Aku sangat gugup sekali, karena aku akan memasuki ruangan Komandanku. Pasti Komandanku sangat marah kepadaku, semoga saja aku tidak mendapatkan hukuman yang berat akan masalah ini.
Ketika aku masuk ke ruangan, aku sangat kaget dan terkejut tatkala ternyata sudah ada Iwan. Raut wajah Komandan sangat marah, kami di kumpulkan menjadi satu. Tidak hanya Komandan tiga matra, tetapi Komandan dari kesatuan kami.
"Adrian kamu habis dari mana?" tanya Komandan kepadaku.
"Tentu saja habis kencan dengan pacarnya yang Angkatan Udara Michele," ucap Iwan dengan nada menyindir.
"Saya tanya Adrian, saya tidak tanya kamu. Kamu jangan tambah masalah, saya hukum kamu iya," ucap Komandan dengan amarah yang mendalam sambil memelototi Iwan.
"Saya habis dari moll, di temanin oleh Michele sahabat saya. Saya dan Michelle fure berkawan tidak memiliki hubungan sesama jenis," ungkapku sambil tersenyum getir.
"Iya Adrian saya udah tau, saya akan menghukum Iwan. Iwan ikut saya," titah Komandan kompi Angkatan Darat.
Iwan berjalan mengikuti komandan Angkatan Darat, sepanjang perjalanan Komandan masih saja, memarahi dan ngedumel kepada Iwan.
"Kamu itu prajurit sejati bukan?"tanya Komandan kepada Iwan.
"Tentu saja Komandan, saya adalah prajurit sejati. Apakah bentuk bodi saya kurang?"tanya Iwan kepada sang Komandan.
"Saya tidak bertanya dari body kamu, saya bertanya dengan mental kamu. Mental kamu seperti itu, sangat memalukan," cicit sang Komandan.
"Komandan kan dari Angkatan Darat sama seperti saya, kenapa Komandan membela Adrian?" tanya Komandan kepadaku.
"Saya tidak membela siapa pun di sini, saya hanya membela yang benar dan menindak yang salah. Sekali pun dia satu matra dengan saya kebetulan dia salah pasti akan saya sidak sekali pun anak kandung saya sendiri," ucap Komandan dengan sangat emosi.
"Maaf Komandan, saya salah. Maafkan saya Komandan," ucap Iwan dengan raut wajah penuh rasa penyesalan.
"Apakah kamu akan menyesal? Setelah kamu melakukannya, sekarang kamu saya hukum. Kamu jaga di wilayah timur, selama satu minggu," ucap Komandan dengan sangat tegas.
"Baik Komandan," ucap Iwan dengan ketakutan.
" Sekarang kamu segera pergi, pergi dari sini. Kamu sekarang tidur di sel untuk malam ini dan renungkan apa kesalahanmu," titah Komandan sambil menatap tajam ke arah Iwan.
"Kurang ajar, gara-gara Adrian gue masuk sel," gerutu Iwan di sepanjang perjalanan.
***Lomba Voly**
Hari ini, aku akan mengikuti lomba Voly aku sangat senang sekali. Karena lomba Voly nya bukan team atau regu, melainkan perorangan.
Semoga saja, aku bisa menang. Karena hadiahnya tidak hanya uang tunai melainkan hadiahnya adalah piala, banyak sorak sorai, memanggil nama aku beserta lawanku.
Terimakasih Tuhan, akhirnya aku dapat menjadi juara pertama. Aku sangat senang dan bahagia sekali, walaupun pialanya seminggu lagi ada di genggamanku.
*** Lomba Memasak***
Aku sangat senang sekali, ternyata ada lomba memasak lagi. Karena aku suka dan hobi memasak, aku memasak masakan daerah dan internasional. Hingga akhirnya aku menjadi juaranya, terima kasih Ya Tuhan aku menjadi juaranya.
Walaupun hanya menjadi juara kedua, tetapi hadiahnya juga lumayan. Tidak hanya uang tunai melainkan piala.
*** Amarah Iwan Kepadaku***
Iwan tidak pernah jera juga, ia mungkin raaa kebencian kepadaku sudah mendarah daging. Jadi susah untuk di hilangkan, jadi rasa bencinya semakin dalam.
Iwan bahkan merusak ke dua pialaku dengan menghancurkannya. Hatinya sungguh jahat, tak berperasaan dan memiliki hati nurani.
' Hey Iwan kenapa kau rusak ke dua pialaku?" tanyaku dengan emosi kepadanya
"Ini semua karena aku benci kepadamu, karena kau lebih unggul. Aku benci kau Adrian," ungkap Iwan dengan suara kerasnya.
Aku tak menyangka, pembicaraan kami di dengar oleh Komandan. Iwan di hukum dengan menggunakan Balok Es, Iwan di suruh tidur telanjang da da oleh komandan. Bayangkan saja, cuaca sangat dingin. Ia tidur di ubin dengan di taruh batu es balok besar menimpa tubuhnya.
"Kamu di hukum balok es selama seminggu, renungkan apa kesalahanmu. Jangan sampai kamu tak menyesalinya," ucap Komandan dengan sangat tegasnya.
Tatapan Iwan melotot ke seluruh ruangan tempat ia di hukum, ia sangat membenci Adrian. Rasa bencinya kepada Adrian semakin dalam dan dalam lagi.
"Lihat saja Adrian, aku akan membuatmu menderita. Karena telah membuatku seperti ini," cicit Iwan dengan sangat emosi.
"Adrian sekali-kali kau lawan, kau lawan Iwan. Supaya dia nggak semena-mena," ucap Riki menasehati Adrian.
"Iya tetapi aku nggak mau cari ribut. Aku mau damai," ucap Adrian dengan senyuman.
"Iya juga, tetapi masalahnya jika kamu nggak marah. Dia akan semakin membuli kamu," cicit Riki dengan emosi.
"Aku ingin membungkam mulut Iwan dengan prestasi yang aku miliki, contohnya saja ia marah dan menghancurkan pialaku. Komandan tau dan menghukumnya," ungkapku sambil tersenyum.
"I know bro, tetapi karena dia. Kau dan Michele menjadi gosip pasangan sesama jenis," terang Riki sambil tersenyum kecut.
"Aku dan Michele hanya kawan bro, kami juga tidak memiliki hubungan sesama jenis. Apalagi yang harus di klalifikasi," ungkapku sambil tersenyum.
"Aku dan kawan-kawan sudah tau sepeerti apa kau, tak mungkin kau dan Michele menjalin hubungan sesama jenis. Tetapi masyarakat yang menilai bro kau harus tetap klarifikasi," ucap Riki sambil tersenyum.
"Terus aku harus klarifikasi seperti apa Riki?" tanyaku kepada Riki.
"Aku ada chanel Youtobi, kamu tinggal klarifikasi di chanel Youtobiku. Aku akan mengundangmu dan Michele," terang Riki yang mencoba membantuku dan Michele.
Tetapi kami tidak langsung membuat konten, kami meminta izin kepada Komandan kami. Bisa kena sidak, kalau bertindak seenaknya.
Kami membuat konten di kantin, aku dan Michele menjawab pertanyaan yang di layangkan oleh Riki.
Setelah usai, Michele kembali ke kesatuannya.
"Sekarang sudah clear masalahnya, lain kali kalau Iwan menghinamu. Kamu tampol dan rusak saja wajahnya," ungkap Iwan sambil tersenyum.
"Thanks bro," ucapku sambil memeluk Riki.
Iwan yang melihat Adrian dan Riki berpelukan, menghina dan menghardik mereka berdua.
"Kalian berdua cari tempat dong, jika mau bermesraan. Aku jadi jijik," ejek Riki dengan tersenyum ketus.
"Maksud kau apa? Menghina saya dan Adrian," tanya Riki dengan sangat emosi.
"Iya saya tau, kalian berdua adalah pasangan gay. Jadi carilah tempat yang nyaman jangan di sini," ucap Iwan dengan tatapan mengejek.
Riki yang tak terima, Riki yang khalaf langsung memukul dan menghantam wajah Iwan.
"Sudah Riki, biarkan saja dia. Kalau kita ketahuan berantem yang ada Komandan menghukum kita, gawat bro!" ucapku sambil tersenyum.
"Tidak bisa di biarkan dia Adrian, mulutnya itu jahat banget. Mulutnya harus di hantam," ucap Riki dengan sangat emosi.
Komandan yang melihat kami, langsung menghukum kami. Aku dan Riki di hukum skorjam dan push up masing-masing dua ratus kali.
Sedangkan Iwan, masa hukuman balok es di tambah lagi selama seminggu lebih.
Bersambung.