When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Arjuna melongos kasar melihat Syahir masih terdiam tanpa kata. Lebih memilih mengatupkan bibirnya rapat sejak kepulangan mereka dari rumah sakit. Bahkan, Syahir tidak menjelaskan kenapa ia harus mendadak ke rumah sakit untuk menjemputnya. Arjuna kembali memperbaiki duduknya lalu menghadap sepenuhnya pada Syahir yang seakan tidak punya semangat hidup. "Jangan melamun aja elah, elo kesambet suster di rumah sakit apa gimana? Dari tadi diam aja, ngomong woi." Omelnya setengah mendesak lalu membuang muka ke samping karena tidak ada sama sekali respon seperti yang diharapkan. "Sumpah ya, elo tuh bukan tipe gue. Pokoknya kita berdua gak sefrekuensi," cibirnya dengan kepala menggeleng berulang kali. "Jun." Arjuna sontak tersenyum lalu menatap Syahir berbinar. "Tujuan lo hidup buat apa?" Menden