Drama Of Life (1)

1970 Words
"Arrgghh, Deviaaaaaannnnn." geram Syahquita mencengkram kedua tangannya di udara. Devian tertawa kecil melihat Syahquita yang kesal, "Maaf, sayang" Syahquita menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ia tak mau melihat Devian karena ia ingin menangis. "Heii, heii. Look! Apapun yang mereka katakan pagi tadi itu tidaklah benar. Aku diam karena aku tak ingin membenarkan perkataan mereka. Aku tahu kau kesal tapi biarkan lah mereka berbicara sesuka hati mereka, karena semua itu tidak ada yang benar." ujar Devian. Syahquita menurunkan kedua tangannya dari wajahnya, ia menutup kedua matanya lalu menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Syahquita membuka matanya dan menatap Devian. "Akulah yang mencintaimu lebih dulu, so satu hal itu sudah membuktikan bahwa mereka salah. Lupakan semua kata-kata itu, sebenarnya mereka hanya iri pada istriku." lanjutnya. Syahquita menundukkan pandangannya, "Ya, kau benar. Tunggu kau bilang apa tadi? Aku istrimu? Sejak kapan?" tanya Syahquita selektif dengan mengangkat pandangannya. "Sejak hari pertunangan kemarin dan selamanya." jawab Devian santai. "I'm sorry, aku hanya tunanganmu Mr. Devian Costa Barclay bukan istrimu." tegas Syahquita. "Hanya itu?" tanya Devian yang tak harus dijawab oleh Syahquita. "Baiklah, aku akan meminta kepada kedua orang tua kita untuk menentukan tanggal pernikahan kita dalam. Tidak usah menunggumu hingga lulus S1, itu terlalu lama. Lebih cepat akan lebih baik bagiku." ujar Devian tersenyum evil. Mata Syahquita terbelalak saat Devian mengatakan hal itu, karena sesuai permintaan Syahquita mereka akan menikah setelah Syahquita lulus S1. Ia tak ingin pendidikannya terganggu dengan masalah-masalah rumah tangga jika ia menikah sebelum lulus kuliah. "Meski saat ini kau tunanganku tapi cepat atau lambat kau pasti akan menjadi istriku juga. Menjadi Mrs. Devian Costa Barclay." ujar Devian dengan kepercayaan diri. Syahquita tersenyum kecil saat melihat gaya Devian yang begitu PD mengatakan hal itu, "Yaph, kau benar Mr. Devian Costa Barclay." timpal Syahquita menyetujui perkataan Devian. "Baiklah, aku harus kembali ke kelas karena aku akan melaksanakan quiz. Bye, I LOVE YOU, Mrs. Devian." ucap Devian bangkit dari duduknya. "Bye." ucap Syahquita tanpa membalas perkataan yang ingin Devian dengar. Devian mencium pipi kiri Syahquita secara mendadak, "I LOVE YOU." "I LOVE YOU TOO MY FREAK MAN." balas Syahquita. Setelah mendengarkan kata-kata itu Devian langsung melesat pergi dari kelas Syahquita menuju kelasnya kembali. Syahquita tersenyum menatapi kepergian Devian dari kelasnya. Devian mampu membuat wanitanya tersenyum kembali dengan cepat. Syahquita menghela nafas lalu mengedarkan pandangannya keseluruh kesalnya, betapa malu dan terkejutnya ia saat mendapati Drake berada di dalam ruangan itu. "OH NO!!!" batin Syahquita saat melihat sosok Drake. Pria itu tersenyum begitu ramah kepadanya dan Syahquita membalas senyuman Drake dengan keramahan pula. Syahquita memalingkan wajahnya dari Drake, ia menepuk keningnya pelan karena tak menyadari keberadaan Drake. Mungkin pria itu sedari tadi melihati dirinya dan Devian.                                                                                    *** Ketika bosan menjadi suatu inspirasi tersendiri bagi beberapa orang untuk mengasa kemampuan yang mereka miliki misalnya menulis, bernyanyi, atau menari. Bagi mereka yang berfokus pada menari maka akan menggerakan tubuhnya untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan pada saat itu. Dengan alunan musik yang sejalan dengan gerakan yang mereka lakukan akan terlihat seperti gerakan yang indah jika dilakukan secara benar. Membicarakan menari itu merupakan salah satu hal terfavorite bagi Syahquita, ia sampai mengikuti Club Kesenian hanya untuk menekuni hobby nya tersebut. Pada saat pertama kali ia mengikuti Club, Mrs. Helena memberikan satu project baginya dan Drake untuk melakukan dance couple.  “Jessie, Martha. Aku akan pulang terlambat karena harus mengikuti club.” ujar Syahquita saat setelah mata kuliah hari ini selesai. “Baiklah. Bye.” ucap Jessie. “Bye.” Syahquita langsung keluar dari kelasnya menuju tempat favorite ke-2 nya dikampus yaitu studio dance tempat perkumpulan Club Kesenian. Ia berlari kecil menuruni tangga agar bisa cepat sampai di sana, saat berada di lantai 2 Syahquita bertemu dengan Devian. “Hii, kau mau ke mana?” tanya Devian. “Aku ada kegiatan di klub-ku.” jawab Syahquita. “Sampai jam berapa?” tanya Devian lagi. “Mungkin jam 4.” “Baiklah aku akan menunggumu. Telepon aku jika sudah selesai.” titah Devian.  “Oke. Bye. I love you.” kata Syahquita lalu mencium pipi kiri Devian secara mendadak kemudian ia kembali berlari menuruni tangga. Devian tersenyum kecil saat Syahquita menciumnya secara mendadak, ia berteriak sembari melihati wanita itu menuruni tangga. “I love you too.” Syahquita berjalan cepat ketika sudah di lantai 1, dengan langkah mantap ia berjalan menuju studio dance. Tak sampai lima menit, ia sudah sampai di studio. Syahquita membuka pintu studio itu secara perlahan, betapa kagetnya ia ketika melihat seisi studio masih sepi hanya ada Drake seorang diri. “Hii.” sapa Syahquita. Drake tersenyum kepada Syahquita, “Hiii.” Syahquita menghampiri Drake yang sedang menonton sesuatu di laptopnya, “Apa itu?” “Ini gerakan yang waktu itu pernah aku katakan padamu.” jawab Drake. Syahquita menatap Drake bingung, ia mencoba mengingat-ingat momen saat Drake memberitahukan tentang gerakan yang dimaksud. “Ohh, aku ingat. ” Syahquita berhasil mengingat moment dimana Drake mengatakan tentang gerakan yang tidak bisa ia mengerti. “Apa kau bisa melakukannya?” tanya Drake memastikan. Syahquita memperhatikan setiap gerakan dalam video tersebut, “Hmmm itu terlalu rumit Drake, kita lakukan seperti yang sudah kita buat saja. Jikalau Mrs.Helena tidak menyukainya maka ya dengan bersusah payah aku akan mencoba gerakan ini.” “Semoga saja, kita sudah bersusah payah memikirkan gerakan ini secara matang. Bahkan kaki hampir cidera berusaha sekuat mungkin agar gerakan kita sempurna.” ujar Drake. Syahquita mengangguk lesu saat kembali diingatkan akan kejadian dimana ia terjatuh melakukan uji coba gerakan beberapa pekan yang lalu, untunglah kakinya tidak mengalami hal yang sangat parah. Syahquita dan Drake mengamati setiap gerakan dalam video itu sambil menunggu yang lainnya datang. Saat ada beberapa gerakan yang sulit Drake akan menjelaskanya secara perlahan sampai Syahquita mengerti gerakannya. Tiga puluh menit mereka menunggu baru studio dipenuhi oleh anggota klub kesenian. Dengan dibantu Mrs. Helena mereka memulai kegiatan klub yang tentunya tidak hanya menari saja. “Drake, bagaimana perkembangannya?” tanya Mrs. Helena. “85% hampir selesai miss.” jawab Drake. Mrs. Helena mengangguk tanda mengerti, “Baiklah coba tunjukkan kepada kami.” tantang Mrs. Helena. Syahquita terkejut saat Mrs. Helena mengatakan hal itu. Sejujurnya mereka belum pernah menunjukkan gerakan dance couple ini kepada teman sesame klubnya. Mereka hanya menunjukkan gerakan itu kepada Mrs.Helena dan itu hanya sekedar mengoreksi segala kekurangan dalam gerakan mereka. “Syah, come on.” ucap Drake. Syahquita menggeleng cepat, ia tak mau melakukannya karena ia malu dan grogi “No please no.” “Come on, Syahquita. Tunjukkan kepada teman-temanmu agar mereka bisa terinspirasi.” timpal Mrs. Helena. Jantung Syahquita mulai berdetak tak karuan, ia benar-benar grogi jika harus menari didepan orang banyak. Padahal saat projectnya dan Drake berhasil mereka akan mengisi acara amal yang dilakukan oleh Lund University dan acara itu disaksikan oleh jutaan pasang mata. “Come on.” keukeuh Drake menarik tangan Syahquita agar ia berdiri. Drake menyolokkan kabel speaker ke laptopnya, disitu Syahquita benar-benar panik. Ia berharap laptop Drake mengalami gangguan atau speakernya rusak secara mendadak. Tapi sayangnya itu hanya khayalan Syahquita, laptop hingga speaker berfungsi dengan baik. Drake mengambil posisi untuk memulai dance couple itu. “Drake, seriously aku sangat gugup. Aku mohon kita tunjukkan saja hanya kepada Mrs. Helena.” keluh Syahquita dengan berbisik pada Drake. “You can do it!!! Anggap saja mereka semua tidak ada, anggap saja diruangan ini hanya ada kau, aku dan Mrs. Helena.” kata Drake menenangkan Syahquita. Syahquita menutup matanya lalu mengambil nafas dalam kemudian menghembuskannya secara perlahan-lahan. Aku pasti bisa! Ya aku pasti bisa! Semangat, Syah! batinnya menyemangati dirinya sendiri. Alunan musik mulai terputar, mereka berdua mulai melakukan gerakan demi gerakan dengan tempo yang berbeda, gairah yang berbeda dan ekspresi yang berbeda. dance couple tidak jauh dari kemesraan dan histeris dari penonton yang menyaksikan setiap gerakan mesra, hot dan waw dari mereka berdua. Mereka berdua mendapat tepukan yang meriah dan teriakan-teriakan histeris dari yang lainnya, Syahquita dan Drake membungkukkan tubuhnya saat selesai melakukan dance couple yang berdurasi empat menit itu. “Good job, Drake, Syahquita. Aku tak menyesal telah memilih kalian berdua, gerakan yang sangat indah. Kalian mampu membuat mereka semua histeris.” puji Mrs. Helena. Syahquita dan Drake saling menatap dan tersenyum, “Thank you miss.” ucap mereka berbarengan. “Aku hanya akan menambahkan sedikit arahan agar gerakan kalian terlihat sangat sempurna.” ujar Mrs. Helena. Syahquita dan Drake mendengarkan baik-baik apa saja yang dikatakan oleh Mrs.Helena tentang kekurangan mereka, ia tak lupa mengatakan bahwa chemistry diantara mereka masih kurang. Jika mereka ingin project mereka berhasil maka mereka harus membangun chemistry lebih dalam lagi. Secara keseluruhan gerakan mereka memang luar biasa, buktinya anggota klub dibuat greget dan histeris oleh mereka berdua. Mrs. Helena menjelaskan banyak hal tentang beberapa hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari gerakan Syahquita dan Drake agar semua anggota klub kesenian terutama anggota dance mempunyai pengetahuan dan inspirasi dalam menciptakan setiap gerakan untuk tarian mereka. “Pertemuan kali ini saya rasa cukup, kalian bisa bubar sekarang.” ujar Mrs. Helena. “Thank you, miss.” ucap semua anggota klub kesenian. Satu per satu dari anggota klub mulai meninggalkan studio dance, sebelum pergi Mrs. Helena menghampiri Drake dan Syahquita untuk mengucapakan selamat atas kerja keras mereka yang tak sia-sia. “Drake, Syahquita sekali lagi saya ucapkan selamat atas keberhasilan kalian membuat ruangan ini penuh histeris. I’m so proud with you.” sanjung Mrs. Helena. “Thank you so much, Mrs. Helena.” ucap Syahquita.                 “Kalian harus pertahankan ini sampai project kalian sukses.” “Yes, miss.” jawab Drake. Mrs. Helena mengangguk pelan, “Baiklah kalau begitu saya permisi dulu. Byee.” “Bye, miss.” Mrs. Helena menjauh dari posisi Drake dan Syahquita saat ini, Syahquita merasa lega karena ia berhasil melewati ketegangan yang sempat menyelimutinya tadi. “Thank you, Drake.” ucap Syahquita dengan penuh keramahan. “For What?” tanya Drake. “Karena kau sudah membantuku melewati masa gugupku tadi, sungguh jika kau tak membantuku maka aku akan melarikan diri atau berpura-pura pingsan karena aku sangat gugup.” kata Syahquita. Drake tersenyum kecil, “It’s oke. Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan agar membuatmu menari bersama denganku.” Syahquita tersenyum sambil mengangguk paham, “You’re the bestttttt, Drake.” “Actually no hehe. Oh ya kau dijemput atau tidak? Jika tidak aku siap memberikan tumpangan.” tanya Drake memberikan tawaran. Syahquita menggeleng cepat, “No thanks, aku dijemput oleh Devian.” “Baiklah kalau seperti itu aku duluan ya. Bye, Syahquita.” pamit Drake “Bye.” Drake berjalan menjauh dari Syahquita hingga ia benar-benar keluar dari studio dance. Syahquita memperhatikan sekelilingnya yang sudah sangat sepi. Syahquita meraih tas nya dan bergegas keruang ganti pakaian sebab bajunya basah karena ia berkeringat saat menari bersama Drake. Selesai berganti pakaian, Syahquita kelar dari ruang ganti. Ia meraih ponselnya dari dalam tasnya, mencari kontak seseorang dari ponselnya lalu mengirimkan pesan kepada kontak yang dicari. To : My Freak Man Fr : Me “Aku sudah selesai, kau dimana? Aku distudio dance” Syahquita memencat tombol send pada layar ponselnya dan pesan itu terkirim kenomor ponsel Devian. Lama Syahquita menunggu balasan dari pria itu, tapi ternyata pria itu malah menghampirinya ke dalam studio dance. “Ayo.” ucap Devian dengan nada marah. Syahquita mengamati pria yang menarik tangannya itu, ia berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Devian. “What’s wrong?” “Kau bertanya ada apa denganku? Aku yang harusnya bertanya ada apa denganmu? Mengapa kau menari dengan pria aneh itu?” kesal Devian menatap nanar Syahquita. “Bukankah sudah pernah aku bilang bahwa Mrs. Helena memintaku dan Drake untuk melakukan dance couple.” jelas Syahquita yang sedikit kesal. “Apa harus segila itu? Kau tidak melihat reaksi orang-orang yang menonton kalian??? Sungguh rasanya ingin kuhabisi pria aneh itu.” marah Devian. Syahquita menarik nafas lalu menghembuskannya pelan, ia mencoba untuk tidak emosi seperti Devian, “Apa kau tak melihat histeris mereka? Itu menandakan bahwa aku dan Drake berhasil menjalankan apa yang Mrs. Helena minta dari kami.” “Kau tahu reaksi mereka membuatku sangat cemburu karena melihatmu menari segila itu bersama pria aneh itu.” kesal Devian. “Okeee. I’m so so sorry. Aku tak bermaksud membuatmu cemburu, aku dan Drake hanya menjalankan apa yang diperintahkan kepada kami.” jelas Syahquita lagi. “I DON’T CARE AND I DON’T WANNA KNOW.” ketus Devian membalik tubuhnya dan bersiap berjalan kepintu keluar studio dance. Namun Syahquita menarik lengan kanannya sekuat mungkin agar tubuh pria itu bisa menghadapnya lagi, saat tubuh Devian menghadapnya dengan secepat kilat Syahquita menempelkan bibirnya ke bibir Devian. Entah apa yang dipikirkan Syahquita saat itu, Devian sedang marah tapi ia malah menciumnya. Mungkin Syahquita sudah paham bagaimana cara menjinakan Devian ketika sedang marah. Devian membalas ciuman dari Syahquita, pria itu seakan lupa dengan amarahnya tadi. Aksi mereka terjadi sangat lama hingga akhirnya Syahquita yang menyudahi aksi gila tersebut. “I love you.” ucap Syahquita dengan menatap Devian sangat mesra. “I love you too, Syah.” balas Devian.                                                      Pria itu sepertinya ketagihan dengan apa yang dilakukan Syahquita tadi namun dengan cepat Syahquita menghentikan tindakan pria itu dengan menutup mulut Devian dengan tangannya. “Tidak!!! Cukup sekali saja.” tolak Syahquita dengan senyuman. “Oh ayolahh.” rengek Devian seperti anak kecil. “Tidak akan.” Syahquita menggeleng cepat lalu menarik tangan Devian menuju pintu keluar studio. Syahquita melirik ke arah Devian, tampak dengan jelas bahwa wajah pria itu tertekuk seperti kue lapis. Disaat seperti inilah moment paling menggemaskan bagi Syahquita, ia puas sekali mentertawakan Devian dan membuat pria itu semakin kesal dengannya
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD