Amarah Komandan

2336 Words
Sementara aku dan Kim Soek Jin saling bertatapan, kami tak menyangka atas perubahan sikap daeri sahabat kami Hadi, kami tak menyangka Hadi yang kalem, dia tak pernah menghina dan merendahkan siapa pun jadi seperti ini. "Давай, Хаді, перестань ображати свою дружину. Шкода знати, що твою дружину так зневажають, Davay, Khadi, perestanʹ obrazhaty svoyu druzhynu. Shkoda znaty, shcho tvoyu druzhynu tak znevazhayutʹ," ucapku dengan tersenyum ke arah Hadi. (Sudahlah Hadi, berhenti menghina istrimu. Kasian tau istrimu di rendahkan seperti itu,) "Так, я не думав, що Хаді має гарне ставлення та характер. Будь такою, не будь такою Хаді. Перетворись на дуже приємну людину, як і раніше, Tak, ya ne dumav, shcho Khadi maye harne stavlennya ta kharakter. Budʹ takoyu, ne budʹ takoyu Khadi. Peretvorysʹ na duzhe pryyemnu lyudynu, yak i ranishe," ucap Kim Soek Jin yang ikut menimpali. (Iya aku tak menyangka, Hadi yang sikap dan kepribadiannya baik. Menjadi seperti ini, kau jangan seperti ini Hadi. Berubalah menjadi pribadi yang sangat menyenangkan seperti dulu,) "Тож ти думаєш, що я не та весела людина, якою була, Tozh ty dumayesh, shcho ya ne ta vesela lyudyna, yakoyu bula," ucap Hadi dengab memanyunkan bibirnya. (Jadi menerutmu, aku sudah bukan orang yang menyenangkan seperti dulu,) "Якщо чесно, ти змінився. Ти більше не та весела людина, якою була. Ти змінив Хаді, Yakshcho chesno, ty zminyvsya. Ty bilʹshe ne ta vesela lyudyna, yakoyu bula. Ty zminyv Khadi," ucap Kim Soek Jin dengan tersenyum. (Kalau boleh jujur iya, kau sudah berubah. Kau bukan lagi pribadi yang menyenangkan seperti dulu. Kau sudah berubah Hadi,) "Так, Хаді, будь приємною людиною. Хто ніколи не ображає, Tak, Khadi, budʹ pryyemnoyu lyudynoyu. Khto nikoly ne obrazhaye," ucapku yang ikut menimpali. (Iya Hadi, jadilah pribadi yang menyenangkan. Yang tidak pernah menghina,) "Добре, Адріан, добре Кім Сук Джін. Ти не знаєш, як це бути мною, жертвуючи своїм майбутнім. Одружившись з такою дівчиною, як моя дружина, Dobre, Adrian, dobre Kim Suk Dzhin. Ty ne znayesh, yak tse buty mnoyu, zhertvuyuchy svoyim maybutnim. Odruzhyvshysʹ z takoyu divchynoyu, yak moya druzhyna," keluh Hadi dengan cemberut. (Baiklah Adrian, Baiklah Kim Soek Jin. Kau tak tau rasanya jadi aku, yang mengorbankan masa depanku. Dengan menikahi gadis seperti istriku,) "Терпіння Хаді, ви повинні бути терплячими і непохитними. Я вірю і вірю, що якщо ти і ця дівчина справді збігаються, я не хочу, щоб ти пошкодувала про це, Хаді. Я не хочу, щоб ти потім шкодував Terpinnya Khadi, vy povynni buty terplyachymy i nepokhytnymy. YA viryu i viryu, shcho yakshcho ty i tsya divchyna spravdi zbihayutʹsya, ya ne khochu, shchob ty poshkoduvala pro tse, Khadi. YA ne khochu, shchob ty potim shkoduvav," ucapku dengan tersenyum. (Sabar Hadi, kamu harus sabar dan tabah. Aku yakin dan percaya jika kamu dan gadis itu memang berjodoh, aku tak mau kau menyesalinya Hadi. Aku tak mau kau menyesal nantinya,) "Так, Хаді, те, що сказав Адріан, правда, пізніше ви дізнаєтеся, коли впізнаєте один одного. Я впевнений, що ти і дівчина триватимеш вічно, Tak, Khadi, te, shcho skazav Adrian, pravda, piznishe vy diznayetesya, koly vpiznayete odyn odnoho. YA vpevnenyy, shcho ty i divchyna tryvatymesh vichno," ucap Kim Soek Jin dengan tersenyum. (Iya Hadi apa yang di katakan Adrian ada benarnya, nanti kamu akan tau setelah kalian saling mengenali satu sama lain. Aku yakin kamu dan gadis itu akan langgeng untuk selamanya,) "Ви так впевнені, що я полюблю свою дружину? Vy tak vpevneni, shcho ya polyublyu svoyu druzhynu?" tanya Hadi kepada kami dengan penuh keraguan dan kebimbangan. (Apakah kalian ber dua sangat yakin aku akan mencintai istriku?) "Tentu saja kami sangat yakin," jawab aku dan Kim Soek Jin secara bersamaan. "Cintamu untuk istrimu pasti ada, seiring berjalannya waktu. Aku sangat yakin itu," ucapku dengan tersenyum. "Maaf iya bukan kami mau ikut campur, dengan kehidupanmu dan keluargamu. Kami ber dua menasehati karena kami sangat sayang kepadamu Hadi, kita tidak hanya sahabat tetapi saudara. Jadi kami tidak ingin kau salah jalan dan arah," ucap Kim Soek Jin dengan tersenyum. Tiba-tiba ponsel Hadi berdering, ternyata itu istrinya yang ingin melakukan video call. "Halo Mas Hadi," sapa istrinya Hadi dengan sangat ramahnya. "Halo Monica," sapa Hadi dengan sangat ketus. "Mas Hadi Kevin aku titipkan ke rumah Ibu, aku sudah bekerja di Hongkong. Sebagai TKI," ucap Monica istrinya Hadi. "Apa kau bilang?" tanya Hadi dengan suara yang sangat tinggi. "Iya mas, itu benar. Aku sudah di Hongkong," jawab Monica. "Pulang sekarang ke Indonesia, atau kau akan aku ceraikan. Kau pulang sekarang juga!" ancam Hadi kepada Monica istrinya. "Maaf mas Hadi, aku tidak bisa. Surat gugatan cerai sudah aku Kirim ke Perancis. Kevin juga tinggal di rumah Ibuku," ucap Monica dengan tersenyum. "Apakah kau sudah yakin ingin bercerai denganku Monica?" tanya Hadi dengan ekpresi syok. "Iya mas, saya sudah sangat yakin sekali. Untuk menggugat cerai Mas Hadi," jawab Monica dengan penuh keyakinan dan percaya diri. "Alasannya apa kau ingin bercerai denganku?" tanya Hadi kepada istrinya. "Alasannya sungguh simple, untuk apa aku mempertahankan suami yang tak mencintaiku. Lebih baik aku lepaskan," jawab Monica dengan tersenyum. Setelah Monica istrinya, berucap seperti itu. Hadi malahan menangis. Bahkan air matanya banjir, katanya dia menyesal menikahi istrinya. Tetapi di gugat cerai, malahan menangis. Aku dan Kim Soek Jin saling bertatapan. Aku dan Kim Soek Jin sangat yakin ada benih cinta di hati dan perasaan Hadi untuk Monica istrinya. "하디가 당신이 원하는 이혼이 아닌가요? 근데 왜 울어? hadiga dangsin-i wonhaneun ihon-i aningayo? geunde wae ul-eo?" tany Kim Soek Jin dengan menatap lekat Hadi yang masih menangis. (Hadi bukankah perceraian yang kau inginkan? Tetapi kenapa kau menangis?) "예, 저는 아내 모니카와 이혼하고 싶습니다. 나는 그와 이혼했어야 했는데 그 대신 내 아내인 모니카가 나와 이혼했다. ye, jeoneun anae monikawa ihonhago sipseubnida. naneun geuwa ihonhaess-eoya haessneunde geu daesin nae anaein monikaga nawa ihonhaessda." keluh Hadi yang masih menitikan air matanya. (Iya aku memang sangat ingin bercerai, dengan Monica istriku. Seharusnya aku yang menceraikannya tetapi malahan aku yang di ceraikan Monica istriku,) Tiba-tiba ponsel Hadi berdering, ternyata yang menghubunginya Monica. Ternyata Monica tak jadi mengajukan gugatan cerai untuk Hadi, karena Monica rupanya tengah hamil anak ke duanya bersama Hadi. Hadi yang awalnya menangis, kembali tersenyum karena tak jadi di ceraikan oleh Monica istrinya. "나는 당신이 이미 당신의 아내를 사랑하고 있다고 확신합니다. 당신은 당신의 아내 모니카를 매우 사랑합니다. 입으로는 안된다고 해도 눈은 빛나고 naneun dangsin-i imi dangsin-ui anaeleul salanghago issdago hwagsinhabnida. dangsin-eun dangsin-ui anae monikaleul maeu salanghabnida. ib-euloneun andoendago haedo nun-eun bichnago," ejekku di selingi dengan tawa dan canda. (Aku yakin kau sudah mencintai istrimu, kau sangat mencintai Monica istrimu. Meski mulutmu mengatakan tidak tetapi matamu pancarkan sinarnya,) "네, 하디, 그래서 당신이 그렇게 할 수 없습니다. 이제 아내의 사랑의 노예가 된 모니카, 이혼하고 아이처럼 울 차례입니다. 그 사랑의 씨앗이 자랐지만 당신은 그것을 깨닫지 못합니다. ne, hadi, geulaeseo dangsin-i geuleohge hal su eobs-seubnida. ije anaeui salang-ui noyega doen monika, ihonhago aicheoleom ul chalyeibnida. geu salang-ui ssias-i jalassjiman dangsin-eun geugeos-eul kkaedadji moshabnida." ejek Kim Soek Jin dengan tersenyum menatap Hadi dengan sangat lekat. (Iya Hadi, makanya kau tidak boleh begitu. Sekarang jadi b***k cinta istrimu Monica, giliran di ceraikan nangis meraung-raung seperti anak kecil. Itu benih cinta udah tumbuh tetapi kau tak sadar,) "너희 둘, 그만 놀려. 우리도 이미 늦게 집에 가는 게 좋겠어. neohui dul, geuman nollyeo. ulido imi neujge jib-e ganeun ge johgess-eo." ucap Hadi yang meminta untuk pulang terlebih dahulu. (Sudahlah kalian ber dua, berhenti untuk mengejekku. Lebih baik kita pulang saja sudah sore juga,) Aku dan Kim Soek Jin, akhirnya mengikuti kemauan Hadi. Aku dan Hadi berpisah dengan Kim Soek Jin, karena ternyata Kim Soek Jin mau kerja lagi di tempat lain. "형, 먼저 인사할게요. 다른 곳에서 일하고 싶고, hyeong, meonjeo insahalgeyo. daleun gos-eseo ilhago sipgo," pamit Kim Soek Jin kepada aku dan Hadi. (Bro, aku pamit dulu iya. Aku mau kerja di tempat lain,) "네 형님, 길 조심하세요. 목적지인 w******p에 도착했을 때 우리 둘은 ne hyeongnim, gil josimhaseyo. mogjeogjiin Whatsappe dochaghaess-eul ttae uli dul-eun," ucapku dan Hadi secara bersamaan. (Iya bro, hati-hati di jalan iya. Kalau sudah sampai tempat tujuan w*****p kami ber dua,) "알았어 형, 내일 봐. 내일 나는 너희 둘을 위한 음식을 가지고 너희 막사에 들를 것이다. al-ass-eo hyeong, naeil bwa. naeil naneun neohui dul-eul wihan eumsig-eul gajigo neohui magsa-e deulleul geos-ida." ucap Kim Soek Jin dengan melambaikan tangannya ke arah kami ber dua. (Ok bro, sampai jumpa esok. Esok aku akan mampir ke barakmu membawa makanan untuk kalian ber dua,) Aku dan Hadi, setibanya di barak kami saling bercengkrama. Aku kira aku dan Hadi akandi hukum oleh Komandan Peleton. Tetapi kami ber dua, tak memiliki kesalahan apa pun. Masa harus di hukum, Komandan Peleton tak ada ekpresi senyumannya. Wajah Komandan peleton kami seperti tak bersahabat. Tetapi kenapa Komandan marah iya? Kepada kami ber dua? Aku kan sudah meminta izin untuk libur di percepat. Hadi juga mulai kerjanya besok. Dengan keberanian aku akhirnya bertanya, kepada Komandan Peletonku. "La permission du commandant, Hadi et moi avons-nous fait une erreur fatale ?" tanyaku dengan tersenyum. (Mohon izin Komandan, apakah saya dan Hadi melakukan kesalahan fatal?) "Oui, vous vous trompez tous les deux, vous avez même une erreur très fatale. Ce n'est pas que tu pratiques Adrian, et toi Hadi devrait encourager Adrian à être le Champion," ucap Komandan Peleton dengan tersenyum. (Iya kalian ber dua salah, bahkan memiliki kesalahan yang sangat fatal. Bukannya kamu berlatih Adrian, dan kau Hadi harusnya menyemati Adrian untuk menjadi Sang Jawara,) Aku dan Hadi, sontak sangat bingung. Komandan kami ingin aku berlatih apa? Aku aja bingung, sangat binggung sekali. Bahkan aku binggung melebihi apa pun itu, sehingga aku bertanya yang di maksud Komandanku itu apa? "Désolé commandant, je ne comprends pas. Par quoi voulez-vous dire Commandant ?" tanyaku dengan tersenyum. (Maaf Komandan, saya tidak paham. Dengan apa yang Komandan maksud?) "Kau yakin tak tau Adrian?" tanya Komandan kepadaku. "Je ne sais vraiment pas ce que le commandant a dit. Donc je suis très confus Commandant," jawabku dengan tersenyum. (Saya memang tak tau, apa yang Komandan katakan. Jadi saya sangat bingung Komandan,) "Êtes-vous sûr que vous ne savez pas ce que je veux dire?" tanya Komandan dengan nada meninggi. (Kau yakin nggak tau dengan apa yang saya maksud?) "Oui Commandant, je suis très sûr Commandant. Pourquoi ai-je menti Commandant," jawabku dengan keheranan. (Iya Komandan, saya sangat yakin sekali Komandan. Untuk apa saya bohong Komandan,) "Vous avez un téléphone portable, n'est-ce pas Adrian ?" tanya Komandan dengan nada yang sangat meninggi. (Kau punya ponsel kan Adrian?) "J'ai le portable du Commandant," jawabku dengan singkat, padat dan jelas. (Saya ada ponsel Komandan,) "Que faire si vous avez un téléphone portable que vous n'utilisez pas ?" tanya Komandan dengan nada penuh sindiran. (Untuk apa jika kau punya ponsel tidak di gunakan?) "Désolé Commandant, je n'ai reçu aucun message de Commandant. Pourquoi mentirais-je," jawabku dengan ekpresi penuh tanya dan keheranan. (Maaf Komandan, saya tidak menerima pesan apa pun dari Komandan. Untuk apa saya bohong,) "Hadi j'ai aussi ton w******p, mais tu te tais. Tu aurais dû dire à Adrian," ucap Komandan dengan tatapan meletotot ke arah Hadi. (Hadi saya juga ada Watsapp kamu, tetapi kamu diam saja. Seharusnya kamu kasih tau ke Adrian,) Sementara Hadi dan aku, sangat bingung. Seharusnya langsung saja ke intinya. Jadi kami kan tau apa kesalahan kami. "Désolé commandant, je suis très confus. Je n'ai pas non plus reçu de message w******p du commandant," ucap Hadi dengan ekpresi heran. (Maaf Komandan, saya sangat bingung. Saya juga tak menerima pesan Whatasapp dari Komandan,) Mungkin Komandan peleton kami, sedang datang bulan. Sehingga marah-marah terus bawaannya. Seharusnya bilang kesalahan aku dan Hadi dimana. "Vous ne m'avez pas menti, n'est-ce pas ?" tanya Komandan kami dengan nada sangat meninggi. (Kalian ber dua nggak bohong kan ke saya?) Ya Tuhan, bisa-bisanya Komandan sujon ke kami. Sudah tau mungkin sinyal lagi susah, atau sedang ada gangguan di provider.  "Je ne mens pas Commandant, pourquoi mentirais-je. Il ne sert à rien de mentir cependant," jawabku dengan tersenyum. (Saya tidak bohong Komandan, untuk apa saya berbohong. Toh nggak ada gunanya saya berbohong,) "Oui Commandant, ce qu'Adrian a dit est vrai. Nous ne mentons pas, peut-être que le signal a un réseau dur," ucap Hadi yang ikut menimpali. (Iya Komandan, apa yang di katakan oleh Adrian benar adanya. Kami nggak berbohong kok, mungkin sinyal sedang susah jaringannya,) "Juste vous deux, faites attention si vous perdez Adrian, je vous punirai ! Toi aussi je punis Hadi !" ancam Komandan kepada kami ber dua. (Alasan saja kalian ber dua, awas saja kalau sampai kamu kalah Adrian saya hukum kamu! Kamu juga saya hukum Hadi!) Ya Tuhan, Komandan terlalu egois marah-marah yang nggak jelas. Padahal kami ber dua nggak tau kesalahan kami apa? Seharusnya bilang saja, tata letak kesalahan kami di mana. Jadi kami ber dua dapat memperbaikinya. Jadi lebih baik di beritahukan, jadi aku dan Hadi dapat introveksi diri. Dapat menjadi lebih baik lagi, dapat menjadi anak yang Komandan kami mau. Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD