Bab 45. *** Raina memandang wajah Maira tanpa henti. Sorotan mata kecewa penuh luka kini memancar di bola mata Raina. Kecewa karena Tuhan harus menakdirkan hal ini untuk putrinya dan terluka karena harus melihat Maira kesakitan saat harus memperjuangkan hidupnya. Bolehkah dia kecewa atas takdir ini? Ya, Raina tidak tahu harus membenarkan rasa kecewa ini atau malah menerimanya dengan alasan kalau ini adalah buah kejadian dimasa lalu. Sekarang, hanya dia yang bisa menemani Maira di sini. Sebab peraturan rumah sakit mulai diperketat dengan adanya wabah virus Corona yang semakin meninggi. Jadi, hanya dia yang boleh menemani Maira di sini. Tidak yang lain sekali pun itu Arman. Raina hanya bisa berharap semoga Maira tidak ikut terpapar Covid dengan kondisi tubuh yang sekarang mulai lemah.