Setelah aku berpamitan kepada mereka, keluargaku yang sangat aku sayangi, cintai dan kasihi. Kami seleluarga saling berpelukan.
"Attends que je revienne bébé, je t'aime tellement. je t'aime plus que tout," ucapku dengan mengucap istriku.
(Tunggu aku kembali sayang, aku sangat mencintaimu. Sangat mencintaimu melebihi apa pun,)
"Pourquoi manger beaucoup, ton estomac est encore mince Adrian. Il faut manger beaucoup, boire des vitamines et des fruits aussi. Nous devons toujours être en bonne santé, ne pas tomber malade," ucap Tono yang sudah terlihat bagaikan Ibu-ibu.
"Oui mon cher mari, je t'attendrai mon cher. Je serai longtemps plus tard, j'attendrai," ucap Istriku Tiara dengan tersenyum.
(Iya suamiku sayang, aku akan menantikanmu sayang. Lama akan aku nanti sebentar akan aku tunggu,)
"Ma fille Deborah, prends bien soin de maman. Prends bien soin de tes frères et sœurs aussi, cher Bayu, ne sois pas méchant, mon fils, prends soin de maman, frère Debora et soeur Brenda. Brenda est ma plus jeune fille, Brenda, ne sois pas difficile, sois une enfant obéissante. Ne soyez pas méchant chers maman et frères," ucapku dengan tersenyum.
(Putriku Debora, jaga Mama baik-baik. Jaga juga adik-adik dengan baik, Bayu sayang jangan nakal iya nak, jaga Mama, Kakak Debora dan Adik Brenda. Brenda putri bungsuku, Brenda jangan rewel iya jadi anak penurut. Jangan nakal sayangi Mama dan Kakak-kakak,)
Setelah selesai berpamitan, aku segera berangkat menaiki Taksi menuju Bandara. Dari Papua aku ke Bogor dulu. Ke Markas Indobat yang ada di Borgor. Dari Bandara Soekarno Hatta, aku dan rekan-rekanku menuju Perancis dengan menaiki pesawat.
Aku dan rekan militerku, tiba di Perancis pagi sekitar jam delapan pagi. Dari Bandara, kami menaiki mobil militer pasukan Garuda menuju Asrama Pasukan Garuda yang ada di pusat Ibu Kota Perancis.
Setibanya aku dan rekanku, di asrama Indobat. Kami sarapan bersama, kami sarapan roti dan kue serta meminum s**u bersama dengan rekan-rekanku.
Aku memulai menyusun strategi, dengan langkah apa yang ingin aku tuju. Aku ingin berkarya menjadi pasukan TNI yang terbaik dari yang terbaik. Aku ingin karier militerku berkilau dan cemerlang. Aku ingin masa depanku cerah. Aku ingin menjadi yang terbaik dan aku ingin memiliki karier militer yang lebih layak.
Aku ingin menjadi Komandan Batalion di usia muda, aku ingin menjadi Bapak KASAL dan Bapak Panglima TNI di masa depanku.
Semoga saja, aku dapat mewujudkan mimpiku. Menjadi impian dan kenyataan yang lebih layak. Aku percaya rencana Tuhan begitu nyata.
"Adrian, tu manges beaucoup, mange quelque chose de plein de nutrition et d'énergie. Afin que nous soyons forts au combat," ucap Tono dengan semangat membara.
(Adrian kamu makan yang banyak, makan yang penuh nutrisi dan energi. Supaya kita kuat dalam bertempur,)
"Bien sûr Tono, j'ai beaucoup mangé. Tu vois mon ventre est gonflé, je pense que ça suffit pour que plus tard je vomisse. de trop manger," ucapku dengan tersenyum.
(Sudah pasti Tono, aku sudah makan banyak sekali. Kau lihat perutku sudah membuncit, kurasa sudah cukup dari pada nanti aku akan muntah. Karena telalu banyak makan,)
"Pourquoi manger beaucoup, ton estomac est encore mince Adrian. Il faut manger beaucoup, boire des vitamines et des fruits aussi. Nous devons toujours être en bonne santé, ne pas tomber malade," ucap Tono sudah seperti ibu-ibu yang menasehati anak-anaknya.
(Apanya yang makan banyak, Perutmu itu masih langsing Adrian. Kamu harus makan yang banyak, minum vitamin dan buah juga. Kita harus selalu sehat jangan sampai sakit,)
"Ok mon frère, préparons-nous à patrouiller !" ajakku dengan meraih tangan Tono.
(Ok bro, ayo kita segera siap-siap untuk berpatroli!)
"Attends une minute mon frère, laisse-moi manger d'abord. Tu as vraiment du coeur, Adrian, ma nourriture n'est pas encore épuisée." keluh Tono dengan mendengus kesal.
(Tunggu sebentar bro, izinkan aku makan dulu. Kau sangat tega Adrian makananku belum habis,)
"Oh mon Dieu, après avoir patrouillé, tu peux manger autant que tu veux. Tu ne pleures pas comme un enfant après la patrouille on peut à nouveau manger," ucapku dengan menenangkan Tono yang cemberut.
(Ya Tuhan, setelah berpatroli kau kan bisa makan lagi sepuasnya. Kau jangan bersedih seperti anak kecil setelah patroli kita bisa makan lagi,)
"D'accord, mais promis oui. Tu m'accompagnes oui pour un repas après avoir patrouillé," ucap Tono dengan tersenyum.
(Ok baiklah, tetapi janji iya. Kamu menemaniku iya untuk makan setelah berpatroli,)
"Ok très bien d'ailleurs, je t'accompagnerai pour manger après la patrouille. Mais nous nous acquittons d'abord de nos devoirs d'État." ucapku dengan tersenyum.
(Ok beres untuk masalah itu, aku akan menemanimu makan setelah berpatroli. Tetapi kita melaksanakan tugas negara dulu,)
"Ok mon frère, allez mon frère patrouillons d'abord. Après ça, je peux manger à ma guise," ucap Tono dengan tersenyum.
(Ok bro, ayo bro kita berpatroli dulu. Setelah itu aku dapat makan sepuasnya,)
"Oh mon Dieu, mon frère, tout ce qui est dans ton cerveau et ton esprit est juste en train de manger. Nous devons essayer d'être les meilleurs soldats ici, mon ami, n'oubliez pas de ne pas embarrasser les troupes Garuda. Encourageons-nous tous !" ucapku dengan semangat empat lima dan membara.
(Ya ampun bro, yang ada di otak dan pikiranmu hanya makan saja. Kita harus berusaha menjadi prajurit terbaik di sini sobat, ingatlah jangan membuat malu pasukan Garuda. Ayo kita semua semangat!)
"Oui frère, merci pour tes conseils. Battons-nous ensemble pour être les meilleures troupes Garuda, pour être les meilleures troupes Garuda des meilleurs soldats," ucap Tono dengan tersenyum.
(Iya bro, terima kasih atas nasehatmu. Ayo kita berjuang bersama-sama menjadi Pasukan Garuda yang terbaik, menjadi Pasukan Garuda yang terbaik dari prajurit yang terbaik,)
Aku dan Tono, segera berpatroli dengan membawa senapan. Kami bersama pasukan lain berjaga menjaga keamanan dan ketentraman kota Perancis. Aku nggak mau harus menjaga keaman kota Paris Perancis bersama pasukan Garuda.
Aku melihat ibu-ibu yang kesusahan, aku dan pasukan yang lain sangat nggak tega. Sebagai seorang prajurit, aku sungguh sangat tak tega sekali. Aku tak mau membuat warga sekitar menderita, aku tak mau semua itu terjadi. Lebih baik aku yang menderita asalkan rakyatnya tak menderita. Aku tak mau rakyatku kesusahan. Semoga saja negeri ini akan selalu aman dan sentosa. Semoga saja akan selalu aman dan sentosa selalu. Semoga saja selalu damai
Bersambung.