Nonton

1528 Words
Freya tersenyum lebar melihat Agam menikmati makananya dengan lahap. Agam memang dari dulu sangat menyukai makanan buatan Freya. "Masakan lo bener-bener enak, Frey. Kenapa lo gak buka restoran aja. Kan lumayan bisnis." Tutur Agam kepada Freya. Freya memang pernah memikirkan tentang hal itu. Tetapi Freya merasa itu tidak akan pernah terjadi. Apalagi melihat kondisinya yang seperti ini. "Lo kan tau berapa banyak modal untuk buka bergituan. Dan lo tau modal gue gak cukup untuk itu." Ucap Freya. "Lo bisa pinjam sama gue. Atau kita buka usaha itu barengan? Baru modalnya kita bagi dua? Baguska ide gue? Gue senang banget kalau lo bisa melakukan apa yang lo suka." Tutur Agam lagi. Ia menghentikan makannya sejenak. "Nanti kita bicarakan itu ya. Sekarang kita nikmati aja makanan buatan gue ini. " Ucap Freya. Agam pun menghentikan membicarakan pembicaraan yang akan membuat Freya tidak suka. Ia kembali melanjutkan makannya. Freya tersenyum melihat itu. Agam memang tidak akan melakukan apa yang tidak membuat Freya tidak nyaman. Freya mengalihkan pandangannya ke arah handphone nya yang sedang berdering itu. Freya dengan cepat langsung mengangkat panggilan tersebut. Dan panggil tersebut berasal dari Darel. "Halo." "Lo ngapain?" "Lagi makan. Kenapa?" "Dia lama lagi di rumah lo?" "Hmm.. Mungkin. Kenapa?" "Oke. Sesuai janji gue, gue akan bebasin lo hari ini. Tapi untuk hari-hari berikutnya lo harus minta ijin sama gue seminggu sebelum lo punya rencana. Ngerti?" "Iya.. Yaudah kalau gitu. Gue tutup ya." "Kalau dia ngapa-ngapain lo, lo harus langsung telpon gue. Kita gak tau sifat manusia. Dia memang orang yang lo kenal, tapi kadang orang yang lo kenal ini yang lebih ngeri. Ngerti?!" Freya sangat ingin tertawa mendengar perkataan itu. Bagaimana bisa Agam melakukan hal aneh kepada dirinya. Sekaruanya Darel lah yang harus berkaca. Freya akan lebih kenapa-napa jika berada di dekat pria itu. "Iya.." Balas Freya. Ia tidak mungkin mengatakan hal yang akan membuat Darel marah. Bisa-bisa Darel nanti akan berubah pikiran dan menyuruhnya kembali ke apartemen nya. "Yaudah. Gue tutup. Bye." Ucap Darel. "Bye." Balas Freya dan langsung menutup panggilan tersebut. Freya meletakkan handphone nya di samping kirinya dan kembali melanjutkan makannya. "Siapa?" Tanya Agam ketika Freya sudah selesai telepon. "Darel." Balas Freya singkat. "Ngapain dia nelpon lo?" "Gak ada cuman nanya aja. Udah deh gak usah dibahas masalh Darel. Hari ini gue mau kita bahas yang lain aja." Ucap Freya lagi. Agam sebenarnya merasakan ada yang aneh dari Freya. Freya seperti menyembunyikan sesuatu dari dirinya. Freya tidak biasanya bersikap seperti ini kepada dirinya. Dan tiba-tiba Freya bersikap seolah menyembunyikan sesuatu ketika berhubungan dengan Darel. Agam pun hanya diam. Dia kembali melanjutkan makannya tanpa membuka pembicaraan diantara mereka berdua. Agam tidak ingin Freya merasa tidak nyaman di sini. --- Freya sedang membersihkan beberapa piring yang mereka pakai tadi untuk makan. Sedangkan Agam, ia sedang membersihkan meja makan. Kedua orang itu saling bekerja sama untuk membersihkan yang kotor. "Habis ini, kita ngapain lagi? Gue bosen banget di rumah selama lo gak ngunjungi gue." Ucap Freya sambil membilas piring. "Gimana kalau kita nonton film aja? Gue ada film romance nih." Balas Agam. Freya yang mendengar itu langsung tertawa. Bagaimana bisa seorang pria seperti Agam mempunyai film romantis. Dia berpikir tipe-tipe seperti Agam malah menyukai genre film action, horor dan sebagainya. Tapi kali ini. Agam memang benar-benar berbeda. "Sejak kapan lo selera sama film begituan? Bukannya setau gue lo itu lakik banget? Sekarang?" Ucap Freya dengan tawanya. "Gue juga di rekomendasikan sama temen gue kali. Lo pikir gue sukak banget sama film begituan? Gue ini sukaknya sama yang seru dan menegangkan." Balas Agam kepada Freya. "Iya.. Iya.. Gue tau kok Agam ini lakik banget. Yaudah kita nonton yang itu aja." Ucap Freya. Setelah menyelesaikan semua piring kotor dan membersihkan meja, mereka berdua sedang duduk di kursi di depan televisi. Tetapi mereka masih belum memulai film tersebut. "Udah mulai aja." Ucap Agam kepada Freya. Ia sudah sangat bosan melihat layar TV yang masih belum menayangkan film yang ia rekomendasikan. "Tunggu dulu. Gak seru kalau gak ada kunyahan." Ucap Freya. Ya.. Mereka berdua sedang menunggu pizza yang tadi Freya pesan. Padahal Freya baru saja makan dan sekarang, ia sudah memesan pizza ukuran large. "Yaudah.. Sambil kita tunggu kita mulai dulu aja film nya." Ucap Agam lagi. Sedangkan Freya masih kekeh dengan pendirian nya. Ia tidak mau memulai film. Hingga Pizza pesananya datang. "Bentar lagi Agam.. Lo sabaran dikit ngapa. Gue juga udah pesan cocacola. Pasti seru banget nonton sambil makan pizza dan minum minuman bersoda. Gue gak bisa bayangin betapa nikmatnya makanan yang ada di dunia ini." Jelas Freya sambil membayangkan pizza nya yang masih belum datang. "Lo mau nonton film atau makan pizza?" Tanya Agam. "Ya.. Sekali berdua. Sambil nonton mulut pun mengunyah. Gue gak bisa nonton film kalau nih mulut gue gak mengunyah." Tutur Freya lagi. "Kalau gitu lo gak akn konsentrasi dengan film yang sedang tayang. Lo gak akan dapat pesan moralnya nanti." Tutur Agam lagi. Ia benar-benar tidak mengerti pemikiran dari sahabat nya ini. "Gue akan konsen kok. Lo tenang aja. Sekarang kita tunggu sebentar karena sebentar lagi, pizza gue akan datang. Lo tau gue pesen pizza apa?" Dengan cepat Agam langsung menggelengkan kepalanya. "Tuna melt, Agam.. Lo tau betapa nikmatnya itu tuna? Apalagi ditambah dengan extra cheese mozarella. Aduh.. Gue gak bisa bayangin lagi." Ucap Freya. Agam yang mendengar itu langsung menelan ludahnya. Ia juga sangat menyukai rasa itu. Freya mengambil handphone nya dan melihat sudah dimana pesanan nya berada. Setelah melihat handphone nya, Freya kembali meletakkan handphone nya tersebut dan tersenyum menatap wajah Agam. "Gam.. Nih ya.. Gue hitung sampai tiga pasti pizza gue udah datang." Tutur Freya. Agam yang melihat itu menghela napas panjang tentu saja ia tau. "Gue hitung. Satu.. Dua.. Tiga." Hitung Freya. Pas di kehitungan ketiga, suara dari luar rumahnya. "Pizza nya!" "Kan! Lo dengar itu? Gue ini tau kalau pizza gue mau datang. Mana uangnya?" Minta Freya kepada Agam. Agam pun mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikan nya kepada Freya. Setelah menerima uang dari Agam, Freya langsung berdiri dengan cepat. "Bentar pak. Saya datang!" Teriak Freya dari dalam rumah. Agam kembali menghela napas melihat kelakuan Freya. Ia tidak habis pikir dengan kelakuan Freya ini. Untung saja, Agam sangat menyayangi wanita ini. Kalau tidak, mungkin ia sudah tidak tahan dengan sikap Freya yang berubah-ubah itu. Tidak beberapa lama kemudian, Freya sudah masuk kembali dengan pizza dan sebotol cocacola di kedua tangannya. Dengan senyuman ceria Freya menunjukkan makanan dan minumannya itu kepada Agam. "Tada!" Ucap Freya. Agam tersenyum lembut melihat itu. Freya pun berjalan mendekat dan meletakkan pizza dan sebotol cocacola di atas meja tepat di depan mereka. Setelah itu, Freya berjalan menuju dapur untuk mengambil dua gelas untuk dirinya dan Agam. Freya meletakkan kedua gelas itu di atas meja. Setelah itu ia menatap Agam. "Gue buka ya, pizza nya." Ucap Freya. Agam pun menganggukkan kepalanya. "Satu.. Dua.. Tiga." Di hitungan ketiga Freya langsung membuka pizza ke sukan nya. Aroma dari pizza tersebut sangat menggugah selera. Freya langsung mengambil sepotong pizza dan langsung memasukkan nya ke dalam mulutnya. "Udah cepat putar filmnya." Ucap Freya lagi. Agam pun langsung menurut kepada Freya. Ia menghidupkan televisi dan memutar film yang sudah ia pilih. Film pun dimulai. "Itu bukain." Ucap Freya kepada Agam. Ia menunjuk botol cocacola yang masih belum dibuka. Agam pun langsung mengambil botol tersebut dan membukanya. Setelah itu ia menuangkan nya di kedua gelas yang tadi Freya ambil. "Makasih." Ucap Freya. Freya langsung meminum cocacola tersebut. Dia memejamkan matanya. Ia benar-benar sangat menikmati pizza dan minumannya ini. Mereka berdua akhirnya menikmati film dengan damai. Agam akhirnya bisa bernapas lega ketika Freya diam dan menikmati apa yang ia mau. --- Air mata Agam hampir saja menetes. Ia benar-benar tidak menyangka, film romantis seperti ini ternyata mampu membuat air matanya hampir jatuh. Akhirnya film yang mereka tonton sudah selesai. Dan Agam benar-benar menyukai film ini. Ia tidak salah pilih. Agam menoleh ke kanan dan mendapati Freya yang sudah tertidur di pundaknya. Agam tersenyum melihat itu. Ia pun memindahkan kepala Freya dengan hati-hati. Setelah itu, Agam langsung mengangkat tubuh Freya dan membawanya ke kamar. Agam berjalan dengan sangat pelan. Ia tidak ingin Freya terbangun jika ia terburu-buru. Sesampainya di kamar Freya, Agam langsung meletakkan Freya. Ia menarik selimut agar menutupi badan Freya. Agam tersenyum lembut melihat wajah tertidur Freya. Ia memegang jantung nya yang sedang berdegup dengan kencang ini. Freya benar-benar mampu membuat jantung nya berdebar. Wanita yang sedang tidur di hadapannya ini, wanita yang ia anggap sahabat, Agam sangat menyayangi wanita ini. Agam mendekatkan wajahnya ke wajah Freya. Ia kembali tersenyum melihat Freya dengan jarak sedekat ini. Detik berikut nya Agam tanpa sadar mencium bibir Freya. Hanya kecupan biasa yang ia lakukan. Tapi mampu membuat jantung Agam dua kali lebih cepat dari tadi. Agam langsung keluar dari kamar Freya. Ia tidak ingin bertindak lebih dari itu. Setelah itu, Agam membersihkan meja di depan tv. Ia tersenyum melihat kotak pizza yang sudah kosong tersebut. Agam hanya memakan dua potong pizza dan sisanya Freya yang memakannya. Setahun membereskan semuanya, Agam menidurkan dirinya di sofa depan TV. Ia memejamkan kedua matanya. Tetapi debaran jantungnya masih terasa. Agam tidak tau harus bagaimana. Tetapi ia tetap berusaha untuk tertidur malam itu. Ia akan terbangun besok pagi dan akan bersikap biasa kepada Freya. Seolah tidak ada yang terjadi. ---
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD