*** Tuhan, kini aku pun menyadari bahwa titipanmu begitu berarti untukku. bisa kah kau memberiku waktu lebih banyak untukku bersamanya? bukankah kalau telah mengambilnya salah satu dariku? putri yang paling aku sayangi sudah kau panggil untuk kembali. lantas apakah kau masih tega mengambil sisanya dariku? aku tahu kalau kau maha mendengar, kan? kali ini, aku mohon. tolong dengarkan aku. jangan renggut dia yang punya. Jangan ambil dia dari hidupku. dia adalah separuh jiwaku. kehilangan seorang anak adalah kehancuran duniaku. sekarang kakiku seakan tinggal satu. jangan ambil dia Tuhan, dia kebahagiaanku. Aku hanya memiliki dia dan Fabian saja. Tuhan, kau masih mendengar rintihan ku, kan? Izinkan aku membahagiakan dia, izinkan aku menjadi ibu seutuhnya untuk Maira. aku mohon...." *** Sek