44.Tempur

2991 Words

Dengan langkah cepat dan panjang,aku menuju unit penthouseku. “Lah kok?”tanyaku karena melihat si Neneng membuka pintu tapi tidak dengan lingerie seperti saat di layar handphone. “Salam dulu,bukan otak ngayap sama lingerie”omelnya mendahuluiku masuk. Aku tertawa sambil menutup pintu. “Asalamualaikum mama Zia….”kataku. Dia tersenyum. “Walaikumsalam papa Eno…..”jawabnya. “Salam udah,sekarang buka baju”godaku. Dia terbelak. “KEBUDAKAN!!!”jawabnya lalu berlalu meninggalkanku. Aku tertawa lagi,dan duduk di sofa ruang tengah untuk membuka sepatu,jas dan dasiku. “Nih yang….”katanya menyerahkan segelas air putih dingin setelah dia ikutan duduk di sebelahku. “Makasih…..”sambutku berbinar. “Macet ya?”tanyanya setelah aku meletakkan gelas kosong di meja. Aku menghela nafas. “Jakarta…se

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD