Chapter. 4

1340 Words
Kembali ke Jakarta. "Siapa...kalian..???" Tanya Danisa pada ketiga orang pria bertubuh besar, memiliki banyak tato dan terlihat menakutkan. "Tenanglah manis....jangan takut...!!" ucap salah satu pria yang tiba-tiba mencekal pergelangan tangan Danisa yang berusaha ingin kabur. "Lepas...!!! Lepaskan aku...to..mmmmmpppp" Danisa terus memberontak di dekapan pria bertubuh besar itu. Karena tubuhnya yang lebih kecil akhirnya Danisa hanya bisa pasrah di seret oleh ketiga pria itu. Namun saat hendak menaiki mobil, Danisa tiba-tiba menggigit dengan kuat tangan lelaki yang sejak tadi membekap mulutnya. Danisa juga menggunakan lututnya yang bebas untuk menendang area terlarang sang pria sebanyak dua kali. "akkkhhhh....!!!! Dasar J******g...!!" Umpat sang pria kemudian reflek menyentuh aset berharga miliknya yang terasa ngilu. Sementara dua orang kawannya berusaha mengejar Danisa. "Toloooong.... tolong..." Danisa terus berteriak berharap ada seseorang yang mendengar teriakannya. "Hei...berhenti kau..!!? jangan coba-coba kabur.." Teriak salah satu pria jahat itu sambil menunjuk ke arah Danisa. Bughk... Karena Tak melihat kedepan dan tak hati-hati Danisa tak sengaja menabrak tubuh seseorang. "Akkkkhhhhh...." Pekik Danisa saat tubuhnya menabrak seorang kakek tua hingga keduanya terjatuh. melihat ada orang yang menabrak Danisa, kedua lelaki tadi memutuskan untuk pergi. "Ya Tuhan...Kek....kakek tak apa??? maaf...!!! maafkan Danisa ya Kek...Danisa terburu-buru soalnya..." Ucap Danisa yang merasa sangat bersalah karena ulahnya sang kakek akhirnya terjatuh hingga membuat kakinya berdarah. "Tidak apa-apa Nduk....kakek baik-baik saja.." "ya sudah...ayo Danisa bantu..." Danisa pun akhirnya membantu sang kakek untuk berdiri dan memapahnya untuk duduk di bawah pohon. "Kek...kaki kakek berdarah...!" Ucap Danisa saat melihat ibu jari sang kakek berdarah. "Tidak apa-apa Nduk...ini hanya luka kecil...!?" "Tapi Kek..-" Ucapan Danisa terhenti saat sang kakek memberi isyarat dengan mengangkat telapak tangannya sambil tersenyum dan mengangguk. "Kamu darimana Nduk?? Ko bisa sampai lari larian di jalan sepi kayak gini??" " Aku baru saja kabur dari para preman Kek...!!" "Trus kamu tinggal di mana Nduk???" "Danisa dari Bandung kek, baru saja tiba di terminal. Tapi saat Danisa kelua mereka tiba-tiba menghadang Danisa dan mau membawa Danisa pergi Kek..!!" "Terus tas dan barang berharga kamu mama Nduk??" Tanya sang kakek pada Danisa yang sama sekali tak membawa apa-apa. "Danisa ngga bawa apa-apa Kek...Danisa kabur dari rumah.." ucapnya lirih kemudian menunduk. Melihat Danisa tertunduk membuat sang kakek merasa kasihan. "Ya sudah...sekarang kamu ikut kakek saja...kebetulan di rumah kakek tak memilik cucu...kamu mau kan tinggal sama kekek dan nenek..!!??" "Danisa mau kek..!!" ucapnya tersenyum bahagia. Akhirnya Danisa pun memutuskan untuk ikut ke rumah sang kakek yang jaraknya tak jauh dari tempat mereka sebelumnya. Dari jauh Danisa bisa melihat seorang wanita Tua yang Ia yakini adalah istri dari sang kakek. Saat menyadari kedatangan mereka, wanita tua itu tersenyum begitu manis menyambut kedatangan sang suami. "Assalamualaikum Bu...!!" "Wa'alaikum salam Pak..!!" Sang nenek kemudian menyambut uluran tangan kakek kemudian menciumnya begitu khidmat. "Lho Pak...ini anak siapa??? kok bisa ada sama Bapak???" ucap Sang Nenek yang baru menyadari keberadaan Danisa. "Namanya Danisa Bu..." ucap sang kakek tersenyum lembut pada sang istri.." "Waahhh....namanya cantik...secantik parasnya Pak.." sang nenek pun mendekati Danisa, kemudian menarik lembut lengan gadis cantik itu untuk duduk di kursi panjang bersebelahan dengannya. "Terimakasih Nek...!!" Ucap Danisa yang terlihat begitu nyaman berada di antara dua orang tua yang baru saja Ia temui. Sang nenek membelai lembut kepala Danisa kemudian tersenyum. "Kamu darimana Nak???" tanya sang Nenek. "Danisa asalnya dari Bandung Nek...Danisa ke Jakarta pengen cari kerja!??" Mendengar ucapan Danisa, sang nenek terkekeh kemudian memeluk tubuh Danisa penuh kasih sayang. Melihat sang istri yang begitu nyaman di dekat Danisa membuat hati sang kakek begitu bahagia. Ia kembali mengenang cucu satu-satunya peninggalan anak semata wayangnya yang juga sudah lebih dulu berpulang ketika melahirkan sang cucu, ditemukan di semak-semak tanpa busana dan sudah tak bernyawa. flashback on Ketika itu sang Cucu yang bernama Putri pamit untuk mengerjakan tugas sekolah bersam temannya. Namun hingga malam hari Putri tak kunjung pulang. Hingga seorang tetangga tiba-tiba datang ke rumah mereka membawa kabar yang meruntuhkan dunia kedua suami istri tersebut. tok tok tok "Pak Rustam.....Bu Mini....!!!" Teriak salah satu warga yang menggedor pintu rumah pak Rustam. Ceklek "Loh...Pak Yoga...ada apa pagi-pagi sekali terlihat panik begitu.." Tanya Pak Haris pada tetangganya itu. "Pak...itu...si Putri Pak...!!!" "Putri???" "Iya Pak...ayo kita kesana pak...ayo cepat...!!!" "Loh..loh...ada apa pak Yoga,Kok narik-narik sui saya kaya gitu??? emang ada apa sih..!?" "Itu Bu Mini...Putri cucu Ibu ditemukan di semak-semak...!!" "apa???!!" kantuk Bu Mini selatan terlepas dari tempatnya saat mendengar kabar dari Pak Yoga. Bugh Tubuhnya jatuh pingsang hingga membuat Pak Rustam dan Pak Yoga terkejut. "Bu.....?!" Pak Haris sigap mengangkat tubuh sang istri di bantu oleh Pak Yoga. Bu Mini di baringkan di atas tempat tidur. Pak Rustam juga meminta agar Pak Yoga memanggil istrinya untukememami Istrinya yang Pingsan. Setelah itu Pak Rustam dan Pak Yoga memutuskan untuk pergi ke tempat dimana putri di temukan. Saat tiba di lokasi kejadian, Pak Rustam hanya bisa menatap nanar tubuh sang cucu yang sedang di selimuti kain. Wajah ceria dan juga manja sang cucu terngiang-ngiang di benaknya. Kini wajah itu terlihat pucat dengan bibir yang sudah membiru dan tubuh yang kaku dan juga dingin. Cucu perempuan yang begitu mereka sayangi terutama sang Istri, Pergi untuk selama-lamanya. Saat kejadian itu sang istri sangat terpukul hingga senyumnya ikut redup dengan kepergian cucu kesayangan mereka. flashback off Hari ini, setelah sekian lama, Pak Rustam bisa melihat lagi senyum manis itu saat sang Istri memeluk tubuh Danisa. "Ehmmmm" Deheman Pak Rustam membuyarkan kedua wanita beda generasi itu. "Pak..!!" "Ibu senang???" Tanya Pak Rustam menghampiri sang istri dengan senyum yang selalu menghiasi bibirnya. Bu Mini mengangguk. "Ya sudah... sekarang Danisanya di ajak kedalam..kasian loh Bu...mungkin Danisa belum makan???" Ucap Pak Rustam pada sang istri kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Danisa. Danisa hanya bisa mengangguk pasrah, karena saat ini Ia benar-benar lapar. "Waaahhh...saking senangnya Ibu sampai lupa nawarin cucu Ibu untuk makan...! yah sudah...Danisa mandi dulu, terus ganti baju...setelah itu kita makan sama-sama ya sayang..!!" Ucap sang nenek yang tak pernah bosan memberikan senyuman manis pada Danisa. Wanita itu seakan merasa hidup kembali ketika bertemu dengan Danisa. Jiwanya yang dulu terkubur bersama kepergian sang cucu akhirnya kembali bangkit. Setelah kepergian Danisa, kedua paru baya itu saling berpelukan. "Bu..." ucap Pak Haris membelai lembut kepala Bu Mini yang tertutupi hijab "Ibu senang Pak...Ibu bahagia...Ibu harap gadis itu mau menjadi cucuku dan akan tinggal bersama kita Pak..!!" Ucapnya dengan mata berkaca-kaca "Semoga Danisa mau ya Bu..." "Danisa mau Nek...Kek...!!" ucap Danisa yang baru saja selesai membersihkan diri. Kedua paru baya itu kompak menoleh ke arah suara dimana Danisa berdiri dengan menggunakan baju sang cucu. keduanya tersenyum bahagia dan mengangguk menyetujui keinginan Danisa. Danisa yang merasa sudah sangat dekat dengan kedua paru baya itu padahal mereka baru saja beberapa menit yang lalu bertemu, akhirnya berhambur memeluk keduanya. Danisa sangat bahagia dipertukan dengan mereka. Setelah ini, Danisa akan menceritakan semuanya pada Pak Rusman dan Bu Mini tentang kejadian yang sebenarnya. ***** "Za...apa Ares sudah menemukan adikmu nak?" Tanya Bu Risma Pada Zain. Saat ini Bu Risma terbaring lemah karena selalu saja menangis memikirkan keberadaan Danisa. "Belum Bu...hari ini Ares akan datang untuk memberitahu pelaku pelecehan Danisa...!!" Mendengar hal itu membuat Bu Risma kbali bersedih. Ia sungguh tak habis pikir, mengapa ada orang yang begitu tega melecehkan putri kesayangannya. "Sabar Bu....Zain janji...Zain akan cari Danisa Bu...!! Tok Tok Tok " Za..mungkin itu nak Ares...!!!" "Ya sudah...ibu istirahat aja ya...Zain mau buka pintu dulu..." Zain kemudian melangkahkan kakinya menuju pintu kemudian membukanya. Ceklek "Ar.." "Assalamualaikum Za..." "Wa'alaikum salam. Ayo masuk..!!" Keduanya pun duduk di kursi ruang tamu rumah Zain. "Bagaimana Ar..??? Apa ada perubahan tentang Danisa???" Tanya Zain dengan wajah penuh harap. "Belum Za...tapi ini juga berita penting...aku sudah menemukan pelakunya....!!!" Wajah Zain berubah serius saat mendengar ucapan Ares yang telah mengetahui pelaku pelecehan sang adik. "Siapa Ar...katakan padaku..!!" "Namanya Akbar Wiriadinata...Anak itu dan kedua temannya yang sudah melecehkan Danisa....!!" "Apa???" kedua temannya??? berarti??" Wajah Zain terlihat memerah saat mengetahui pelaku pelecehan itu lebih dari satu. Ia begitu syok mendengarnya. "Iya Za..sepertinya Akbar sengaja menjebak Danisa...entah apa motifnya, namun yang harus kita lakukan adalah melaporkan kasus ini segera...!!" "Tunggu...tunggu...!!" Ucap Zainemcona mencerna lagi ucapan Ares. " Maksudmu Akbar Wiriadinata, anak pengusaha itu???" "Iya Za...Dia anak Pengusaha itu...!!!" "Biadab...kalau begitu kita harus segera melaporkannya..!??"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD