PART 4

803 Words
Liandra Kennedy Awal pertemuan Kyra dengan Lian terjadi ketika Kyra berusia 15 tahun. Saat itu Lian dan orangtuanya berkunjung ke panti asuhan Kyra dengan membawa baju, buku, makanan dan segala kebutuhan anak panti. Alasan mereka membawanya ke panti adalah sebagai tanda kepindahan mereka ke Bandung. Disaat anak yang lain saling merebut barang, Kyra memilih untuk bermain di taman dan pada saat itulah ia bertemu dengan Lian. Kyra masih ingat dengan jelas pakaian merah yang Lian kenakan dan tampilan khas anak orang kaya. Usianya saat itu baru 15 tahun, tapi kecantikan Lian terpancar jelas. Mereka berdua bertemu, saling mengenal dan memiliki hobi yang sama, yaitu mendengar musik dan membaca. Kyra memberikan kesan yang bagus kepada Lian, hingga membuat Lian menjadikannya sahabat terbaik. Sejak itu, hari-hari Kyra selalu dipenuhi dengan Lian. Begitu lulus dari sekolah menengah pertama, Kyra mendapatkan beasiswa di sekolah swasta milik keluarga Lian. Beasiswa penuh hingga lulus. Saat di bangku sekolah menengah atas, Kyra berkesempatan satu kelas dengan Lian. Tiga tahun penuh, bersamaan dengan Kenzo. Lalu, hal itu terjadi. "Ky..." Kyra tersentak. Menoleh langsung kepada Lian yang sudah menyerukan namanya berulang kali. "Lo kenapa? Capek?" tanya Lian. Kyra menggelengkan kepalanya, lalu mengeratkan jaket yang digunakannya. Saat ini, Kyra, Lian, Kenzo dan Arka tengah berada di halaman belakang vila dengan pesta barbeque. Disaat Kyra dan Lian duduk, para lelaki bertugas untuk membakar. "Ada apa sih, Ky?" tanya Lian kembali. "Gue cuma ingat masa pertemuan kita doang, Li. Udah lama banget, ya. Sekarang lo udah mau nikah, habis ini punya anak terus bahagia. Nggak kerasa aja." Lian tersenyum dan mulai masuk dalam nostalgia Kyra. "Gue juga nggak nyangka, Ky. Sumpah dah. Gue nggak nyangka bisa secepat ini. Langgeng sama lo dan Kenzo, pacaran dan tunangan sama Kenzo, sampai gue lihat sendiri lo dengan Arka. Kayak mimpi banget nggak, sih?" Kyra merespon perkataan Lian dengan sebuah senyuman. "Gue juga nggak nyangka. Mungkin kalau gue nggak ketemu lo, hidup gue bakalan---" "Ky..." Kyra terlihat emosional. "Gue di panti nggak pernah bisa akrab, karena emang sifat gue yang tertutup, tapi setelah ketemu lo, beda banget. Hidup gue nggak kaku lah intinya." "Ah Kyra..." Karena tersentuh dengan perkataan Kyra, Lian langsung memeluk Kyra dengan erat. "Gue sayang sama lo." "Yuhuu, ada apaan nih." Suara Arka berhasil membuat Kyra dan Lian berhenti berpelukan. Kyra pun hanya tersenyum dan membiarkan Arka duduk di sisi Kyra. "Udah lama ya nggak ngumpul kayak gini," ucap Lian lebih dulu. "Kalau lo dan Kenzo udah nikah, lebih jarang lagi. Sibuk ngurus keluarga," ujar Arka yang direspon Kyra dengan sebuah anggukan. "Kalian cepat nyusul aja," balas Lian. "Soon-lah," jawab Arka kemudian. Namun, jawaban Arka membuat Kyra sedikit tidak nyaman. Arka seharusnya tahu bahwa Kyra tidak terlalu suka dengan pembahasan seperti ini. Kyra akhirnya memilih untuk berdiri dan mengatakan akan mengambil daging yang sudah matang. Kyra berjalan menuju pembakaran dan berdiri di hadapan Kenzo yang membelakangi Lian dan Arka. "Kenapa ke sini?" "Lo punya mata, kan," balas Kyra masam. "Ah iya...." Kyra menghentikan gerakan tangannya mengambil daging dan melihat ke arah Kenzo. "Selamat untuk hari jadian kalian. Gue harap lo bakalan terus jaga Lian." Setelahnya Kyra kembali mengambil sayuran dan daging yang ia inginkan tanpa menunggu respon Kenzo. "Yah, ini juga bertahan karena lo." Gerakan Kyra terhenti. Kedua matanya mendongak menatap Kenzo. "Gue bersyukur bisa bertahan sama cewek yang benar-benar ngehargain gue. Cewek yang gue yakini nggak akan bikin gue kayak sampah. Cewek yang gue percaya nggak akan bermuka dua." Saat itu juga Kenzo menatap Kyra, seolah berniat membunuhnya dengan tatapan itu. "Sekarang gue tahu lo benar-benar nggak pernah bisa lupain hal itu. Bahkan setelah lo tunangan dan bakalan nikah, lo masih ingat hal yang seharusnya udah lo buang demi Lian. You know, ini menjijikkan, Ken." Kyra tidak tahan lagi. Setelah mengambil sedikit daging dan sayuran, ia segera kembali duduk di sisi Arka dan mulai bercengkerama dengan Lian serta Arka meski pikirannya tidak fokus. Kyra tidak pernah menduga Kenzo akan mengatakan hal itu di depannya dengan raut wajahnya yang tersakiti. Kyra sadar akan hal itu. Tapi seperti perkataannya, Kenzo terlihat menjijikkan. "Li, kamu bawa saus pedas nggak?" Kyra mendongak setelah mendengar Kenzo yang menanyakan saus pedas kepada Lian. Saat ini Kenzo-lah yang duduk dan bergantian dengan Arka. "Ada, aku ambilkan ya." Setelah Lian pergi, otomatis hanya tinggal Kyra dan Kenzo. Kyra bahkan sudah merasakan suasana yang sangat tidak enak. Ia mencoba untuk mengabaikan Kenzo dan memainkan ponselnya. Kenzo: Lebih menjijikkan mana gue sama apa yang udah lo lakuin? Kyra mengerutkan kening ketika mendapatkan pesan dari Kenzo. Kyra langsung menatap Kenzo dan memberikan tatapan yang sudah biasa ia berikan kepada Kenzo. Kyra memilih untuk mengabaikan pesan Kenzo, hingga kemudian satu pesan dari Kenzo kembali muncul. Kenzo: Gue nggak bisa lupa, bukan karena keinginan gue, tapi karena apa yang lo lakuin itu ngasih pelajaran ke gue. Lo tau kita belajar dari pengalaman, 'kan?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD