Nika jatuh terduduk pada dinginnya lantai, napasnya terengah-engah dengan bulir keringat yang menetes. Kejadian beberapa jam lalu membuatnya ketakutan setengah mati, seumur hidup baru kali ini ia melihat sosok berkepribadian aneh seperti mantan kekasihnya. Gadis itu menghela napas kasar, diusapnya bulir keringat dengan kasar, tak lama kemudian ia pun bangkit berdiri menatap cermin kamarnya. Hari ini bisa lepas dari jeratan Erdo dengan selamat membuatnya sangat mensyukuri hidup, beruntungnya Erdo tidak melakukan hal-hal lebih gila lagi, pria itu melepaskan dirinya saat Nika menangis dan memohon untuk dibiarkan pergi. Ajaib, air matanya mampu meluluhkan kegilaan pria itu, Erdo bahkan mempersilahkan Nika untuk kembali dan tak mengganggunya selama perjalanan. Tadinya Nika sudah berpikir ke