11

1056 Words
Malam sudah tiba Sathoru dan Hayato sudah sampai gubuk. Mereka sekarang sedang makan malam. Setelah makan hayato langsung ke dalam kamarnya ia akan tidur supaya besok bisa bangun pagi pagi sama halnya dengan sathoru , ia pergi tidur setelah membersihkan alat alat makannya tadi. Tak terasa malam sudah tergantikan oleh pagi, hayato bangun dari tidurnya ia merasa malam hari ini hanya baru beberapa menit saja, ia masih ingin tidur kembali tapi apalah daya ia harus menurut kepada sathoru . Sathoru mengetuk pintu kamar hayato “ hayato bangun, ayok kita langsung pergi untuk berlatih hari ini “ “ iya sebentar “ hayato pun keluar dari kamarnya. “Ayo kita langsung pergi saja tak ada makan pagi ini makannya nanti setelah kita pulang dari berlatih “ hayato hanya mengangguk. Mereka sudah tiba di tempat berlatih, sathoru akan melanjutkan yang kemarin ia mengajarkan, “ cepat siapkan dirimu “ hayato hanya mengangguk sambil mengambil pedang yang ia gunakan selama berlatihnya itu di tangan sathoru, “ aku sekarang akan mengajarkanmu ke titik mematikan contohnya seperti leher” Sathoru pun menjelaskan dimana letak paling efektif untuk menyerang leher, sathoru mempraktikkannya dengan gesit. Hayato terus memperhatikan sathoru sambil mengangkat sedikit sedikit pedangnya untuk menirukan yang sathoru praktikkan. “ Coba kau praktikkan sekarang “ Hayato pun mempraktikkannya tetapi ia tidak menggunakan powernya itu, sathoru yang melihatnya hanya jengah, padahal ia sudah memberitahukannya kepada hayato dari kemarin tetapi tak ada perubahan dari kekuatan yang hayato keluarkan “ sudah kukatakan tambah lagi kekuatanmu hayato kau laki laki pasti kekuatanmu besar” hayato yang sedikit marah mempraktikkannya lagi dengan kekuatannya itu sehingga gerakkannya itu terlihat sempurna. Sathoru yang melihat itu hanya tersenyum dibalik tudungnya, ia tau sekarang apa kelemahan hayato, hayato sangat anti jika ia itu disamakan dengan mahluk perempuan. “ nah bagus kan jika kau mengeluarkan kekuatanmu “ Hayato membalasnya dengan deheman saja. Mereka melanjutkannya sampai siang pun tiba, mereka istirahat sejenak meskipun mereka tak membawa apa apa hanya senjalah yang mereka bawa. Mereka kembali melanjutkan berlatihnya, sekarang sathoru akan mengajak hayato berlatih bertarung dengannya, sathoru sudah lihat kemampuan anak ini. “ hayato sekarang aku akan melatih kau bertarung, jadi kau akan bertarung denganku “ hayato sedikit takut karena ia belum terlalu mampu untuk melakukan ini “ tapi aku masih takut “ “ tak usah takut aku tak akan membunuhmu “ hayato hanya menganggukkan kepalanya. Mereka sekarang sedang bersiap untuk bertarung , hayato sedikit bergetar tetapi ia tepis semua rasa takutnya itu. Mereka mulai aksi bertarungnya, hayato sudah dapat mengimbangi lawannya itu. Saat di tengah pertarungan sathoru berpindah jadi ke belakang hayato, hayato pun sama ia akan berbalik karena lawannya itu ada di belakangnya, tetapi naasnya hayato ketika ia berbalik pedang sathoru mengenai lengannya itu, hayato langsung terduduk jatuh karena ia merasakan tangannya itu sangat sakit dan perih seketika rasa lemas pun menjalar ke seluruh tubuhnya itu, sathoru yang melihat itu pun langsung menghampiri hayato. “ kau tak apa apa kan “ hayato tak menjawabnya ia malah mengeluarkan tangisannya itu “ kau menangis ? “ kau laki laki masa menangis hanya luka begini “ “ tak peduli aku laki laki atau apa, ini sangat menyakitkan sathoru “ “ iya iya aku tahu ini memang sakit tetapi nanti suatu saat juga kau akan mengalami yang lebih parah dari ini “ “ sudah jangan menangis tahanlah kita juga akan pulang nanti aku akan mencari obatnya “ hayato pun berusaha untuk berdiri tetapi ia malah terduduk lagi, suara tangisan hayato pun semakin kencang “ sudah sini aku akan menggendong kau “ hayato pun hanya menurut saja karena ia sudah tak punya kekuatan lagi. Mereka pun sampai di gubuknya itu hayato langsung di turunkannya dari punggung sathoru, sathoru langsung keluar lagi untuk mencari obat agar hayato tak terinfeksi. Setrlah menemukan obatnya sathoru langsung meraciknya, sedangkan hayato ia hanya duduk di ruang depan sambil merasakan denyut denyut pada lukanya itu, tak lama obat pun jadi sathoru langsung duduk di samping hayato “ singkapkan lengan bajumu ke atas aku akan mengibati lukanya “ hayato pun melakukan apa yang disuruh sathoru. Sathoru mengolesi racikan obat yang di buatnya itu ke lengan hayato yang luka “ sakit sekali sathoru “ “ iya aku tahu” setelah selesai sathoru langsung membereskannya kembali barang yang telah digunakan, ia kembali lagi ke ruang depan duduk lagi “ sudah besok kau tak harus lagi latihan sampai lukamu itu sembuh, tapi kau jangn melupaakan teknik teknik yang sudah ku ajarkan padamu, jika kau lupa aku akan membuatmu terluka untuk yang kedua kalinya, tetapi kau beruntung sekali biasanya pedangku ini akan membuat orang yang menyentuhnya selain aku akan mati “ hayato memandang sathoru dengan sinis, ia sedang sakit sekarang tidak bisakah sathoru berlaku baik kepadanya dan membuatnya senang. “ sudah kau masuk ke kamar saja sana istirahatlah, aku akan keliar untuk mencari bahan untuk dimakan hari ini, nanti akan aku bangunkan jika kau tertidur “. Sathoru pun langsung pergi keluar, hayato hanya melihat kepergian sathoru yang lama laama menghilang dari hadapannya itu. Hayato pun masuk ke dalam kamarnya itu, ia memikirkan perkataan yang sathoru ucapkan saat di tempat berlatih, benar apa yang sathoru ucapkan ini hanya luka yang kecil tak tau jika nanti ke depannya akan lebih lebih dari ini, mengapa ia sanga cengeng sekali, padahal ia seorang laki laki. Hayato pun langsung saja tidur setelah memikirkan hal hal tadi. Sathoru tiba di gubuk ia membawa dedaunan dan juga singkong yang ia temukan tadi ia langsung pergi ke dapur untuk memasak setelah memasak ia membawa makanannya ke ruang depan dan ia juga akan membangunkan hayato. Mereka pun makan tak ada yang bicara satupun diantara mereka sampai makanan yang mereka nikmati itu habis “ ada singkong, kau dapat dari mana singkong ini sathoru “ “ tadi saat aku sedang mencari bahan makanan aku melihat pohon singkong jadi aku cabut saja dan aku bawa kesini “ hayato hanya menganggukkan kepalanya sembari tangannya itu mengambil singkong. “ ohhh iya aku sampai lupa, nanti jika kau sudah sebuh dan juga kau sudah bisa memainkan pedang aku juga akan mengajarkanmu bela diri, tetapi berbeda tempat tak di sini “ terus dimana “ “ nanti juga kau akan tahu “ setelah mengatakan itu sathoru langsung membereskan semuanya dan ia langsung balik ke kamarnya. Hayato bertanya-tanya tentang apa yang akan akan di lakukan Shatoru, karena jika di tanya pasti Shatoru tak akan pernah memberitahunya. Shatoru selalu saja diam dan penuh rahasia, dan akan terus menjadi rahasia.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD