Ijin

1017 Words
Di sinilah Freya sekarang. Berada berdua bersama Darel di salah satu pusat pembelajaran. Freya tidak tau kenapa Darel mengajak dirinya ke tempat ini hingga Darel menyuruhnya untuk memilih beberapa baju buat Freya. "Untuk apa?" Tanya Freya kepada Darel. "Untuk lo lah. Untuk siapa lagi emang?" Balas Darel santai. "Ya.. Untuk gue buat apa emang? Gue udah banyak baju dan gue rasa lo gak perlu beliin gue baju begini. Lagian gaji yang lo kasih ke gue bisa buat gue beli baju kok. Jadi kita pulang aja yuk." Tutur Freya. Ia tidak mau jika Darel terlalu membelikan ia sesuatu. Ia takut ia akan berhutang kepada Darel nantinya. "Gue gak masalah kok. Lagian kan ini kemauan gue beliin lo baju. Gaji lo itu, lo simpan untuk keperluan lo. Ngerti? Udah cepat pilih baju-baju yang lo suka." Ucap Darel lagi. Freya menghela napas mendengar perkataan Darel. Freya pun berjalan melihat-lihat beberapa baju. Tetapi Freya sama sekali tidak tau harus memilih yang mana. "Gue gak ngerti milih beginiian. Biasanya gue milih kemeja dan gak dress begini. Udah lah lagian gue gak terlalu suka pakai dress begini. Nanti jadinya baju nya gak gue pakai lagi." Ucap Freya lagi. "Oh.. Yaudah." Ucap Darel. Freya tersenyum lega melihat itu. Akhirnya pria ini mau menurut kepada dirinya. "Mbak!" Panggil Darel. Freya yang melihat itu langsung mengernyitkan dahinya. Ia tidak tau kenapa Darel tiba-tiba memanggil pegawai di toko ini. "Ngapain lo panggil pegawainya?" Tanya Freya. "Buat bantuin lo milih baju. Ka lo gak biasa milih beginian. Yaudah biar ada yang bantuin lo." Jelas Darel kepada Freya. Freya tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Tidak beberapa lama kemudian, dua orang pegawai toko menghampiri mereka. Kedua pegawai toko itu tersenyum dengan ramah kepada Freya dan Darel. "Ada yang bisa dibantu?" Tanya salah satu pegawai tersebut. "Ini.. Pacar saya bingung mau milih baju yang mana yang sesuai buatnya. Jadi tolong dibantu untuk milih beberapa baju yang bagus dan sesuai buatnya." Ucap Darel. Freya tidak tau harus mendeskripsikan perasaan nya sekarang. Mendengar kata pacar yang keluar dari mulut Darel membuat jantung Freya berdebar sekarang. "Baik. Mari mbak kita lihat-lihat bajunya." Ucap salah satu diantara mereka. Mau tidak mau Freya pun menurut. Ia mengikuti kedua orang pegawai toko. Sedangkan Darel, ia memilih untuk duduk di salah satu sofa yang tersedia di toko ini. Freya sangat bosan berada di toko ini. Jadi ia tidak terlalu konsentrasi dengan apa yang dijelaskan oleh kedua pegawai ini. Freya hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ia benar-benar ingin semua pemilihan baju ini selesai dengan cepat. Freya sudah memilih beberapa baju yang dipilihkan oleh pegawai toko tersebut. Dan Freya sama sebenarnya sama sekali tidak menyukai baju yang dipilihkan oleh pegawai tersebut. Ia hanya menyetujuinya agar segera selesai dengan semua ini. "Udah. Segitu aja bajunya." Ucap Freya kepada pegawai tersebut. Pegawai tersebut pun langsung tersenyum dan meninggalkan Freya. Freya langsung menghampiri Darel dan memberitahukan kepada Darel jka ia sudah selesai memilih baju-baju. Darel pun langsung tersenyum dan berdiri dari duduknya. Ia berjalan menuju kasir untuk membayar tagihan. Freya pun ikut berjalan mengikuti Darel dari belakang. Setelah selesai membayar semuanya, Darel menerima beberapa paper bag yang berisikan baju-baju yang sudah Freya pilih. Setelah itu mereka keluar dari toko pakaian tersebut. Darel kembali melihat satu toko pakaian lagi. Ia hendak memasuki toko tersebut. Tapi dengan cepat, Freya langsung menahan lengan Darel. "Lo mau kemana lagi?" Tanya Freya kepada Darel. Darel langsung menunjukkan toko baju yang hendak ia masuki. Freya yang melihat itu memejamkan kedua matanya . Dia benar-benar sudah tidak sanggup lagi jika harus memilih baju-baju sialan itu. "Kita pulang aja ya.. Gue lelah banget. Lagian gue kan udah ada beberapa baju ini. Masa gue beli lagi. Ini aja belum gue pakai. Kita pulang aja ya." Tutur Freya. Darel menatap wajah Freya yang sedang menggoda dirinya agar kembali pulang ke apart Darel. Beberapa detik kemudian, Darel pun menganggukkan kepalanya. Freya yang melihat itu langsung tersenyum lebar. Ia pun langsung menggandeng tangan Darel dan kembali menuju apartemen Darel. Freya benar-benar sangat lega akhirnya bisa kembali ke apartemen. Untungnya Darel mau menuruti perkataan dirinya. Sesampainya di apartemen Darel, Freya langsung meletakkan tubuhnya di atas sofa. Ia benar-benar lelah satu harian ini. "Hari ini gue pengen banget makan sushi." Tutur Freya kepada Darel. Darel setelah meletakkan belanjaan tadi, ia duduk di sofa yang tepat berada di hadapan Freya. "Oke. Nanti kita order Sushi." Ucap Darel. Freya yang mendengar itu langsung tersenyum lebar. Ini salah satu yang ia sukai dari Darel. Darel akan menuruti apa saja keinginan dirinya. Memang baru beberapa hari ini Darel menunjukkan sikapnya yang seperti ini. Dan Freya sangat menyukai sikap Darel yang seperti itu. Ternyata apa yang ia dengar dari beberapa orang yang selama ini menceritakan tentang Darel, sepenuhnya tidaklah benar. Darel tidak seburuk apa yang diceritakan. Setidaknya ia memiliki hati yang baik. Dia memperlakukan Freya seperti manusia. Freya nagmit dari tidurnya dan duduk menghadap ke arah Darel. Ia tersenyum lembut kepada pria itu. "Gue hari ini mau pulang lebih cepat. Lo gak keberatan kan?" Tanya Freya kepada Darel. "Kenapa?" "Agam mau makan malam di tempat gue. Jadi gue harus masak beberapa makanan kesukaan dia. Dan untuk itu gue perlu pulang lebih cepat biar gue bisa masak. Bisa kan?" Jelas Freya lagi. Ia menatap Darel dengan penuh harap. "Gak boleh." Jawab Darel. "Gak boleh? Kenapa?" Freya sudah memanyungkan bibirnya beberapa senti. "Lo malam ini pulang jam sembilan malam. Kalau lo kemalaman, lo bisa nginap di apartemen ini. Gue gak masalah." Tutur Darel. "Satu hari ini aja.. Pleaseee.. Gue udah janji sama Agam. Tolong ya. Gue harap lo dapat ngerti." Pinta Freya kepada Darel. "Penting banget ya Agam untuk hidup lo itu? Lagian lo ini kerja sana gue. Lo harus nurut sama gue. Dan gue gak ngijinin lo untuk pulang lebih awal malam ini. Lo punya banyak pekerjaan di sini." Ucap Darel. Ia menatap Freya tanpa rasa bersalah. Freya tidak tau harus mengatakan apa lagi untuk membujuk Darel untuk mengikinkan dirinya pulang lebih awal. Freya lagian memang benar-benar bodoh. Kenapa ia mengatakan alasan yang bersangkutan dengan Agam. Freya tidak tau kenapa, jika ia memberitahu sesuatu yang bersangkutan dengan Agam, mood Darel langsung berubah secara drastis. Freya benar-benar bingung akan hal itu. ---
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD