Harus dia

1046 Words
Semua orang terlihat sedang melakukan persiapan akan nikah yang akan segera dilaksanakan. Bahkan sejak tadi Nenek Alma sibuk mengatur segala persiapan sesuai dengan keinginan cucunya. Selama ini ia telah berusaha menjodohkan cucunya sebelum kecelakaan terjadi, namun cucu kesayangannya itu tidak menghiraukan keinginanya malah tetap mencari Nirina. Nenek Alma sangat tidak menyukai Nirina karena dulu Nirina pernah sangat mengecewakannya karena Nirina ternyata menyukai laki-laki lain alias berselingkuh dari Elang Manggala cucunya. Acara akad nikah ini memang dihadiri oleh kerabat dekat saja dengan alasan Elang Manggala memang belum benar-benar pulih. Saat ini Nenek Alma mendekati Elang yang sedang duduk dikursi roda, ia menghela napasnya karena sangat mengkhawatirkan Elang. Dulu cucunya ini terlihat begitu berkuasa hingga banyak orang yang tidak menyangka akan melihatnya terpuruk dan menjadi orang yang cacat, hingga harus duduk dikursi roda. Elang adalah kebanggaannya kehilangan Elang membuatnya hancur dan merasa ia tidak ada gunaya untuk bertahan hidup, putra kesayangannya meninggal lebih dulu karena kecelakaan yang dialaminya dan yang tersisa hanya Elang Manggala dan Binar Manggala. Binar adik perempuan Elang yang saat ini berkuliah di Jogjakarta dan memang Nenek Alma sengaja tidak memberitahukan pernikahan ini kepada Binar, apalagi Binar sangat tidak menyukai Nirina. Nenek Alma mendekati Elang dan ia duduk disamping Elang, terlihat ia sangat mengkhawatirkan kedaan Elang. "Nirina akan nenek pastikan dia akan menjadi istri yang baik bagi kamu dan kamu tidak perlu khawatir," ucap Nenek Alma. "Pernikahan Im ini bukanlah pernikahan sandiwara atau permainan Nek, jadi gunakan nama aslinya saja Nek, Elang tahu kalau dia bukan Nirina," ucap Elang membuat Nenek Alma menghela napasnya. "Nirina tidak akan memiliki tatapan polos dan terlihat bodoh seperti dia," ucap Elang. "Apa kamu benar yakin, mau menikahi dia? Nenek kira kamu tidak tahu kalau dia bukan Nirina," ucap Nenek Alma. Alasannya menyetujui pernikahan ini karean ia tahu Elang sangt mencitai Nirina dan selama ini Elang mencari keberadaan Nirina hingga Wlamg mengalami kecelakaan ketika sedang mencari keberadaan Nirina. "Itu bukan masalah bagi Elang dan itu mungkin kemalang bagi, dia karena harus menjadi istri dari laki-laki cacat. Memiliki wajah yang sama dengan permepuan itu merupakan suatu kesalahan baginya," ucap Elang membuat Nenek Alma menatap Elang dengan sendu. "Elang kamu tidak boleh berkata seperti itu, Nenek yakin kamu akan segera sembuh dan bisa berjalan seperti dulu!" Ucap Nenek Alma dengan suaranya yang lirih. "Nenek akan melakukan apapun, agar kamu bisa berjalan cu, kamu akan tetap menjadi Elangnya nenek yang bisa terbang kemanapun kamu mau. Elangnya nenek yang hebat," ucap Nenek Alma dan ia merasa sangat sedih melihat keadaan Elang yang seperti ini. "Pokoknya jadikan pernikahan ini sebagai ikatan agar dia tidak bisa kabur!" ucap Elang dan ia melipat kedua tangannya sambil menatap sang nenek dengan dingin. Ia tahu neneknya akan melakukan apapun demi dirinya dan ia ingin Nneneknha ini berhenti mengkhawatirkan dirinya karena akan menghambat rencananya. "Bagaimana kalau kamu menikahi perempuan lain saja yang bibit bebet bobotnya bagus. Nenek bisa mencarikan kamu perempuan yang terbaik yang akan selalu berada disisimu Elang!" Ucap Nenek Alma. Ia ingin cucunya ini bahagia dan ia akan melakukan apapun agar ia bisa melihat cucunya itu memiliki semangat untuk sembuh. "Tidak ada perempuan yang tulus Nek, jadi bibit bebet dan bobot itu tidak perlu!" Ucap Elang membuat Nenek Alma menghela napasnya. "Nenek tidak perlu khawatir, dia hanya seorang perempuan polos yang tidak memiliki arti apapun dan dia hanya berguna sebagai perawat Elang Nek," ucap Elang. Sebenaranya bagi Nenek Alma ucapan Elang sungguh menyakitkan jika Renata yang mendengarnya, apalagi Renata hanya akan dijadikan perawat pribadi dan bukan istri bagi Elang. Nenek Alma menghela napasnya, ia harus menjadi sorang yang jahat demi cucu kesayangannya ini. Memaksa seorang perempuan untuk menikahi Elang, yang sebenarnya tidak sesuai dengan hati nuraninya. Apalagi ia bisa melihat Renata ternyata adalah seorang perempuan yang baik, Renata tidak serakah dan ia permepuan jujur yang pernah Nenek Alma temukan. Menikahkan Elang dengan Renata ternyata pilihan terbaik dibandingkan ia harus mencari perempuan dengan bibit, bebet dan bibit yang bagus namun nantinya hanya akan menyusahkan Elang. "Oke Elang Nenek setuju kamu menikahi Renata," ucap Nenek Alma. "Renata," ucap Elang sinis. Ia ingin tahu dimana diantara Nirina dan Renata yang telah berbohong padanya. Apalagi wajah keduanya sangatlah mirip dan ketika melihat Renata, ia bahkan sempat mengira jika yang ada dihadapannya adalah Nirina. Kemiripan keduanya merupakan sesuatu yang luar biasa dan Elang yakin jika keduanya memilki rahasia besar dibalik wajah yang sama itu. "Kamu siap-siap dulu, hapalin nama perempuan yang akan kamu nikahi ya Cu, agar nanti ijab kabulnya lancar!" Ucap Nenek Alma. "Iya Nek," ucap Elang. Nenek Alma melangkahkan kakinya keluar dari kamar Elang dan ia saat ini melangkahkan kakinya dengan pelan menuju kamar dimana Renata saat ini berada. Ia merasa jika ia harus mengancam Renata agar Renata mengerti, jika tidak bisa lagi pergi begitu saja seenaknya ketika ia telah menikah dengan cucu kesayangannya. Ia juga meminta salah seorang maid untuk memanggil pengacaranya dan menyiapkan surat perjanjian yang akan ditanda tangani Renata. Nenek Alma masuk kedalam kamar dan ia melihat Renata duduk disofa dan Renata telah terlihat cantik dengan kebaya putih yang ia kenakan. Makeup yang digunakan Renata memperlihatkan wajahnya yang begitu ayu dan cantik. Pantas saja cucu kesayangannya ini jatuh cinta dengan wajah cantik ini hingga sulit untuk melupakannya. Pernikahan ini nantinya entah akan menjadi sebuah keberkahaan atau mala petaka, entahlah Nenek Alma hanya bisa berdoa yang terbaik. Renata menatap Nenek Alma dengan sendu dan ia menghela napasnya karena ia tak mungkin menceritakan keinginannya, yang ingin membatalkan pernikahan ini. "Kamu akan menikah dengan Elang dan kamu tidak perlu menjadi Nirina!" Ucap Nenek Alma. "Tapi kamu harus tetap menandatangi berkas yang akan dibawa oleh pengacara saya, agar kamu tidak menjadi seorang yang serakah dan tidak tahu berterimakasih!" ucap Nenek Alma. Mendengar ucapan Nenek Alma membuat Renata merasa sangat sedih, ia tidak mengerti kenapa harus dia yang mengalami hal buruk seperti ini. Apalagi kehidupan tenangnya sepertinya tidak akan ia dapatkan lagi. Renata merasa hampa dan ia mengepalkan tangannya agar tidak menangis nasibnya yang sial karena bertemu Dimas. Laki-laki pembohong yang mengubar janji hingga menjebaknya. Terdengar suara ketukan pintu dan ternyata pengacara Nenek Alma yang saat ini masuk kedalam ruangan ini. Ia terpana melihat kecantikan Renata dan ia segera mengalihkan pandangannya ketika nenek Alma terbatuk dan menyadari jika ia menganggumi calon cucu menantu Nenek Alma ini. "Ini berkasnya!"ucapnya memberikan berkas itu kepada Nenek Alma. "Minta dia tanda tangan sekarang juga!" Perintah Nenek Alma.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD