat panik.
“ Baju putihku ke tumpahan sambal Ibu,” jawabku singkat.
“ Ya ampun nak, Ibu belum mencuci dan menyetrikanya. Bagaimana ini nak?” tanya Ibu dengan sangat panik.
Untung Mami dan Papiku membelikan aku satu lusin kemeja putih, jadinya aku dapat menyetrika dan memakai yang baru. Setelah selesai aku segera berangkat, aku di antarkan oleh Papi. Pendaftarannya panjang banget antreannya.
Awal mulanya aku psikotes dulu, setelah psikotes aku tes gambar dan warna.
Setelah selesai, aku di suruh pulang oleh yang mengetes. Papi dengan semangat mengajak aku makan sore. Di kedai sate Padang. Mungkin Papi sedang menginginkan sate Padang, jadi mau nggak mau aku makan Sate Padang Lontong di temani dengan Juice Markisa.
“ Bagaimana nak hasilnya?” tanya Papi kepadaku.
“ Hasilnya lolos Pi, besok tes lagi. Semoga lolos iya Pi,” ucapku sambil tersenyum.
“ Makan yang banyak kamu Adrian, Papi pesankan lagi untukmu nak. Calon tentara harus makan banyak,” ungkap Papi sambil tersenyum.
“ Aku nggak kuat Pi, ungkap aku sambil tersenyum.
“ Kamu nggak kuat kenapa?” tanya Papi kepadaku.
“ Tentu saja, aku nggak kuat untuk makan banyak. Nggak kuat apalagi memangnya Papi,” keluhku sambil tersenyum kecut.
“ Sudah jangan cemberut nak, mendingan temani Papi ke moll nak!” ajak Papi kepadaku.
“ Ok Papi, kita mau beli apa Papi?” tanyaku kepada Papi.
“ Papi mau belikan hadiah untuk Mamimu, semoga saja Mamiku suka iya. Mamimu kan lagi mengidam,” ungkap Papi sambil tersenyum.
“ Belikan Mami asinan Kamboja dan Asinan Sayuran saja. Pasti Mami suka,” ungkap aku sambil tersenyum.
“ Baiklah nak,” ucap Papi sambil tersenyum ke arahku.
“ Pap aku mau beli cokelat untuk Mami,” ucapku sebelum meninggalkan Papiku.
Aku membelikan sepuluh macam, cokelat untuk Mami, sedangkan untuk Ibu dan Ayah serta Papi. Tetapi untukku, aku memesan Ice cream dengan berbagai macam rasa.
Setelah puas berbelanja, aku menghampiri Papiku.
“ I am so sorry Pap, aku agak lama. Because mengantre,” terangku kepada Papi.
“ Ya ampun Adrian, kamu beli banyak sekali. Kamu mau dagang apa untuk di konsumsi sendiri?” tanya Papi sambil tersenyum.
“ Untuk di konsumsi Pap,” jawabku singkat.
“ Nanti gigimu ompong, kamu kan mau jadi Tentara. Masa Tentara giginya ompong,” sindir Papi kepadaku.
“ Nanti kan di bagi-bagi Papi, nggak mungkin aku makan sendiri. Nanti kita makan sama-sama Pap,” ungkapku sambil tersenyum.
Iya nak, kita pulang dulu iya. Nanti sampai di rumah kamu kita makan sama-sama,” ajak Papi sambil tersenyum.
Aku dan Papi berangkat, menuju rumahku. Setibanya di rumah aku dan Papi. Segera menghampiri Mami dan kedua orang tuaku.
Kami semua memakan asinan dan cokelat, aku menaruh ice cream aku di kulkas.
Setelah selesai, aku mencuci piring kotorku. Setelah selesai, aku kembali berbincang-bincang bersama keluargaku.
Aku yang sudah lelah, meminta izin untuk masuk ke dalam kamarku. Aku sudah mengantuk. Aku ingin tidur.
" Papi, Mami, Ayah dan Ibu aku tidur dulu iya. Aku sangat mengantuk aku takut telat," ucapku sambil tersenyum.
" Yasudah nak, tidur iya. Semoga mimpi indah honey," ucap Mami sambil tersenyum.
" Semoga cepat tidur nak, kamu harus mimpi indah nak. Nanti kalau ada biaya atau apa yang kurang bilang aja nanti Papi transfer," ucap Papi sambil tersenyum.
"Baik Pi," ucapku sambil tersenyum.
" Semoga mimpi indah iya nak," ucap Ayah dan Ibu secara bersamaan.
" Sama-sama Ayah dan Ibu," ucapku sambil tersenyum.
Aku tertidur sangat nyenyak sekali, aku terbangun jam lima pagi. Aku segera mandi. Aku langsung sarapan, setelah sarapan aku berpamitan kepada Ayah dan Ibuku.
“ Ayah dan Ibu aku berangkat kerja dulu iya,” ucapku sebelum berangkat.
“ Iya nak, hati-hati di jalan. Berdoa dulu di jalan, sebelum sampai. Ingat berdoa dulu sayang,” ungkap Ayah sambil tersenyum.
“ Hati-hati di jalan nak,” ucap Ibu sambil tersenyum.
Setibanya aku di dalam, aku langsung mengikuti tes. Tidak terasa sudah seminggu. Aku mengikuti tes. Puji Tuhan, Tuhan mengabulkannya. Aku menjadi siswa Perwira TNI AL. Aku di tempatkan di sekolah militer Surabaya.
Aku sangat bahagia, karena sebentar lagi aku akan mewujudkan mimpiku untuk menjadi prajurit TNI AL.
Aku bersama kawan-kawanku saling bahu dan membahu, walaupun aku mendapat komandan yang tegas dan otoriter.
Aku sangat senang sekali, akan didikannya. Ia adalah komandan yang tegas, ia juga tak segan-segan untuk menghukum yang salah. Sekali pun anak jenderal maupun anak Presiden. Jika salah pasti di sidak.
Aku sangat suka sekali, voli dan memasak. Aku ikut lomba yang di adakan oleh Pak Panglima TNI untuk saat ini, kami sangat senang dan bahagia sekali.
Puji Tuhan, aku menjadi juara ke dua, aku harus tetap semangat. Menjalani hidup ini, yang katanya sangat keras dan kejam ini.
Aku belajar dengan sangat giat, Sangking giatnya aku tidak ada waktu bermain keluar. Mereka menyebutku, si kutu buku. It is ok lah, no problem di panggil kutu buka juga, aku nggak apa-apa.
Dengan belajar giat, niatku ingin memperoleh adi maha kasa. Aku ingin membuat Ayah dan Ibu bangga, aku juga ingin membuat Mami dan Papi bangga.
“ Kamu mau ikut nggak?” tanya Iwan kepadaku.
“ Nggak perlu dech, saya belajar saja. Kalian saja yang pergi,” tolakku secara halus.
“ Baiklah kalau begitu, selamat belajar dech. Padahal ada gadis cantik bernama Lusi yang mau aku kenalkan,” terang Iwan sambil tersenyum.
“ Terima kasih iya, untuk kenalkan gadisnya nanti saja. Setelah aku sudah menjadi Tentara,” ungkapku sambil tersenyum.
Bersama para rekanku, kami selalu bersama-sama bahu membahu saling membantu satu sama lain.
Puji Tuhan, terima kasih aku lulus dengan nilai terbaik di TNI AL. Bahkan aku mendapatkan adi maha kasa. Aku mampu membuat kedua orang tuaku dan kedua orang tua angkatku. Mereka sangat bangga.
“ Selamat iya nak, kami bangga kepadamu. Kami sangat bangga,” ungkap mereka semua dengan sangat kompak.
“ Sama-sama thanks you,” ucapku sambil tersenyum.
Karena besok aku mau di tempatkan tugas di Jakarta, aku akhirnya mengikuti kedua orang tuaku. Ada Mami dan Papi juga kami pergi ke Bandung.
Ketika di Bandung, aku mengalami kecelakaan. Aku hampir terjatuh keserempet mobil.
Untungnya aku, aku hanya mengalami luka ringan. Setelah di obati aku beserta keluargaku ke Jakarta. Kami menginap di hotel.
Karena keluarku nggak mungkin ninggalin aku. Mungkin esok mereka pulang ke Manado.
Bersambung.