Hari ini berbeda dengan biasanya. Rihana telah bersiap dan menata sarapan di atas meja. Zui tidak turun bahkan setelah jam menunjukan pukul 08:00 Pagi. “Apa dia ketiduran lagi?” ucap Rihana dan melihat jam tangannya. Wanita itu tak ingin telat untuk berangkat bekerja. “Zui, Zui sayang. Apa kau sudah bangun?” panggilnya dan melangkah menuju ke lantai dua. Tidak ada jawaban terdengar, langkah Rihana kian cepat dan meraih handle pintu dan membukanya. Ceklek. Zui meringkuk di bawah selimut. “Ya ampun, kau benar masih tidur. Bunda akan keluar dan akan pulang malam.” Zui tidak bergerak, gadis itu masih terpejam, Rihana yang melihat keadaan putrinya lantas mendekat dan menyibak selimut yang menutupi tubuh Zui. “Bangunlah untuk sarapan, Zui.” Wajah Rihana berubah khawatir saat dia meny