30. Terbentuknya Bintang

1189 Words
Sebuah tim penelitian yang dipimpin oleh NAOC atau Observatorium Astronomi Nasional yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan Cina saat ini tengah menganalisis spektrum inframerah yang berada di dekat resolusi tinggi dari Betelgeuse yang diperoleh di Observatorium Weihai Universitas Shandong selama fase peredupan dan pascaperedupan yang dialami oleh salah satu bintang berukuran raksasa yang ada di konstalasi Orion itu. Hasil analisis dari penelitian tersebut kemudian menunjukkan bahwa peredupan itu kemungkinan disebabkan oleh adanya keberadaan sebuah bintik bintang yang berwarna gelap yang berukuran besar dan terletak di permukaan bintang Betelgeuse. "Temuan ini pada akhirnya memberikan informasi tentang sifat bintang super raksasa yang berwarna merah tersebut, serta kontributor utama pengayaan unsur-unsur berat yang berada di alam semesta ini," ujar Zhao Gang dari NAOC, yang merupakan seorang pemimpin dari penelitian itu. Studi tersebut diterbitkan dalam jurnal yang disebut Nature Communications. Pada dasarnya, bintang itu sendiri terbentuk dari adanya gumpalan awan molekul dengan kerapatan yang tinggi yang biasa disebut dengan nebula. Gumpaaln ini kemudian akan menciptakan sebuah gravitasi sendiri nantinya. Namun, gravitasi yang ditimbulkannya kemungkinan besar tidak stabil sehingga akan menghancurkan gumpalan itu sendiri pada akhirnya. Ketika gumpalan awan ini perlahan mulai hancur, material yang berada di tengahnya mulai memanas secara perlahan. Inti gumpalan yang mulai memanas itu biasa disebut dengan protostar yang tidak lain merupakan cikal bakal dari bintang. Semakin kecil protostar itu, maka intinya akan berputar semakin lebih cepat, sehingga meningkatkan tekanan dan suhu yang ada di dalam protostar itu sendiri. Bakal bintang tersebut kemudian biasanya akan terbagi menjadi beberapa bagian dan inilah sebabnya kebanyakan bintang biasanya akan berpasangan atau juga berkelompok membentuk sebuah rasi bintang nantinya. Sedangkan sisa partikel yang tidak ikut memanas itu kemudian secara perlahan akan membentuk menjadi sebuah planet, asteroid, komet, atau tetap menjadi serbuk partikel biasa. Lalu jutaan tahun setelahnya, suhu inti bakal bintang ini akan meningkat hingga lima belas juta derajat Celcius. Bintang berukuran besar seperti matahari membutuhkan waktu lima puluh juta tahun sejak hancurnya gumpalan awan tadi hingga menjadi bintang yang utuh. Bintang yang sudah jadi ini kemudian akan bertahan atau hidup selama sepuluh milyar tahun lamanya. Bintang tersebut akan memerlukan bahan bakar dan menyediakannya sendiri melalui reaksi fusi nuklir dari hidrogen untuk menciptakan helium dan nantinya energi ini akan mencegah bintang itu mati dan berhenti memendarkan cahaya yang dipancarkannya. "Helium ... helium ... helium ... " Isla menutup buku miliknya saat konsentrasinya benar-benar sudah hilang entah ke mana. Gadis itu lalu menatap ke luar jendela, di mana langit berwarna gelap dengan bintang-bintang yang menyelimutinya. "Rhys bahkan memikirkan hal yang sama denganku, yang artinya Kai dan juga yang lainnya harus benar-benar dihentikan sebelum terlambat—" Isla langsung berpegangan pada meja belajarnya saat merasakan sebuah getaran dari dalam tanah. "Tu-tunggu, apa yang sedang terjadi? Apa ini sebuah gempa?" Gadis itu berjalan keluar dari kamarnya dengan kesulitan dan mengecek ke dalam kamar Rhys. "Rhys!" Pintu langsung terbuka dan di detik berikutnya Rhys langsung membawa turun Isla. "Apa yang sedang terjadi di sini? Kenapa tiba-tiba terjadi gempa?" Maria keluar dari kamarnya dan ia dengan langkah yang begitu hati-hati menuruni satu per satu anak tangga. "Isla! Kau baik-baik saja?" Maria langsung berlari memeluk putrinya dengan erat. "Tetaplah berada di sini dan jangan keluar," ujar Rhys. Di detik berikutnya pria itu berjalan keluar rumah. "Rhys!" Isla hendak menyusul Rhys namun Maria segera menahannya. "Tetap berada di sini, Isla. Mungkin Rhys akan melakukan sesuatu. Kita tidak tahu dengan pasti kalau ini gempa atau yang lain. Kita hanya perlu menurut dan semuanya akan aman," ujar Maria. Isla menatap keadaan di luar sana yang baik-baik saja. Itu artinya, getaran itu bukan berasal dari sebuah gempa melainkan hal yang lain. "Akhirnya kau datang juga." Herc menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Ia lalu menatap ke sebuah kaca yang berada di belakang Rhys dan melihat adanya dua orang wanita di dalam sana. "Apa itu gadis yang dikatakan oleh Kai dan Aric?" tanya Herc. "Dia cantik," pria itu menyeringai tipis, membuat Rhys mengepalkan kedua tangannya. "Urusanmu itu denganku. Kau tak ada urusan apapun dengan gadis itu," ujar Rhys seraya menggeser posisinya hingga menghalangi pandangan Herc terhadap Isla. "Wow, ternyata ucapan Kai memang benar adanya, kalau kau masuk ke pihak manusia dan bahkan membela dan melindungi mereka." Herc menggerakkan jemarinya. "Ini pilihan terakhirmu, Rhys. Kau memilih berada di pihak kami atau para manusia itu?" "Sudah kubilang beberapa kali pada kalian kalau aku tak akan pernah sudi berada di pihak kalian jika kalian hanya merencanakan sebuah penghancuran di planet ini. Raja tak pernah memerintahkan kalian untuk menindas bangsa lain—" "Rhys!" Isla berteriak dari dalam saat ia bisa dengan jelas melihat kalau tanah tempat Rhys berpijak tiba-tiba terbelah dan hampir menelannya, namun beruntung karena Rhys bisa dengan cepat menghindar. Mendengar teriakan Isla, seringaian Herc semakin melebar. "Lihatlah, bagaimana dia mengkhawatirkanmu, Rhys. Kurasa kalian benar-benar sudah sedekat itu." Ucapan Herc kali ini malah membuat kesabaran Rhys kian menipis. "Kau yakin dengan pendirianmu itu?" tanya Herc meyakinkan. "Kau ... tak akan berubah pikiran, hm?" "Aku selalu yakin dengan apa yang akan aku lakukan," jawab Rhys. "Ah, begitu rupanya." Herc menundukkan kepalanya, lalu di detik berikutnya ia kembali mengangkat kepalanya dan sebuah burung phoenix api besar milik Hugo muncul dari atas. Di dalam rumah, Maria menatap orang-orang di luar sana dengan ketakutan yang semakin menjalari di sekitar tubuhnya. Ia semakin memegangi Isla dengan kuat, seolah memiliki firasat kalau akan ada sesuatu yang lebih buruk mendekat. Rhys menatap ke arah burung phoenix itu dan tak menemukan tanda-tanda Hugo di sana, membuat Rhys menaruh curiga dan ia menajamkan indra penglihatannya ke sekitar. "Apa yang kau cari, hm?" tanya Herc yang menyadari gelagat aneh Rhys. Rhys tak menjawab. Pria itu sibuk mengamati sekitar. Hugo jarang sekali mengutus burung phoenix nya kecuali jika si pemilik burung itu ... Kedua mata Rhys seketika membulat dan ia perlahan berbalik dan menatap keadaan di dalam sana. Maria terlihat sudah tak sadarkan diri dan Isla terlihat berusaha melepaskan diri dari Hugo. "Isla!" "Hei, aku bicara padamu. Aku tak suka diabaikan." Rhys melompati permukaan tanah yang terbelah di hadapannya. Ia langsung berlari ke dalam dan bergerak menyelamatkan Isla. Ia melemparkan sebuah vas yang berada di atas meja ke arah Hugo hingga pria itu melepaskan cekalannya dan hal itu dimanfaatkan dengan sebaik mungkin okeh Rhys. Ia langsung menarik Isla dan membawanya pergi dari sana, sebelum akhirnya ia berteleportasi dengan cepat ke tempat lain. "Kejar dia!" Herc dan Hugo mengejar Rhys yang membawa Isla pergi, lalu bersama dengan burung phoenix api, mereka menyusul Rhys dan juga melakukan teleportasi. Sementara itu Rhys dan Isla sudah lebih dulu tiba di suatu tempat. Rhys menarik tangan Isla dan membawa gadis itu ke tempat yang lebih aman. Isla menatap ke sekitarnya. Di sana hanyalah sebuah hutan belantara yang entah di mana, dan gadis itu hanya bisa mengikuti Rhys. Hingga pada akhirnya mereka mulai mendengar suara burung phoenix milik Hugo dan bertepatan dengan itu, Isla kehilangan keseimbangannya dan akhirnya gadis itu terjatuh karena tersandung oleh sebuah akar. "Kau baik-baik saja?" Rhys langsung mengecek keadaan Isla dan ia langsung beralih menggendongnya dan membawa gadis itu ke antara semak-semak rimbun. Dengan napas yang tersengal, Rhys menutup mulut Isla agar gadis itu tak bersuara, terutama saat mereka mulai mendengarkan suara langkah kaki yang mendekat. —TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD