When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Malam itu mendung gelap. Tidak ada cahaya bulan apalagi bintang. Awan-awan tebal datang menyembunyikan sinar terang yang membuat bumi semakin gelap gulita. Perlahan terdengar rintikan gerimis yang sedikit demi sedikit menjadi hujan deras. Genteng rumah basah. Pohon-pohon kering mulai terlihat segar karena berkah dari langit itu. Genangan mulai terlihat di bahu-bahu jalan yang tidak terawat. Kendaraan dijalan raya berpacu cepat berusaha menghindari, takut basah kuyup. Kendaraan beroda dua yang mendominasi. Beberapa dari mereka memilih singgah dan berteduh di ruko-ruko depan jalan yang kosong hanya untuk berlindung dari derasnya hujan. Berbeda dengan kendaraan beroda empat yang anteng saja, panas ataupun hujan pasti diterobos. Salah satu rumah di sudut kota dengan keadaan rumah yang sa