Reihan; Dosen Playboy

1102 Words
Tampilan Jya pasti akan sangat buruk jika dia mengikuti kehendak sang Kakak karena Aleta tidak pernah ingin dikalahkan oleh Jya dalam urusan apapun termasuk dalam berpenampilan. Jya yang tidak banyak berbicara, tapi dia terus melakukan tindakan dengan wajah datar melakukan semua yang bertentangan dengan kehendak sang Kakak. “Dia tidak meminum jus, karena dia biasa meminum wine.” Maka Jya akan meminum jus yang ada di sana sekalipun itu jus dari buah yang dia benci. “Jya akan bekerja sebagai seorang pengacara.” “Aku seorang designer dan penulis.” Jya tidak segan untuk meluruskan ucapan sang Kakak dimuka umum untuk membuat sang Kakak tidak terus menerus menjadikannya boneka Barbie. Jya benar dengan kata-katanya, dia tidak akan berkerja di tempat yang Kakaknya itu rekomendasikan untuknya.   Harapan pertama dan harapan kedua, bertemu secara tidak sengaja kembali di kampus saat menghadiri undangan ulang tahun kampus. Jeyana mengetahui bahwa sang mantan dan kekasih sudah menuju tahap pernikahan. Saat itulah Jeyana berhenti untuk berharap. Malam acara ulang tahun kampus juga menambah kehancuran harapan Jeyana. Sebuah kejadian dimana seorang dosen tidak sengaja menginjak gaun Jeyana dan membuatnya jatuh terjerembab. Jeyana Vina Zora, salah satu dari 5 wanita bersahabat bernama Zika, Ema, Rifa, Nadia. Jeyana mereka seangkatan, melakukan banyak hal bersama saat masa sekolah. Tapi setelah satu persatu sahabat itu menikah dan memiliki anak, hanya Jeyana sendiri yang belum melakukannya. Jangankan untuk menikah, berpacaran saja Jeyana tidak melakukannya.     Jeyana seorang designer sekaligus creator mural. Lulusan sarjana hukum tapi tidak dia gunakan.     ^.^ Jya sedang menghadiri sebuah acara di kampus atas undangan dari pihak kampus. Jya menjadi seorang pembicara tentang bisnis yang dia miliki yaitu bidang fasion design. Setelah acara selesai Jya tampa sengaja melihat seorang dosen yang tengah berbincang dengan mahasiswanya sambil tertawa renyah, seperti yang mereka sedang bicarakan itu adalah hal yang menggelikan. Jya hanya meliatnya heran. Bagaimana dia bisa tahu bahwa pria itu dosen? Jya melihat orang yang sama saat mengisi seminar, pria itu duduk di barisang dosen bahkan dia ada di bagian depan. Jya menebak bahwa pria itu jelas seorang dosen dengan pengaruh yang besar. Tapi pria itu tampak sangat muda untuk berjejer dengan dosen yang lainnya yang bahkan sudah memiliki banyak rambut putih di kepala mereka. Jya hanya memperhatikan sebentar pria itu, sudah membuat jantungnya berdetak aneh. Dia merasakannya seperti saat pertama kali dia jatuh cinta pada Barra. Jya yang tidak ingin perasaan yang sama kembali dia rasakan pada pria lain, Jya mengalihkan pandangannya dan tidak memperdulikan debaran aneh yang muncul di hatinya. “Ibu Jya, maaf ada beberapa pembaca buku Ibu ingin meminta tanda tangan Ibu untuk buku Ibu,” ucap seseorang yang Jya kenal sebagai salah satu staff coordinator acara. Jya tersadar. “Oh, ya saya sampai lupa kalau ada sesi tanda tangan,” balas Jya. Lalu Jya mengikuti langkah panitia itu yang membimbing jalannya yang ternyata kembali ke ruangan tempat tadi dia mengisi materi seminar. Tapi kali ini disediakan satu meja dan kursi untuk dirinya duduk menandatangani buku tulisannya. Saat ditengah-tengah mahasiswa yang mengantri untuk mendapat giliran mendapatkan tanda tangan. Pendengaran Jya teralihkan pada seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan memanggil seseorang yang ada di dalam ruangan itu. Saat Jya menoleh, mengarahkan pandangannya pada pintu masuk, dia melihat pria itu lagi kali ini memanggil seorang panitia coordinator yang ada di ruangan itu. Mahasiswa yang dipanggil adalah mahasiswa yang memiliki penampilan cantik serta senyumannya yang menawan saat dia menyahut panggilan dosen yang memanggilnya. Jya merasa bahwa pria itu adala dosen yang dekat dengan banyak mahasiswa di kampusnya. Jya tersadar saat mahasiswa di depannya memanggil namanya dengan pelan. “Mbak Jya?” Jya tersadar langsung kembali meluruhkan pandangannya. “Saya suka banget sama cerita yang Mbak tulis ini, ini benar-benar menceritakan tentang tocix family banget. Menginspirasi untuk saya sebagai pengingat gitulah,” ujarnya memuji Jya sambil menunggu Jya membubuhkan tanda tangannya di halaman depan buku. “Terimakasih, setidaknya ini juga tulisa sebagai pengingat untuk saya sendiri. Semoga karya-karya saya isinya dapat bermanfaat untuk siapapun yang membacanya.” Jya membalas dan memberikan senyumannya pada mahasiswa itu. “Tentu, terimakasih untuk tanda tangannya,” seru mahasiswa itu setelah Jya memberikannya kembali buku milik mahasiswa  itu yang sudah Jya tanda tangani. “Terimakasih kembali,” balas Jya sambil tersenyum. Jya mendengar bisik-bisik yang tidak jauh darinya berasal dari mahasiswa yang sedang berkumpul dengan teman-temannya. Mereka masing-masing membawa buku tulisan Jya ditangan mereka yang Jya simpulkan mereka juga yang sudah meminta tanda tangan dari Jya tadi. “Kini Anita yang dekat dengan Pak Reihan. Lihat tuh Anita tidak segan buat genggam tangan Pak Reihan. Padahalkan masih di kampus,” cibik salah satunya. “Iya, heran aku tuh. Banyak banget yang ngejar-ngejar Pak Reihan dah tau playboy gitu,” tambah yang lain. “Ai bukannya Pak Raihan masih pacaran sama mahasiswa tingkat akhir yang dia pacari dari semester enam itu ya? Sekarangkan sudah semester 8 dia, lagi nyusun skripsinya kayanya. Padahal cowoknya dosen masa tidak dapat bantuan buat ngerjain,” tukas salah satu diantara kumpulan mahasiswa itu. “Kamu gak tau atau lupa? Kan kak Sila itu emang rasa bloon, lama nyambungnya kalau masalah pelajaran mah,” tambah yang pertama kali berbicara. “Pantaskan kalau malasah mepercantik diir tanyain aja dia pasti ujung-ujungnya banggain diri sendiri,” tukas salah satu diantara mereka dari empat orang itu. “Tadi aku lihat Pak Reihan lagi bareng sama Cantikasama Lili juga, heran aku Pak Reihan itu dosen kok bisa-bisanya dekat banget dengan beberapa mahasiswa tanpa takut di marahin pihak kampus,” tambah mereka. “Ya namanya juga dosen ganteng, lajang pulang pula, siapa yang gak mau. Aku juga mau kalau gak mengingat tentang Kak Febi yang pernah diputusin sama Pak Raihan secara tidak hormat,”  ceritanya. “Eh anjir! Hahaha secara tidak hormat katanya, dikira pemecatan!” Sedangkan di posisi Jya masih menanda tangani satu persatu buku tapi dengan pendengaran yang masih mencoba mencuri curi dengar dari meja sebelah. Tawa suara seorang wanita dengan seorang pria mengalihkan fokus Jya dan tidak dapat menahan kepalanya yang tiba-tiba spontan untuk menoleh dan melihat keasal suara tertawa itu. Saat sudah mendapatkannya, dia melihat yang tertawa adalah mahasiswa yang sedang bersama dosen idaman mahasiswa di sana. “Dia dosen kalian ya?” tanya Jya pada seorang mahasiswa yang sedang menunggu Jya selesai membubuh kantanda tangannya di buku karya Jya. “Eum? Pak Reihan?” Mahasiswa itu malah balik bertanya. “Saya tidak tau namanya tapi orang itu yang dari tadi tertawa kenceng banget,” sindir Jya. “Iya, dia dosen di sini cuma dia tidak ngajar di fakultas saya,” jawab mahasiswa itu. “Sabar aja ya Mbak, emang gitu orangnya. Dia suka percaya diri berlebihan tapi emang dia punya semua sih.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD