5. Mengulang Malam Panas

1074 Words
“Aku telah menikah, kau tidak perlu lagi mencarikan diriku pasangan yang tidak kusukai,” seru River dengan tegas. Pria tua itu menganggukan kepala menghargai keputusan sang cucu. River melirik Sea-istrinya, gadis itu tengah menatap keluar jendela mobil. Senyum terbit, mengingat kejadian saat makan malam. Long dress, dengan atasan terbuka membuat bahu serta leher jenjang gadis itu terlihat. “Matikan AC,” titahnya pada sopir. Sea tahu jika dirinya tengah diperhatikan oleh pria di samping, membuatnya enggan untuk melihat ke arah kanan. Matanya tetap melihat keluar jendela mobil. Makan malam tadi, begitu canggung, karena keluarga besar Reanor datang, merayakan pernikahan mereka. Pernikahan yang hanya diketahui oleh keluarga, tapi tidak menjadi masalah baginya. Dia paham. Kalimat paling disukai oleh River ketika istrinya, begitu pandai membalas perlakuan dari kakak iparnya. “Aku lebih suka berakting, daripada menghabiskan uang suamiku.” River tersenyum tipis ketika mendengar Sea mengatakan dengan santai, tetapi perkataannya membuat semua orang terdiam. Sejak awal, Sea terlihat berbeda dari wanita yang biasa datang melemparkan tubuh kepadanya. “Apa yang aku katakan salah?” Sea bertanya, ketika melihat keadaan seketika hening. Dirinya seperti biasa, duduk diam, seakan tidak mendengar apa yang dikatakan para kakak dan kakak iparnya, tapi melihat Sea membuka suara membuat gadis itu, selangkah di dalam hatinya. Ada sesuatu membuat Sea berbeda dari gadis ditemuinya sebelumnya, hal itu pula membuatnya tidak menekan kontrak pernikahan. “Jangan membuka jendelanya,” tegur River melihat Sea menurunkan kaca mobil membuat gadis itu terkejut. Kaca mobil kembali di naikan. Tidak ada yang terjadi di antara mereka, tidak ada pembicaraan, terasa canggung, hingga mereka tiba di Apartemen. Ceklek! “Sandinya 282828,” ucap River memberitahu sandi Apartment. Ketika River memberitahu tentang sandi Apartment, membuat Sea terdiam membuat sang suaminya menatap ke arahnya. “Ada apa?” tanya River penasaran. “T-tidak,” ucap Sea terbata-bata kemudian bergegas maju. Keadaan ruangan tidak terlalu ramai, tapi penuh dengan perabotan mahal. “Kau pergi beristirahat, kamar tidur sebelah kanan, baju tidur ada dalam lemari, carilah,” kata River melepaskan jas menaruhnya di atas sofa kemudian merenggangkan dasi. Tidak ada respon dari Sea. Melihat hal itu, River membalikan tubuh melihat ke arah istrinya. “Aku harus mengerjakan sesuatu, sebaiknya kau tidur lebih dulu,” ucapnya membuat Sea bergegas ke kamar. Kamar tidur cukup luas. Kakinya melangkah ke arah kamar mandi. Terlihat bathtub, shower, dan beberapa perlengkapan mandi di sana. Tubuhnya terasa lelah, membuatnya ingin berendam sejenak. Matanya terpejam, dia tidak akan pernah menyangka perjalanan hidupnya seperti ini, ketika Gavin pergi, dia segera bergegas mengemasi pakaiannya. Menikahi pria asing, pria terlibat one night stand dengannya, adalah hal biasa terjadi di dalam drama, tapi di kehidupan nyata terjadi padanya. Baju mandi, berwarna abu adalah pilihannya. Ponselnya di hidupkan, ada beberapa pesan di sana, termasuk pesan dari Gavin. Menu kontak adalah pilihan utamanya, dicarinya sebuah nama, dan melakukan panggilan. Suara bahagia terdengar dari seberang telpon, ketika mendapatkan panggilan. “Ini aku,” ucap Sea. “Yayaya … aku tahu, ini kamu. Aku sangat rindu padamu, aku tidak sabar menunggumu kembali ke dunia Entertainment.” Sea tersenyum, kakinya mengarah pada balkon kamar. Gadis itu tidak tahu, harus memulai pembicaraannya dari mana terlalu banyak yang ingin dia katakan pada gadis di seberang sana. “Crystal, aku memutuskan tidak menikah dengan Gavin.” Perkataan Sea membuat gadis di seberang sana, berteriak histeris. Gadis itu tahu, bagaimana hubungan antara Sea dan Gavin, jelas dirinya merasa syok setelah mendengar semua cerita itu. “Pria b******k, dia keterlaluan. Apa kurangnya dirimu, cantik, pintar, artis terfavorit, tapi dia memilih gadis jalang itu daripada dirimu.” Sea tersenyum kecut, dia pun merasa apa yang dikatakan oleh Crystal benar. “Jadi, kau akan diam saja?” “Tidak, akan kubalas apa yang telah mereka lakukan padaku.” “Bagus, jadi wanita jangan lemah. Aku akan tetap berada di sisimu, apapun itu. walaupun aku harus kehilangan pekerjaanku,” ucap Crytal. Seorang pria mendengar segalanya, menyandarkan sebelah bahunya di dinding. Membuat gadis itu terkejut ketika dia membalikan tubuhnya. “Kak Crytal, nanti kuhubungi lagi ya,” ucap Sea memilih mematikan telponnya secara sepihak. Gadis itu terlihat salah tingkah, sedangkan River memilih untuk masuk ke dalam dan duduk di meja. “K-kau mendengar semuanya?” tanya Sea sambil mendekat ke arah River. Pria itu mengangguk pelan. Melihat hanya seperti itu respon suaminya, membuatnya mengerutkan kening. Sebenarnya, River yang tengah duduk memperhatikan tubuhnya tengah terbalut dengan baju mandi sutra berwarna abu-abu. Sea berbalik belakang, melihat ke arah belakang, dia ingin tahu apa yang dilihat suaminya. Grep! Tarikan tangan River, membuatnya terperanjat kaget, ketika River menariknya masuk ke dalam pelukan pria itu. Di tengah keterkejutan itu, bibirnya dicium oleh River. Matanya membulat, dia masih syok, beberapa detik kemudian dia mulai ikut dalam permainan yang dilakukan oleh suaminya. Tangannya dilingkarkan ke leher River, sedang tangan River memeluknya dengan erat. Pinggang ramping itu, begitu kecil bagi pria itu. River mencium ceruk leher Sea membuat gadis itu seketika memejamkan mata dan mendongakkan kepalanya. Sensasi lembut di lehernya membuat tubuhnya ikut terbuai. Tangannya mendorong d**a bidang River, mengingat tempat mereka tengah berada di meja kerja. “Bukankah menolak apa yang diinginkan suami, adalah dosa?” tanya River sambil menahan Sea, sedangkan nafasnya begitu panas, dan memburu. Tidak tahan! Dia pria normal! Kancing baju Sea kembali dibuka olehnya, satu persatu, hingga kancing piyama itu terlepas seluruhnya. Brugh! Seketika tubuh River terjatuh ke dalam pelukan Sea. Tidur, pria itu tiba-tiba tertidur. Sea hanya mengedipkan matanya, sambil mencoba membangunkan River. “Tidur?” tanya Sea, dia tengah bertanya pada pria yang tidur. Mengendus napas pelan, setelah itu dia tersenyum. “Tidur di saat seperti ini,” kata Sea sambil mencoba menggeser tubuh River, agar tidur di sampingnya. Sea duduk, dan kembali memperbaiki kancing bajunya, melihat ada bekas kecupan berwarna merah di tubuhnya seketika dia menyentuhnya, dan tersenyum kecil. Sea melihat wajah pria yang tidur itu, menopang kepalanya dengan tangan kirinya, mencoba untuk meneliti pria yang tengah bersamanya itu. Ia tidak percaya jika dirinya telah menikah, tetapi bukan dengan pria yang telah ia kencani beberapa tahun terakhir. Rencana Tuhan tidak pernah ada yang menebak. Tangannya diulurkan ke depan, untuk menyentuh hidung River yang tengah memejamkan mata. Ia tersenyum. “Tuhan mengirimkan sesuatu yang tidak pernah kuduga sebelumnya,” gumamnya. Sea masih belum percaya dengan apa yang saat ini berada di hadapannya. Ia telah resmi menjadi seorang istri dari pria yang tidak dia kenal sebelumnya. Beberapa kali pun ia ingin bangun dari mimpi, nyatanya saat ini ia tidak berada dalam mimpi. dirinya benar-benar berada di dalam kehidupan nyata.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD