Sedetik-8

2057 Words
Nando melajukan mobilnya meninggalkan halaman hotel itu menuju Jogja city mall. Disepanjang perjalananya Zaire terdiam dia tak mengatakan suatu hal, bahkan dia memilih terdiam melihat jalanan kota yogyakarta ini. "Zai lo sakit?" tanya Nando yang memecah keheningan diantara mereka. "Enggak"geleng Zaire. "Kalau ada apa apa cerita" ujar Nando. "Besok kita pulang ke bandung yuk Nand" ajak Zaire. Sedangkan Nando dia langsung meminggirkan Mobilnya itu dan menatab Zaire lekat, "kita udah sampe sini jauh jauh Zai, kenapa kita kembali ke Bandung?" ucap Nando, dia tau ada yang salah dengan Zaire sekarang. "Gak papa" "tapi sama saja lo tolak permintaan Hawa temen lo Zai" "Aku tau Nan" tunduk Zaire. "Zai kalau ada apa apa Cerita Zai!" "Enggak Nan, besok pulang yah"mohon Zaire. "Enggak Zai, itu sama saja lo bohong sama temen lo" geleng Nando tak setuju. "tapi Nan-" "Kalau ada apa apa cerita Zai, lo gak pernah kayak gini pasti ada alasannya" yakin Nando. "Gak Ada Nan-" "Zai!" tajam Nando yang membuat Zaire mengangguk dan menangis seketika. "Maaf Nan" tangis Zaire pecah, "Aku gak mau kamu kenapa kenapa" tangis Zaire pecah. Nando yang mengeeti dengan keadaan Zaire sekarang dia pun mulai memeluknya, dia tau jika Zaire melihat penglihatan yang membuat dirinya terancam. "Maaf Nan" tangis Zaire. "Cerita Zai" ucap Nando. "tadi aku lihat kamu terluka parah," tangis Zaire yang membuat Nando memeluk erat Zaire, dia tau apa yang dirasakan Zaire, melihat hal buruk yang membuat orang tertedakatnya teramcam itu sangatlah sulit untuk diterima, "Maaf Nan" ujar Zaire sekali lagi. "kenapa minta maaf?" tanya Nando kepada Zaire, "kalau Tuhan udah rencana in itu ngapain harus merasa bersalah?,lo itu hanya perantara Zai" sambung Nando yang melepaskan pelukannya. "Apa kamu tidak takut?" tanya Zaire yang mulai mengusap air matanya. "Tidak, kalau memang begitu gue bakal siap" "Tapi aku gak siap Nan" batin Zaire. Setelah itu Nando pun mulai melajukan mobilnya kembali menuju tempat yang di tuju. Saat Sampai Nando pun mulai memarkirkan di parkiran bawah tanah di mall ini. Zaire mulai turun dari mobil itu, disusul dengan Nando. Mereka pun segera masuk kedalam mall itu dan berjalan menuju beberapa stan yang ada disana, bahkan Zaire membeli beberapa baju, karna dia hanya membawa sekitar 10 styel saja, dan itu dipastikan kurang. "Zai nanti malem makan apa?" tanya Nando yang membuat Zaire berfikir sejenak. "Aku akan membuatkanmu nasi goreng nanti malam" ujar Zaire yang diangguki Nando. Sudah hampir dua jam lamanya Zaire dan Nando berbelanja untuk kebutuhan mereka beberapa hari ini, mereka pun memilih beristirahat di salah satu restorant dan memesan makan. Setelah memesan makanan mereka pun hanya duduk dan menatab handphopne masing masing yang masih belum pulih. "gue gak inget kata sandi akun i********: gue Zai" ucap Nando yang sendari tadi dia salah terus memasukkan kata sandi akun instagramnya. "Sama lama aku gak login kayak gini" ujar Zaire, "Dan kata sandi i********:, aku tulis di buku harian, tapi buku itu gak aku bawa" geram Zaire. "Sial banget sih kita Zai"desis Nando yang mulai mematikan handphonennya, dia sudah sangat kesal dengan handphonenya itu, "panggil Niken Zai" suruh Nando yang membuat Zaire pelan. "Jangan," "kenapa?" "aku takut yang datang bukan Niken melainkan yang lain" "Maksudnya?" "Jangan pernah memanggil orang yang sudah mati karna yang mendengarnya tidak hanya satu melainkan semuanya, mereka bisa mendengar panggilan kita" jawab Zaire. Bulu kuduk Nando berdiri seketika, dia sekarang sangat Faham mengapa Zaire tidak mau mrmanggil Niken, karna resiko itu sangat besar, dan berakibat fatal jika hal itu terjadi. Apalagi jika yang tendengar arwah yang jahat bisa dipastikan dia akan mengincar nyawa dari orang itu. "Bisa sangat fatal jika yang dipanggil itu bukan Niken melainkan arwah lain" simpul Zaire. "Apa lo pernah Zai?" tanya Nando. "Tidak, bahkan aku tidak mau hal itu terjadi" geleng Zaire. "tapi apa lo pernah memanggil Niken?" tanya Nando. "pernah, dan setelah itu Niken marah kepada ku" ujar Zaire mengingat dimana Niken selalu marah kepadanya. "Niken bisa marah?" tanya tak percaya Nando. "Ya, bahkan jika marah dia tidak menemuiku selama dua sampai tiga hari" "gue masih gak percaya hal itu" geleng Nando. "ya, karna kamu belum pernah melihatnya" tawa Zaire. Nando menggeleng tertawa menatab Zaire, dia tak menyangka perempuan kalem, dingin, sulit senyum ini ternyata bisa tertawa semanis ini, bahkan ini adalah pertama kalinya Nando melihat tawa Zaire. "Cantik" batinnya. Benar! Nando mengaggumi Zaire dari awal bertemu dengannya, bahkan dia lebih tertarik saat dia tau Zaire adalah seorang Indigo, itulah yang membuatnya berbeda dengan yang lainnya dimata Nando. Tak lama makanan yang mereka pesan datang. Nando dan Zaire pun mulai memakan makanan mereka masing masing. Setelah selesai memakan Nando dan Zaire pun mulai membayar makanan mereka dan keluar dari retorant itu. "Mau kemana?" tanya Nando. "Pulang aja, capek" ujar Zaire yang diangguki Nando. "Yaudah yuk" Mereka pun mulai berjalan menuju parkiran bawah tanah, namun saat berada di parkiran Zaire tak sengaja menyenggol tangan laki laki yang ada disampingnya. Langkah Zaire berhenti, tubuh Zaire terdiam yang membuat Nando menghentikan langkahnya menatab bingung Zaire. Kini Zaire melihat laki laki yang tadi tangannya tak sengaja dia senggol, sedang menyanrabrang untuk menuju dimana monilnya terparkir. Namun tanpa sadar dari arah berlawanan ada mobil yang melintas yang membuat laki laki itu tertabrak. Zaire berteriak melihat tubuh laki laki itu tergeletak diaspal dengan darah yang bercucuran dimana mana. Semua orNg yang ada disana terkejut dan segera mendekati laki.lali tersebut. Zaire membuka kedua matanya kembali, tanpa pikir panjang dia pun langsung berlari menuju laki laki tersebut yang sedang menyebrang. Benar, dari arah yang berlawanan Zaire melihat mobil itu yang sama seperti penglihatannya. Dengan cepat Zaire pun langsung mengeret laki laki itu kepinggir jalan yang akan dilewati mobil itu yang membuat Zaire dan laki laki itu terjatuh di pinggir sebelum mobil.itu menabrak mereka. "lo kenapa geret gue!" ujar lak laki itu yang membuat Zaire menunjuk mobil yang sekarag melintas dihadapan mereka. "Zaire lo gak papa?" tanya Nando yang kawatir yang membuat Zairw menggeleng. "belum nyadar juga?" tanya Zaire kepada laki-laki. "Sorry" ujar laki laki itu. "Lain kali hati hati" peringat Zaire yang mulai bangkit. "Makasih" "Iya, yaudah kita permisi dulu" ujar Zaire yang kemudian pergi menjauhi laki laki itu disusul Zaire dari belakang. "Kenapa dia bisa lihat mobil itu?, gue aja kagak liat" gumam Laki laki itu yang menatab punggung Zaire yang mulai menjauh. Sedangkan Zaire kini dia berada mobil dia tertunduk terdiam mendengarkan ceramah dari Nando. Pasalnya tadi adalah kejadian yang mirip dengannya sebulan yang lalu yangembuat Zaite koma selama seminggu. Benar, Zaire menyelamatkan anak kecil yang hendak menyebrang jalan, tapi alhasil Zaire yang tertabrak oleh mobil itu. "Zai, kalau mau nylametin mikir dong jangan asal bertindak" "Tapi Nan masak aku diemin padahal aku tau kalau nyawanya dalam bahaya" protes Zaire. "Zai tapi lihat diri lo, lo juga dalam bahaya!" "Tapi aku baik baik aja Nan sekarang" "Iya baik baik, tapi gue gak mau kejadian sebulan yang lalu keulang Zai!" tegas Nando yang membuat Zaire tertunduk, dia tau jika Nando mengkwatirkannya. "Maaf" tunduk Zaire bersalah. Nando menghembuskan nafas berat, dia pun menatab Zaire yang ada disampingnya, dia juga tau apa maksudnya, namun dirinya juga sudah berjanji kepada Rada untuk selalu menjaga Zaire, maka dari itu Nando juga harus menepatinya, dia tak mau hal sama terjadi lagi jika dia telodor.menjaga Zaire sama seperti waktu itu. Nando pun mulai melajukan mobilnya menuju hotel dimana mereka sekarang tinggal. Disepanjang perjalanan Zaire hanya terdiam, bahkan dia tak berani menanyakan sesuatu pada Nando. Sedangkan Nando di terfokus menyetir. Beberapa menit kemudian mereka pun sampai di hotel tersebut. Zaire pun segera turun setelah Nando mematikan mesin mobilnya. Zaire membuka bagasi mobil dan mengangkat barang barang yang mereka beli tadi menuju kmaar Zaire. Sedangkan Nando sama dia mengikuti Zaire sambil.mrmbawa sisa sisa belanjaanya. Sesampai di kamar Zaire, Zaire pun meletakkannya barang barangnya di salah satu meja disana. "Nan nanti kita masak dimana?" tanya Zaire mengingat kamarnyabtidak ada dapur. "entar pinjem aja dapur dihotel ini" ujar Nando. "boleh?" "boleh boleh, entar gue bilang sama pemiliknya" "kalau besok tinggal di tempat kakek beberapa hari gimana?" tawar Zaire. "Ya gak papa, toh kita cuman pesen hotel tiga hari dulukan tadi?" tanya Nando yang diangguki Zaire," kita ketempat kakekmu sekitar 2-3 hari aja, entar kembali lagi kesini, gimana?" tanya Nando. "oke, jadi besok ketempat kakekkan?" "Yhap, gak papakan Zai?" "Iya" angguk Zaire. "Yaudah ini makanan untuk besok aja gimana?trus lima sampai selanjutnya kita beli aja" "oke, gak papa"angguk Zaire setuju. flashback tabrakan satu bulan yang lalu Zaire dan Nando memilih untuk mengelilingi kota Bandung ini dengan berjalan Kaki, dan memarkirkan mobil Nando di parkiran di sekitar sini. Zaire dan Nando menulusuri Trotoar pinggir jalan,banyak makanan yang di jual belikan disini yang membuat perut Zaire kembali ingin di isi kembali. Tatapan Zaire berbinar melihat jagung bakar yang tak jauh darinya, dengan cepat Zaire menoleh Nando,memohon agar di perbolehkan beli jagung itu. "Boleh beli jangung gak?"tanya Zaire ragu. "Mau?"tanya Nando balik. "Iya"angguk zaire. Dengan cepat Nando pun langsung menggeret tangan Zaire dan berjalan menuju penjual Jagung bakar itu, dan segera membelinya. "Bang Jagungnya 2"ucap Nando. "Siap Mass,ditunggu"jawab Penjual jagung bakar yang kemudian memulai membakar jagung yang akan dibeli Nando. Kini tatapan Zaire kemana mana dia melihat sekeliling jalanan kota bandung sangat ramai. Namun tatapanya berhenti melihat anak kecil yang ingin menyebrang jalan. Perasaan Zaire tak enak, entah mengapa dia sangat kawatir dengan anak perempuan itu. "Mama" teriak anak kecil itu yang berlari menuju jalan raya menyusul mamanya yang sedang membeli Es krim di sebrang jalan. Tatapan Zaire kini teralih pada Mobil Sedan dari arus yang berlawanan yang berjalan dengan kecepatan Tinggi. Namun tatapan zaire kembali lagi dengan Anak kecil tadi yang berlari senang menemui ibunya di tengah jalan dengan Arus yang sama dengan mobil Sedan tadi. Tanpa pikir panjang Zaire berlari menuju anak kecil tadi yang sedang berlari menuju ibunya, Zaire mendorong anak kecil itu menuju pinggir jalan, Zaire hanya berharap anak kecil itu selamat. Brakk Tubuh Zaire terpental jauh beberapa meter dari dia tertabrak tadi ,bisa di bilang jauh karna mobil sedan tadi menabraknya dengan kecepatan tinggi. Kini Tubuh Zaire tersungkur di jalan,banyak darah yang sudah membanjiri tubuhnya,ini bukan luka biasa bisa di bilang sangat parah. Banyak tatapan yang mengarah kepada Zaire dan segera menylamatkanmya,begitu juga dengan Nando yang langsung berlari menuju Zaire dengan keadaan Cemas dan bersalah,bersalah dia tak bisa menjaga Zaire dengan benar. "ZAIRE!!" teriak Nando mendekati Zaire. "Jadi apa ini yang dimaksud dari penglihatanku waktu itu?" gumam Zaire mengingat penglihatan yang sempat dia lihat beberapa minggu lalu. *** Kadang Manusia seperti Zaire memilih berdiam dengan penglihatan yang dia lihat. Dia tidak mau apa yang dia lihat membuat orang terdekatnya menjadi kawatir atau ketakutan. Entah orang menyebutnya kebohongan atau semacamnya. Namun Zaire dia memilih untuk tetap berdiam. Karna dia selalu membuktikannya, jika apa yang dia katakan dalam penglihatannya akan menjadi nyata. Orang orang mengatakan jika Zaire adalah Cenayang, paranormal atau semacamnya, Namun Zaire juga memilih diam, karna menurutnya dia bukan paranormal atau semacamnya. Dia tau dirinya berbeda dari yang lain, Bahkan teman teman SD dan SMP nya dulu mengatakan jika Zaire adalah anak yang aneh, dan sering berbica sendiri, bahkan diantara mereka menyebut Zaire gila, namun Zaire membiarkan ucapan teman temannya itu, karna menurut Zaire mereka hanya anak kecil yang tidak tau kisah hidupnya saja, mungkin Jika mereka menjadi seorang indigo seperti Zaire mungkin mereka tidak akan kuat. Setelah beberapa tahun dirinya di jauhi seketika hidup Zaire berubah setelah berada di kota bandung entah mengapa teman temannya menerima kelebihannya, bahkan mereka juga tertarik kepada Zaire karna Zaire indigo. Kadang orang yang dianggap tidak penting akan penting di masa depan, Zaire tau itu, dan itu terbukti dimana Zaire menyelamatkan Chesi waktu itu dan sekarang dia berada di kota ini untuk menyelamatkan adik dari teman masa lalunya itu. Kadang Zaire juga sangat takut jika berhadapan mereka yang benergi besar. Tapi perkataan Arisa lah yang membuat dirinya selalu maju, "Jangan takut, kita masih hidup dan dia sudah mati, kekuatan kita lebih besar dibandingkan mereka" seperti itulah ucapannya. Orang terdekatnya yang membuatnya berani dan kini bisa berada di sini dan di percaya oleh temannya untuk menyelamatkan adiknya yang sedang di sekap oleh perpuan berbaju hitam itu. Kini Zaire terdiam menatab luar dari jendela kamarnya. Parasaannya campur aduk, dia ragu akan besok untuk memanggil Seline, dia merasa jika memanggil Seline besok, dia akan diteror, setelah mengetahui energi yang dimiliki juga besar. Tapi bagaimana pun Zaire juga harus tau mengapa Seline membawa Hara di alamnya, pasti Seline mempunyai maksud. "Aku takut jika besok ada yang celaka karna manggil dia" ujar Zaire kawatir mengingat Seline lebih jahat dari pada Arumi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD