"Arsa... Papa kangen sama kamu!" Rafa memukul pelan lengan Arsa. Sudah hampir sebelas tahun dia tidak bertemu dengan Arsa. Mereka hanya berkomunikasi lewat telpon saja. Tapi sedikit pun Rafa tidak pernah mengabaikan kebutuhan Arsa. "Gimana, kamu sehat?" "Seperti yang ayah lihat. Aku sehat." Selanjutnya pandangan Arsa beralih pada Kayla. Adik perempuannya yang dulunya masih bayi. "Hai Kayla. Sekarang kamu udah besar, ya." Kayla hanya tersenyum malu. Jujur doabtiba-tiba jadi kikuk saat bertemu dengan Arsa. Karena ini kali pertamanya dia bertemu kembali dengan Arsa. Walaupun sering bercerita lewat telpon tetap saja Kayla merasa malu. "Kamu mau masuk SMP kan?" "Kayla mengangguk pelan. Adiknya itu berwajah ke bulean. Mungkin karena terlalu lama di sana, bonusnya Kayla malah mirip dengan