When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Erlangga menipiskan bibir dengan tangan yang masih bergerak memantulkan bola basket pada lantai. Pemuda jangkung itu berdecak samar melihat Erisa yang masih tiduran di pinggir lapangan dengan malas. Erlangga menghela kasar lalu melempar bola basketnya ke sembarang arah. Kemudian cowok yang kini hanya memakai kaos hitamnya itu mendekat lalu duduk selonjoran di sebelah Erisa. Erisa yang masih bergumam tidak jelas sontak menoleh dengan mencibir lirih membuat Erlangga memutar mata jengah. "Ada apaansih, dari tadi lo kayak orang kesurupan ngoceh sendiri." Ujar Erlangga lalu menarik kedua kakinya, duduk bersilah. "Bukan urusan lo!" "Ya gimana gue gak gemas nyet, lo berisik banget sampe gue gak bisa fokus latihan. Elo tuh kenapa sih, lagi halangan?" Erisa menggeram lalu beranjak duduk semb