Tidak Ada Jeranya

1016 Words
Aku dan Riki sangat lelah sekali, akibat hukuman tersebut. Bayangkan saja badanku terasa lemas dan kaku. Aku dan Riki, akhirnya memutuskan untuk beristirahat. Aku dan Riki tertidur di dalam mes Indobat. Aku tertidur sangat nyenyak sekali, saya terbangun sekitar jam enam pagi. Aku kesiangan, jadi aku sangat terburu-buru untuk mandi dan mengenakan seragam dinasku. Aku beserta rekanku, segera berlari dan senam pagi. Setelah usai, kami segera bernyanyi lagu santai sejenak. Berhubung ini hari minggu, sekolah libur. Aku tidak mengajar anak-anak sekolah belajar. Aku tak lupa menyempatkan diri ke gereja, aku berdoa untuk menata diri lebih baik lagi. "Tuhan aku mohon, aku ingin menjadi yang terbaik di dalam hidupku ini. Aku ingin menjadi jati diri yang lebih baik lagi, berkahi aku Tuhan," ucap Adrian sambil berdoa dengan khusyu. Setelah selesai berdoa, Adrian berbicara dengan pastur dan biarawati. Walaupun Adrian beragama Kristen. Tetapi dia sangat akrab dengan pemeluk agama lainnya. Adrian melihat seorang gadis yang sangat cantik sekali, Adrian dengan gadis cantik itu saling berkenalan. Ada radar dan sinyal suka di antara Adrian dengan gadis cantik bernama Naila. Tetapi sayangnya, perbedaan agama dan Negara yang menjadi penghalang. Adrian sebenarnya berniat untuk menjadikan Naila istri, tetapi tatkala Adrian main ke rumah Naila. Adrian harus di usir oleh kedua orang tuanya. "Pak saya Adrian, saya menyukai Nayla putri Bapak. Izinkan saya membuktikannya," ucap Adrian dengan senyuman yang menghiasi wajah tampannya. "Kamu dari mana asal negaramu?" tanya Ayah Nayla kepada Adrian. "Saya dari Indonesia Pak," jawab Adrian dengan senyuman yang menghiasi wajah tampannya. "Maaf saya ingin bertanya apa agamamu?" tanya Ayah Nayla kepada Adrian. "Saya Kristen Protestan Pak," jawab Adrian dengan senyuman manis yang menghiasi wajah tampannya. "Maaf nak, kami nggak bisa terima lamaranmu. Kalian berbeda keyakinan mana mungkin dapat bersatu," ucap Ayah Naila dengan tegas. "Bisa Pak, kami kan menikah dengan keyakinan kami masing-masing. Saya dan Naila saling cinta Pak," ungkap Adrian dengan penuh percaya diri. "Memangnya hanya dengan cinta saja cukup, apalagi kalian berdua berbeda keyakinan agama. Kalian berbeda dari Negara juga," ucap Ayah Naila dengan tersenyum kecut. "Baiklah Pak, saya akan pergi. Terima kasih Pak," ucap Adrian sambil tersenyum. Dengan langkah kaki lunglai, Adrian berjalan dengan sangat lemah. Ia tak menyangka kisah kasihnya harus berakhir penderitaan. Kasih tak sampai yang Adrian alami dengan sang pujaan hati bersama Naila. Naila mengejarnya, Naila tidak ingin putus. Tetapi Adrian mengalah, Adrian tidak mau Naila menjadi anak durhaka. "Adrian tunggu aku, jangan tinggalkan aku Adrian. Bukannya kamu bilang ingin serius dan menikahiku,"ungkap Naila dengan menangis. "Maaf Naila, kita harus putus. Apa yang di katakan oleh Ayahmu ada benarnya tidak cukup hanya cinta saja," ucap Adrian sambil melangkah jauh meninggalkan Naila. Setibanya di asrama Indobat, Adrian langsung murung. Dia di hibur oleh Riki dan Riko. Riki dan Riko tampak heran rupanya karena Adrian yang biasanya sumringah, Adrian yang biasanya tertawa bahagia. Sekarang murung, seperti tak memiliki tenaga. "Adrian kau kenapa?" tanya Riki kepadaku. "Aku nggak apa-apa Riki, aku hanya heran saja. Aku sangat menyayangi Naila tetapi cinta kami tak dapat bersatu," ungkap Adrian dengan kesedihan yang sangat mendalam. "Sudahlah Adrian, jangan terlalu sedih. Putus cinta sudah biasa, jangan terlalu larut dalam kesedihan. Semoga saja, kamu dapat jodoh yang baik. Saya akan selalu mendoakan," ucap Riki mencoba menenangkan Adrian. "Thanks bro, karena sudah menyemangati saya. Saya sangat bahagia walaupun habis purus cinta," ungkap Adrian sambil tersenyum. "Sama-sama bro, kamu harus tetap semangat. Jangan hanya karena putus cinta menjadi lemah," ungkap Riki yang mencoba menyemangatiku. "Thanks for me bro, i can happy. Walaupun aku sekarang sedang patah hati dan putus asa," ucap Adrian dengan senyuman cantik yang menghiasi wajahnya. "Tetap semangat Adrian, kamu pasti bisa mendapatkan jodoh yang lebih baik. Aku doakan yang terbaik untukmu," ucap Riko sambil tersenyum. "Baik Bro, thanks for me. Aku tetap semangat kok!" ucap Adrian dengan senyuman terbaiknya. Adrian, Riki dan Riko hari ini akan kedatangan Bapak Panglima TNI. Adrian dan rekan-rekan yang lain, sedang berlatih tetapi sayangnya mereka harus menghafal minimal nomor seri istri pertamanya. Terlintas di dalam benak Iwan, untuk mengerjai Adrian. Ia menukar sepuluh jenis senjata, Adrian otomatis tidak dapat membedakan. Ketika ia di suruh, Adrian menyebut nomor seri istri pertamanya tidak bisa dan seperti menjawab asal nomor seri istri pertamanya otomatis Adrian harus belari selama 300 putaran. " Masa kamu nggak bisa Adrian, hanya menyebut nomor seri istrimu saja nggak becus. Padahal ini mudah kenapa jawabnya asal," ungkap Bapak Panglima marah-marah. "Siap salah Jenderal," jawab Adrian dengan menundukan wajahnya. "Sekarang kamu saya hukum 300 putaran,"titah Jenderal kepada Adrian. "Baik Jenderal,"jawab Adrian sambil menundukan wajah Adrian. Adrian berlari selama tiga ratus putaran, Adrian yang kelelahan minum air dingin. Untuk mendinginkan suasana hatinya sangat panasnya, panas sekali suasananya. Adrian yang sedang melamun di kagetkan oleh Riki dan Riko. "Kamu yang sabar bro, jangan sedih. Harus tetap semangat," ungkap Riki sambil menepuk pundak Adrian. "Iya thanks bro," ucap Adrian dengan senyuman. Setelah kejadian itu, Adrian di marahi oleh Komandannya. Ia tidak boleh sering, bertemu Michale sang sahabat beda negara semenjak kejadiaan itu. Adrian dan Michele hanysma bekabar melalui surat, yang di kirimkan oleh Riki atau Riko sebagai perantaranya. Iwan merasa sangat jahat, bahkan tega memasukan garam inggris ke makanan Adrian. Adrian malang sekali nasibnya, karena Iwan dia jadi seperti ini. Adrian di hina, bahkan di rendahkan. Riki dan Riko yang melihat kejadian itu. Segera melaporkan ke Komandan. Komandan sangat marah. Komandan menghukum Iwan, Iwan yang di hukum oleh Komandan kebingungan. "Kamu di hukum lari tiga ratus putaran," titah Komandan kepada Iwan. "Kok saya yang di hukum Komandan, memangnya saya salah apa Komandan?" tanya Iwan kepada Komandan. "Kamu banyak salah Iwan, makanya saya hukum. Kamu harus lakukan atau mau aku tambah hukumannya," titah Komandan dengan emosi yang sudah sangat membara. Iwan akhirnya menjalankan hukuman, ia di hukum oleh Komandan. Ia harus menderita, karena ulahnya sendiri. Iwan terus berjuang berlari sebanyak tiga ratus putaran. Iwan tetapi tidak pernah berubah, dia tetap saja menjahati Adrian. Padahal Adrian juga sudah tidak punya urusan apa-apa dengan Iwan. Adrian sangat marah, kepada Iwan. Ingin sekali Adrian memukul wajah Adrian. Tetapi ia teringat akan janjinya dan sumpahnya, jangan lah jadi pedendam. Cukup bungkam mulut mereka dengan sejuta prestasi yang kamu miliki. Balaslah mereka dengan cantik. Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD